Imbang Lawan Udinese, Milan Gagal Pupus Tren Negatif

3 April 2019 2:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Milan dan Udinese berduel. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Milan dan Udinese berduel. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren negatif masih menghantui AC Milan di pekan 30 Serie A 2018/19 ini. Menjamu Udinese di San Siro, Rabu (3/4/2019) dini hari WIB, Milan harus puas bermain imbang 1-1. Sempat unggul lewat gol Krzysztof Piatek, Udinese mampu menyamakan kedudukan lewat Kevin Lasagna.
ADVERTISEMENT
Akibat dari hasil ini, Milan gagal memperlebar jarak dengan Lazio dan Atalanta di klasemen sementara Serie A. Milan saat ini berada di posisi empat dengan poin 52, terpaut empat angka dari Lazio dan Atalanta yang berada di posisi lima dan enam.
***
Di pertandingan ini, Milan menurunkan formasi yang sedikit berbeda. Kali ini, mereka turun dengan formasi 4-3-1-2. Krzysztof Piatek dan Patrick Cutrone jadi duet di lini depan, ditemani Lucas Paqueta sebagai gelandang serang. Alessio Romagnoli dan Mateo Musacchio memegang komando di lini pertahanan. Lucas Biglia, Hakan Calhanoglu, dan Tiemoue Bakayoko melapis lini pertahanan.
Sementara itu, Udinese menurunkan hampir semua pemain kuncinya di pertandingan ini. Lini depan diisi oleh Kevin Lasagna dan Ignacio Pussetto, dilapisi oleh Rodrigo De Paul, Valon Behrami, dan Seko Fofana di lini tengah. Ketiga pemain tengah itu juga melapisi lini pertahanan yang diisi trio Sebastien De Maio, Nicholas Opuku, serta Samir.
ADVERTISEMENT
Sejak awal laga, Milan yang memang membutuhkan kemenangan langsung menekan Udinese. Meski harus diwarnai keluarnya Gianluigi Donnarumma karena cedera pada menit 12 (digantikan Pepe Reina), permainan Milan tetap agresif. Aliran bola yang cepat menjadi cara yang dipakai Milan membongkar skema tiga bek Udinese. Dua penyerang mereka juga kerap melebar.
Menarik memang melihat pembagian peran dari Cutrone dan Piatek ini. Keduanya tidak berada di kotak penalti dalam waktu bersamaan. Terkadang Piatek yang berada di kotak, terkadang juga Cutrone. Semua tergantung dari siapa yang melebar terlebih dahulu. Siapa yang tidak melebar, ia langsung masuk kotak.
Menghadapi Milan yang bermain agresif seperti ini, Udinese tidak gentar. Alih-alih tertekan, mereka malah mampu menguasai bola dengan tenang. Bahkan, mereka juga beberapa kali mampu melepas serangan ke lini pertahanan Milan. Meski tidak berbahaya, setidaknya hal ini menunjukkan bahwa Udinese tidak takut.
ADVERTISEMENT
Memasuki 15 menit akhir babak pertama, tekanan Milan semakin menjadi. Dua bek sayap Milan di laga ini, Ignazio Abate dan Diego Laxalt, mulai lebih sering membantu serangan. Sial bagi Milan, sejalan dengan tekanan yang lebih intens, mereka harus kehilangan Paqueta pada menit ke-40 karena cedera. Ia digantikan oleh Samu Castillejo.
Tapi, hal itu ternyata tidak memberikan dampak berarti. Selang empat menit dari keluarnya Paqueta, Milan sukses mencetak gol perdana. Berawal dari umpan matang yang dilepas dari area sisi kanan penyerangan, Cutrone menerima bola dekat kotak penalti. Ia lalu melepas umpan silang, dan umpan itu sukses dimanfaatkan oleh Piatek menjadi gol.
Piatek merayakan gol ke gawang Udinese. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Skor berubah 1-0 untuk keunggulan Milan, sekaligus menjadi skor penutup babak pertama.
ADVERTISEMENT
Begitu babak kedua dimulai, Milan kembali menggebrak. Sadar bahwa keunggulan satu angka belum aman, mereka pun tetap menerapkan apa yang mereka lakukan di babak pertama. Aliran bola mereka pegang, ditambah dengan umpan-umpan pendek kombinasi. Tak jarang juga mereka melepas serangan langsung.
Namun, meski banyak menguasai bola, Milan justru terkena petaka di babak kedua ini. Udinese yang memasukkan Stefano Okaka dan Ben Wilmot mampu mencetak gol penyama kedudukan pada menit 65. Diawali serangan balik cepat, Fofana mengirim bola kepada Lasagna. Dengan klinis, Lasagna menyelesaikan umpan tersebut menjadi gol. Skor berubah 1-1.
Melihat reaksi lawan yang apik ini, Milan langsung bergerak. Pada menit 68, mereka memasukkan amunisi anyar, Davide Calabria, untuk menambah daya dobrak di lini serang. Tapi, Udinese yang sudah menemukan ritmenya langsung balik menekan Milan dengan agresif. Malah, pada menit 71, Lasagna hampir saja mencetak gol kedua bagi Udinese.
ADVERTISEMENT
Memasuki 15 menit akhir babak kedua, pertandingan berjalan lebih seru. Saling serang menghiasi permainan kedua tim. Udinese tidak lagi pasif. Jika ada kesempatan, mereka tak segan menekan para pemain Milan yang menguasai bola. Bukan cuma itu, mereka juga mampu memanfaatkan ruang-ruang kosong di lini pertahanan Milan.
Fofana, Lasagna, dan Okaka menjadi motor serangan Udinese di akhir babak kedua ini. Ditekan oleh Udinese, ketajaman permainan Milan sedikit menurun. Apalagi, mereka kehilangan sosok pengatur permainan di area sepertiga akhir. Castillejo yang diplot sebagai pengganti Paqueta tidak mampu berbuat banyak. Ia malah banyak melebar ke sayap, alih-alih jadi distributor bola.
Kegagalan Udinese dan Milan dalam menambah angka di sisa waktu babak kedua ini membuat laga berakhir dengan skor imbang 1-1.
ADVERTISEMENT