Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mari keluar sebentar dari pesta juara Manchester City. Beranjak dari Pierre-Emerick Aubameyang, Mohamed Salah, dan Sadio Mane yang ditahbiskan sebagai topskorer Premier League 2018/19 serta Eden Hazard yang dianugerahi sebagai pengukir assist terbanyak.
ADVERTISEMENT
Selain keempat nama di atas, ada satu pemain yang sangat layak untuk mendapat apresiasi lebih: James Maddison.
Siapa yang menyangka gelandang berusia 22 tahun itu menjadi pemrakarsa peluang terbanyak di Premier League musim ini. Sudah 100 peluang ia ciptakan, masih lebih banyak dari Hazard dan Ryan Fraser yang berada di posisi dua teratas top assist.
Lantas, apa yang membedakan Maddison dengan Hazard serta Fraser?
Begini, Leicester tak punya corong gol lagi selain Jamie Vardy. Kelechi Iheanacho yang jadi pelapisnya juga jauh dari kata produktif. Sementara Demarai Gray atau Marc Albrighton tak lebih dari sekadar winger konvesional. Ini berbeda dibanding Fraser yang punya Callum Wilson dan Joshua King, atau Hazard yang dibantu Pedro, Gonzalo Higuain, dan secondline macam Ruben Loftus-Cheek.
ADVERTISEMENT
Pun demikian soal torehan gol. Chelsea dengan 63 gol, Bournemouth dengan 56, serta Leicester yang cuma mengemas 51. Nah, 35% dari total lesakan The Foxes di Premier League itu, atau lebih tepatnya 18 gol, berasal dari Vardy.
Minimnya alternatif pencetak gol itulah yang jadi penghambat Maddison untuk menambah pundi-pundi assist-nya. Terlebih, konversi peluang Vardy juga tak bagus-bagus amat. Menurut situs resmi Premier League, mantan pemain Fleetwood Town tercatat telah membuang 17 peluang emas di musim ini--tertinggi keempat.
Justru Maddison yang jadi opsi kedua Leicester untuk mendulang gol selain Vardy. Total 7 golnya di Premier League musim ini jadi acuan. Oh, ya, jumlah tersebut masih lebih banyak dari kalkulasi gol Iheanacho, Albrighton, dan Gray.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal kemampuan memprakarsai sekaligus mengakhiri peluang, Maddison sebenarnya sudah membuktikannya bersama Norwich City di musim lalu. Ia sukses mendulang 14 gol dan 8 assist sepanjang gelaran Divisi Championship 2017/18. Bisa ditebak, itu merupakan torehan tertinggi di antara seluruh penggawa Norwich.
Kompletnya sosok Maddison ini yang kemudian membuatnya terpilih untuk masuk dalam tim terbaik Divisi Championship musim itu. See? Jadi cukup logis andai Leicester berani merogoh kocek sebesar 25 juta poundsterling untuk menggaetnya dari The Canaries--sekaligus menjadi pembelian termahal mereka.
Sejauh ini, Leicester cukup berhasil mengembangkan komposisi timnya. Keputusan untuk menunjuk Brendan Rodgers sebagai arsitek tak buruk-buruk amat. Begitu pula dengan langkah meminjam Youri Tielemans dari AS Monaco yang sejauh ini tepat. Ya, sudah 3 gol dan 4 assist yang dibuat pemain asal Belgia itu dari 13 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Tinggal bagaimana Leicester mencari pelapis atau tandem ideal untuk Vardy di lini depan. Satu lagi yang terpenting, mempertahankan Maddison agar tak mengikuti jejak Riyad Mahrez yang memutuskan untuk hengkang.
Live Update