Harry Kane dan Rasa Lapar yang Akan Membawanya Lebih Jauh

27 Desember 2017 6:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harry Kane dan selebrasinya. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Harry Kane dan selebrasinya. (Foto: Reuters/Paul Childs)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Ada rasa lapar dalam dirinya untuk mendapatkan bola dan memasukkan bola ke dalam gawang. Dia sedang dalam kepercayaan diri tinggi dan segala yang ada pada dirinya itu berkelas."
ADVERTISEMENT
Kutipan di atas merupakan ucapan dari Alan Shearer, sosok Inggris yang produktif di masa lampau ketika dia masih menjadi pemain. Sebagai penyerang, Shearer tentu tahu bagaimana karakteristik penyerang-penyerang yang selalu lapar dan haus akan gol. Dia tahu karena dia pernah menjadi pemain seperti itu.
Penyerang yang lapar dan haus akan gol, seperti yang diujarkan oleh Shearer di dalam kutipannya, akan selalu punya dua hasrat: hasrat untuk mendapatkan bola sesegera mungkin dan hasrat untuk menceploskan bola yang dia dapat ke gawang lawan. Karena dua hasrat di atas, penyerang dengan tipikal seperti ini lazimnya akan mencetak banyak gol. Gol-gol yang membuat namanya melambung dan mudah diingat oleh orang .
Lalu, siapa sebenarnya orang yang dibicarakan Shearer di dalam kutipannya? Dia adalah sosok yang baru saja memecahkan rekornya ketika mencetak trigol ke gawang Southampton. Dia adalah Harry Kane. Dengan trigol yang dia cetak, Kane melampaui rekor Shearer yang mampu mencetak 36 gol dalam satu tahun. Kane, dengan jumlah penampilan yang lebih sedikit, berhasil menceploskan 39 gol ke gawang lawan.
ADVERTISEMENT
Namun bukan perkara gol yang sudah dilampaui yang mungkin membuat Shearer kagum dan sedikit teringat akan masa lalunya ketika melihat Kane. Lebih jauh, dia melihat rasa lapar Kane untuk mencetak gol. Rasa lapar yang bisa membawa Kane melangkah lebih jauh, sama seperti dirinya di masa muda dulu.
***
Hampir sama seperti makhluk lain pada umumnya yang diciptakan oleh Tuhan, manusia juga memiliki sebuah rasa bernama rasa lapar. Rasa lapar ini lazim muncul ketika manusia, ataupun makhluk Tuhan yang lain, berada dalam situasi minim energi dan membutuhkan asupan untuk melanjutkan hari-hari yang mereka jalani.
Untuk menghilangkan rasa lapar tersebut, sederhananya manusia akan mencari makanan agar rasa lapar itu hilang dan terpuaskan. Berbagai makanan akan dicoba, dan berbagai tempat makan akan mereka kunjungi untuk memuaskan rasa lapar tersebut. Sebelum rasa lapar terpuaskan, manusia takkan berhenti mencari, sebelum akhirnya rasa lapar itu terpuaskan.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga berlaku bagi penyerang. Rasa laparnya akan gol akan dia puaskan dengan cara menjebol gawang lawan. Jika tim yang dia bela tidak bisa memuaskan hasratnya dalam mencetak gol ini, maka dia akan mencari tim lain. Tim yang selain membutuhkan jasanya untuk mencetak gol, juga bisa memuaskan rasa laparnya akan mencetak gol.
Inilah yang berlaku pada sosok Harry Kane. Di tengah usianya yang sekarang perlahan memasuki masa-masa emas sebagai seorang pesepak bola, dia sekarang sudah menemukan tim yang membutuhkan jasanya sekaligus bisa mengatasi rasa laparnya akan mencetak gol. Tim itu bernama Tottenham Hotspur, tim yang sudah dia bela sejak musim 2013/2014 silam. Tim yang tahu bagaimana caranya memanfaatkan kemampuan Kane sekaligus mengatasi rasa lapar Kane akan gol.
Harry Kane bersinar  di laga melawan Burnley. (Foto:  REUTERS/David Klein )
zoom-in-whitePerbesar
Harry Kane bersinar di laga melawan Burnley. (Foto: REUTERS/David Klein )
Memang pada awalnya banyak yang meragukan kemampuan dari Kane ini. Pada masa-masa awal kedatangannya kembali dirinya ke tim Tottenham senior, banyak yang meragukan kemampuannya. Dia hanya dianggap sebagai pemain one hit wonder dan akan tenggelam selayaknya kebanyakan para pemain muda Inggris yang gagal berpendar ketika dipercaya untuk tampil di tim senior sebuah klub Premier League.
ADVERTISEMENT
Namun seperti yang diujarkan oleh orang-orang yang sudah mengenalnya semasa dia masih bermain di tim muda Tottenham, Kane memiliki talenta yang jarang dimiliki oleh pemain-pemain muda Inggris yang lain. Clive Allen, mantan pemain Spurs dan Timnas Inggris yang sudah memantau perkembangan Kane sejak remaja, mengungkapkan bahwa dia memang memiliki sesuatu.
"Anda bisa melihat dari sejak hari ketika dia (Harry Kane) masuk ke akademi kami (akademi Spurs), dia punya hasrat yang tinggi untuk berkembang. Satu hal lain yang bisa saya katakan, hal yang tidak saya lihat di dalam diri pemain-pemain muda yang lain, adalah hasratnya yang menggebu pada sepak bola," ujar Allen seperti dilansir BBC.
"Dia (Kane) benar-benar mencintai dan suka bermain sepak bola. Dia senang mencetak gol. Saat saya menjadi staf perkembangan pemain muda di Tottenham, dia adalah remaja yang baik, juga pria yang baik." tambahnya.
ADVERTISEMENT
Apa yang diujarkan oleh Allen memang benar-benar terjadi. Alih-alih melempem, Kane justru berpendar di skuat Tottenham. Kedatangan Mauricio Pochettino ke Spurs membuat Kane semakin berkembang lebih jauh lagi.
Karakternya yang memang tidak menyerah untuk belajar, serta punya rasa lapar yang konstan untuk mencetak gol, membawanya menjadi salah satu penyerang yang kini tidak hanya disegani di Inggris, bahkan disegani di Eropa. Dalam ajang Ballon d'Or 2017, dia jadi satu-satunya pemain asli Inggris yang masuk nominasi.
Terkhusus tahun 2017 saja, dia berhasil menorehkan rekor gol terbanyak, melebihi pemain-pemain besar macam Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Robert Lewandowski, dan Edinson Cavani. Total dari 50 pertandingan yang dia jalani sepanjang 2017 ini, Kane sukses mencetak 50 gol.
ADVERTISEMENT
Cetakan gol yang banyak ini mencerminkan rasa lapar Kane yang begitu lapar akan gol. Pertanyaannya adalah, apakah Spurs akan terus mampu memuaskan rasa lapar Kane?
***
Mungkin untuk saat ini rasa lapar Kane setidaknya sudah teratasi. Dia menemukan tim yang dapat memaksimalkan potensinya sekaligus memuaskan rasa laparnya akan gol dalam wujud Tottenham Hotspur. Tapi itu tidak akan selamanya.
Jika dia terus merasa lapar, juga terus ingin mencetak gol, dia akan terbang jauh. Dengan rasa lapar yang dia miliki, kelak mungkin ada tim-tim yang lebih besar dari Spurs yang bisa memahami rasa laparnya dan memberikannya ruang untuk mencetak gol lebih banyak bagi Kane.
Oleh karena itu, jika sampai kini Kane masih merasa lapar, itu adalah hal yang wajar. Teruslah lapar, maka bukan tidak mungkin di masa depan nanti Kane akan melangkah lebih jauh.
ADVERTISEMENT