Hanya Jatuhkan Sanksi Tanpa Beri Solusi, PSSI Dikritik

3 Oktober 2018 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo PSSI (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Logo PSSI (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
ADVERTISEMENT
Persib Bandung menjadi pihak terhukum atas kasus kematian Haringga Sirla. Pendukung Persija Jakarta itu meninggal lantaran dikeroyok saat akan menyaksikan laga Persib vs Persija, 23 September 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Sembilan poin hukuman diterima klub berjuluk 'Maung Bandung' ini dari Komisi Disiplin PSSI. Dua poin di antaranya mengharuskan Persib melakoni laga kandang di luar Pulau Jawa hingga akhir musim 2018 dan tampil tanpa penonton (pada laga kandang) hingga pertengahan musim 2019. 
Selasa (2/10/2018), pada hari yang sama sanksi Persib dijatuhkan, PSSI juga mengumumkan bahwa Liga 1 kembali bergulir pada 5 Oktober 2018. Sebelumnya, PSSI menyatakan bahwa Liga 1 dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan. Alasannya, mereka berusaha mengusut tuntas kasus Haringga.
Tidak hanya itu, PSSI juga berjanji mencarikan solusi terhadap kasus kekerasan antarsuporter. Namun, janji tinggal janji. Yang dilakukan oleh PSSI akhirnya hanya sebatas menjatuhkan sanksi kepada Persib.
"Kalau berbicara tepat atau tidak tepat kurang bijak menurut saya. Karena apa, sebelum kasus Haringga ada kasus suporter meninggal juga di Malang, kenapa nggak diusut juga? Saya melihat putusan ini terkesan latah, ya," ujar eks pemain Timnas Indonesia di era 90-an, Supriyono Prima, ketika berbincang dengan kumparanBOLA lewat sambungan telepon, Rabu (3/10/2018).
ADVERTISEMENT
"Saya juga enggak kepengin mengaitkan dengan hukuman Persib. Tidak. Cuma, harapan saya, PSSI mestinya bikin dari nol SOP (Standar Operasional) dan regulasi yang mengatur pemain, tim, manajemen klub maupun suporter. Bikin regulasi yang nantinya jika melakukan sesuatu, sudah ada ketegasan berupa sanksi," katanya menambahkan. 
Sebelum Komdis PSSI menjatuhkan sanksi terhadap Persib, ada beberapa pihak yang meminta agar kasus kekerasan antarsuporter diusut tuntas. Pertama, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora); kedua, Asosisasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Sembari menyelesaikan kasus tersebut, kedua pihak juga meminta kompetisi Go-Jek Liga 1 dihentikan sementara waktu. 
Anggota The Jakmania ziarah ke makam Haringga Sirla di Indramayu, Senin (24/9). (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota The Jakmania ziarah ke makam Haringga Sirla di Indramayu, Senin (24/9). (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Akan tetapi, ketika tiba-tiba putusan sudah dibuat, lalu kompetisi seketika berjalan kembali. Menurut Supriyono, justru hukuman ini merugikan sebelah pihak yakni Persib. 
ADVERTISEMENT
"Kalau saya, dua pekan yang diinginkan Kemenpora itu oke, dalam bentuk belasungkawa, investigasi dan lain-lain diberhentikannya kompetisi. Tetapi ketika off, mestinya PSSI juga sambil membuat regulasi baru dan amandemen seperti apa ke depannya agar tak kejadian lagi suporter meninggal karena mendukung tim kesayangannya."
"Coba kita teliti, kasus meninggalnya Haringga ini 'kan di luar stadion. Harapan saya, bikin regulasi, tetapi jangan menjalankan setengah-setengah. Dan tolong berpikir bijak dan arif karena ini demi sepak bola Indonesia juga," kata Supriyono.