Jalan Pintas ke Stadion GBT: Berkah Bonek, Musibah Petani Tambak

7 Juli 2019 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan Bonek pulang usai Kongres PSSI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Bonek pulang usai Kongres PSSI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat kemarau panjang menjelang, kata Suwari kepada kumparanBOLA, tambak garam di sekitar Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) akan mengering. Hal ini lantas menjadi kerugian bagi para petambak macam dia. Namun, hal demikian tak berlaku buat pendukung Persebaya Surabaya alias Bonek.
ADVERTISEMENT
Masa kemarau dan kekeringan tambak garam, untuk Bonek, adalah berkah. Keadaan tersebut memungkinkan mereka memiliki 'jalur pintas' menuju stadion guna mendukung tim kebanggaan.
Ya, melewati jalan tersebut memang lebih lancar ketimbang rute yang dilewati kebanyakan penonton: Jalan Stadion GBT. Dengan catatan, tambak tersebut harus benar-benar kering. Bila tidak, momen kocak beberapa tahun lalu adalah yang lantas akan terlihat.
Kala itu, kenang Suwari, puluhan Bonek terlihat melintasi tambak garam dari sisi arah barat. Tatkala mulai mendekati stadion, tiba-tiba langkah salah satu di antara mereka terhenti. Penyebabnya, kaki Bonek tersebut terbenam ke tambak yang belum kering benar.
Seketika, Bonek tersebut meneriakkan kata-kata kasar dengan Bahasa Jawa.
Suwari mengisahkan cerita tersebut sehari jelang pertandingan Persebaya Surabaya melawan Persib Bandung, yang skor akhirnya 4-0 itu. Tepatnya, pada Kamis (4/7/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Hamparan tambak padang di sekitar Stadion Gelora Bung Tomo. Foto: Angga Putra/kumparan
Saat itu, ia tengah berdiri di salah satu pelang tambak garam miliknya yang begitu dekat dengan lahan tempat 'tertanamnya' stadion.
"Di sekeliling bagian depan ini tambak semua, Mas. Yang di bagian sebelah sana sawah. Kalau stadionnya ini dulunya juga tambak," ucap Suwari.
Sebagai seorang petani tambak, Suwari mengatakan bahwa momen-momen Bonek melewati rute tersebut cukup mengganggu. Meski begitu, ia berusaha maklum.
Ia tahu bahwa melewati jalan utama untuk menuju stadion, lebih-lebih saat hari pertandingan, lebih-lebih lagi jika big match, terasa seperti menunggu lampu merah yang tak kunjung menjadi hijau. Macetnya minta ampun.
Bayangkan saja, akses jalan menuju gerbang masuk stadion terbilang kecil. Dan, nahasnya, ini mesti dilewati oleh puluhan ribu Bonek.
ADVERTISEMENT
Pada awal 2019, Pemerintah Kota Surabaya memang sudah memperlebar jalan tersebut. Bahkan, kini berkali-kali lipat lebih lebar. Dari yang dulunya hanya bisa diisi oleh satu mobil, kini bisa dilewati tiga sampai empat mobil sekaligus.
Dengan pelebaran tersebut, kemacetan mulai berkurang. Namun, menurut Suwari, hal tersebut tak serta-merta menyelesaikan masalah lantaran sebatas mengurangi. Sejumlah Bonek yang kumparanBOLA jumpai juga berkata serupa.
Kiki, misalnya, bersyukur karena Jalan Stadion GBT telah mengalami pelebaran. Namun, ia masih mengeluhkan lantaran cuma ada satu jalur yang menghubungkan jalan raya ke stadion, yakni Jalan Jawar. Itu pun tergolong sempit.
Salah satu Bonek menuju bus usai Kongres PSSI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Belum lagi sejumlah jalan sebelum memasuki Jalan Jawar juga tak begitu luas, seperti jalan di sekitar Benowo dan Semeni. Hal inilah yang terkadang masih menyebabkan kemacetan, meski jalan menuju gerbang tadi sudah diperlebar.
ADVERTISEMENT
"Kadang masih suka macet, Mas," tutur Kiki yang berasal dari Surabaya ini.
kumparanBOLA menjumpai Kiki pada hari saat pertandingan melawan Persib. Sebagai catatan, penonton yang hadir saat itu berjumlah 50 ribu lebih.
Lantas, bagaimana kondisi Jalan Stadion GBT dan Jalan Jawar sebelum pertandingan tersebut digelar?
Dalam pantauan kumparanBOLA yang berangkat menuju stadion sekitar pukul 13.30 WIB, jalanan hari itu terhitung lancar. Hal ini diamini pula oleh Kiki.
"Enggak begitu macet sih. Mungkin karena aku datangnya jam 1-an (lima jam sebelum pertandingan). Kalau jam-jam sekarang (sekitar 15.30 WIB) masih di jalan depan sana pasti bakal kena macet," ucap Kiki.
Untuk membuktikan ucapan Kiki, kumparanBOLA coba menemui beberapa suporter lain, salah satunya Idhar. Ia baru saja tiba di stadion sekitar pukul 17.00 WIB. Kami lantas bertanya bagaimana keadaan di jalan sebelum memasuki stadion.
ADVERTISEMENT
"Macet parah, Mas. Rumahku enggak jauh, tetapi baru sampai di sini sejaman lebih," katanya.
Suasana Nobar Bonek di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (6/10/2018). Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
Menurut Idhar, besar kemungkinan kemacetan hari itu disebabkan oleh adanya truk yang terguling di sekitar Benowo atau sebelum memasuki jalan menuju Stadion GBT.
Walaupun tak ada insiden tersebut, Idhar tetap memprediksi bahwa kemacetan masih saja akan terjadi. Seperti yang sebelumnya sempat diucapkan Kiki, akses jalan yang begitu kecil adalah alasannya.
"Semoga jalan di depan sini bisa dilebarin lagi atau ditambah. Repot juga kalau tiap pertandingan harus kayak ini," ujar Idhar.