Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Guardiola yang Tak Terbiasa Menjadi Pengejar
3 Februari 2019 13:55 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Perjalanan Manchester City pada Premier League 2018/19 menjadi pengalaman tak biasa buat pelatih Pep Guardiola. Alih-alih melindungi diri dari kejaran tim lain, The Citizens harus memburu Liverpool yang bertengger di puncak klasemen.
ADVERTISEMENT
Lihat saja bagaimana rekam jejak Guardiola ketika mengantarkan klub asuhannya ke podium juara liga domestik. Dari tujuh kesuksesan bersama Barcelona, Bayern Muenchen, dan City, dia selalu memulainya dengan memuncaki tabel sebelum musim dingin.
Pengecualian hanya pada musim 2009/10. Ketika itu, dia mengantarkan Barcelona mengudeta puncak klasemen dari Real Madrid beberapa pekan sebelum kompetisi La Liga rampung.
Anomali itulah yang harus dirasakan Guardiola dengan Liverpool kini. City tengah tertahan di posisi ketiga berbekal raihan 56 poin, terpaut lima angka dari Liverpool di puncak tabel.
"Ya, ini merupakan tantangan baru bagi saya," tutur Guardiola sebagaimana dilansir oleh Guardian.
Semakin berat perjuangan Guardiola dan City karena agenda berikutnya adalah menjamu Arsenal di Stadion Etihad, Minggu (3/2/2019) malam WIB. Bukanlah pertandingan mudah buat para pemain City yang moralnya tengah anjlok setelah kekalahan 1-2 dari Newcastle United di laga sebelumnya.
Sementara itu, Liverpool mendapatkan lawan lebih mudah. Pasukan Juergen Klopp cuma bersua West Ham United yang menduduki posisi ke-12, Selasa (5/2) dini hari WIB.
Kendati begitu, Guardiola meminta anak-anak asuhnya agar tidak terdistraksi dengan hasil tim lain. Baik itu Liverpool maupun Tottenham Hotspur yang menempati peringkat kedua dengan keunggulan satu angka atas City.
"Ini merupakan pekan yang penting. Namun, apabila kami masih terlihat sebagai pesaing gelar setelah pekan ini, masih ada sejumlah pertandingan penting lainnya," ucap Guardiola.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana kami menjadi juara dengan mengejar dari belakang? Apa yang harus kami lakukan? Satu-satunya cara adalah fokus," tuturnya.
Nah, untuk menjaga fokus, mentalitas pemain dianggap menentukan. Faktor ini, menurut Guardiola, tidak bergantung oleh komunikasi yang berapi-api di depan publik.
"Saya sudah bertemu dengan pemain-pemain hebat yang tidak berbicara satu kata pun. Dan saya juga sudah melihat pemain banyak bicara di ruang ganti, tetapi malah tertekan saat masuk ke lapangan," kata Guardiola.
"Saya memiliki banyak sosok pemimpin yang bisa membantu tim melangkah maju di situasi buruk. Mereka harus melakukannya lagi," ujarnya.