Gusti Randa: Dulu Penyanyi, Kini Orang Nomor Satu di PSSI

19 Maret 2019 20:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Ketua Umum PSSI, Gusti Randa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Ketua Umum PSSI, Gusti Randa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Gusti Randa, sosok yang sempat akrab di mata khalayak sebagai aktor dan penyanyi. Ia pernah membintangi sinterton 'Siti Nurbaya' dengan berperan sebagai Samsul Bahri pada awal 1990-an. Kiprahnya apiknya di layar kaca juga tampak di sinetron Mahkota Mayangkara, Mahkota Majapahit, Singgasana Brama Kumbara, dan Tiga Bidadari.
ADVERTISEMENT
Tak cuma itu, Gusti juga bergelut di dunia tarik suara dengan tembang kenamaan berjudul 'Ingin Kembali' ciptaan Youngky R. M. Dunia hiburan bukan satu-satunya yang melambungkan nama pria 53 tahun itu.
Gusti juga berprofesi sebagai pengacara dan politikus. Sebagai politikus, ia tercatat sempat menjadi calon legislatif DPR RI di Sumatra Barat pada pemilihan umum (pemilu) 2009. Akan tetapi, karier politiknya tak begitu moncer. Malah, profesi sebagai pengacara yang membawa Gusti ke dunia sepak bola.
Gusti Randa dan Nia Paramitha. Foto: Munady Widjaja
Tengok saja pada 2011 lalu ketika ia menjadi kuasa hukum Persija. Gusti menangani kasus pengeroyokan yang dilakukan pemain dan ofisial 'Macan Kemayoran' kepada pemain Sriwijaya FC.
Pria kelahiran 15 Agustus 1965 itu juga menangani kasus sengketa Persija pada tahun yang sama. Kala itu, Persija diperebutkan tiga kubu, yaitu Benny Erwin dan Ferry Paulus, Nachrowi dan Toni Tobias, serta Hadi Basalamah dan Bambang Sucipto.
ADVERTISEMENT
Gusti yang berada di belakang Benny dan Ferry menentang keputusan PSSI yang telah memenangkan kubu Hadi Basalamah dan Bambang Sucipto sebagai pemilik sah Persija. Saat itu, memang kondisi sepak bola Indonesia tengah amburadul.
Federasi sendiri terjadi dualisme. Tak ayal, kondisi itu melahirkan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Gusti lantas bergabung dengan KPSI lantaran ia berseberangan dengan PSSI. Bahkan, ia menjabat Ketua Komite Disiplin KPSI.
Dualisme usai begitu Kongres Luar Biasa PSSI digelar pada 2012. Gusti ikut mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Sayang, ia hanya meraup 2 suara, kalah telak dari La Nyalla Mattalitti yang memperoleh 79 dari total 81 pemilik suara.
Meski kalah suara, Gusti menduduki kursi Departemen Hukum PSSI. Bahkan, Gusti punya “dua kaki” di sepak bola. Pada 2013, ia juga terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta periode 2013-2017. Artinya, Gusti punya dua jabatan.
ADVERTISEMENT
Perjalanan Gusti bersama PSSI makin langgeng sekaligus menegaskan dirinya ingin mendalami sepak bola. Namanya kembali disebut pada 2015 kala PSSI kisruh dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi.
Imam kemudian membekukan PSSI tak lama setelah La Nyalla Mattalitti dinyatakan menang dalam pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Dalam susunan kepengurusan PSSI tersebut, Gusti menduduki kursi Ketua Komite Hukum.
(kiri ke kanan) Ratu Tisha Destria, Gusti Randa, dan Maruarar Sirait saat Pengundian Babak 8 Besar Piala Presiden 2019 di Ruang Konferensi Pers Stadiom GBK, Jakarta, Selasa (19/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Usai pembekuan itu, ada desakan kembali menggelar Kongres Luar Biasa pada 2016. Tiga nama didesak keluar dari kepengurusan, yaitu La Nyalla, Johar Lin Eng, dan Gusti Randa. Alhasil, Gusti mundur dari jabatannya.
Namun, kepergian Gusti dari PSSI tak berlangsung lama. Begitu kepengurusan PSSI periode 2016-2020 terbentuk, ia kembali masuk dalam jajaran pengurus. Pria 53 tahun itu menjabat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI bidang hukum dan status pemain.
ADVERTISEMENT
Kursi Exco PSSI itu membuat Gusti mengundurkan diri dari jabatan Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta. Memang, Gusti mendapat tekanan sejak awal menggawangi Asprov PSSI DKI Jakarta. Ketika ia menang dalam pemilihan Ketua Asprov PSSI DKI, banyak pihak tidak setuju. Bahkan, Gusti dicap gagal menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tiga tahun di Asprov PSSI DKI.
Kontroversinya sosok Gusti tak membuat dirinya kehilangan kekuatan di sepak bola Indonesia. Dalam dua tahun terakhir namanya makin populer. Ia bahkan mengaku tak kapok sudah terjun di sepak bola.
“Saya bukan tipe orang yang kapok. Saya cuma menyadari ini kenyataannya di sepak bola kita. Ini baru lingkup kecil saja di sepak bola. Saya jadi pengacara lebih enak karena independen. Exco PSSI juga enak. Main film malah lebih enak. Paling tidak enak cuma politik,” ujar Gusti ketika ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Plt. Ketua Umum PSSI, Gusti Randa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Gusti menyebut badai yang menerpa PSSI akhir-akhir ini justru membuat federasi lebih baik.
“Suasana kebatinan di PSSI biasa saja. Satgas (Satuan Tugas Antimafia Bola) ini masuk memberantas mafia. Silakan saja, kami tidak menghalangi. Tersangka sudah diangkut. Saya dari pandangan sebagai advokat dan bidang hukum Exco PSSI selama ada faktanya silakan saja. Ke depan siapa pun yang memimpin PSSI tidak bisa macam-macam karena banyak yang mengawasi. Efeknya positif atau negatif itu waktu yang menentukan,” tuturnya.
Pada 2019, nama Gusti pun semakin berkibar. Ia memangku dua jabatan strategis sekaligus. Ditunjuk sebagai Komisaris PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan terkini ialah selaku pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PSSI setelah Joko Driyono melimpahkan tugas harian mengamomandoi federasi kepadanya.
ADVERTISEMENT