Jangan Senang Dulu, Wahai Barcelona

13 Agustus 2018 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barcelona menjuarai Piala Super Spanyol. (Foto: Jon Nazca/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Barcelona menjuarai Piala Super Spanyol. (Foto: Jon Nazca/Reuters)
ADVERTISEMENT
Secara dramatis, Barcelona berhasil menundukkan Sevilla 2-1 dan merengkuh Piala Super Spanyol, Senin (13/8/2018) dini hari WIB. Tertinggal satu gol lebih dulu lewat aksi Pablo Sarabia, Blaugrana berhasil mencetak dua gol balasan via Gerard Pique dan Ousmane Dembele.
ADVERTISEMENT
Sevilla sebenarnya berpeluang besar menyamakan kedudukan di pengujung laga. Beruntung bagi Barcelona, tendangan penalti Wissam Ben Yedder sukses digagalkan Marc-Andre ter Stegen.
Barcelona pun menutup laga dengan kemenangan, sekaligus menjadi juara pada pertandingan yang dihelat di Stade Ibn Batouta, Tangier, Maroko tersebut. Ya, mulai saat ini Supercopa Spanyol tak lagi menempuh dua leg, melainkan hanya satu pertandingan yang digelar di tempat netral.
Pelatih Barcelona, Ernesto Valverde, menurunkan tiga penggawa anyarnya, Arthur Melo, Clement Lenglet, serta Rafinha. Nama yang disebut belakangan memang tak benar-benar baru karena baru saja kembali setelah dipinjamkan ke Inter Milan musim lalu.
Kendati hanya Lenglet yang tampil ciamik, keberanian Valverde untuk menurunkan muka-muka baru layak diapresiasi. Langkah yang cukup meyakinkan mengingat Barcelona telah kehilangan Andres Iniesta dan Paulinho yang merantau ke Asia.
ADVERTISEMENT
Namun, keberhasilan Barcelona meraih Piala Super Spanyol tahun ini, atau titel ke-13 sebagai yang terbanyak di antara klub lainnya, tak selalu jadi jaminan untuk meraja di pentas La Liga. Di musim lalu, misalnya, Real Madrid yang sukses mengangkat trofi hanya finis di perigkat ketiga, berjarak 17 angka dari Barcelona sebagai pemuncak klasemen.
Pun demikian dengan Barcelona pada edisi 2016/2017, mereka hanya finis sebagai runner-up di bawah Real Madrid. Padahal, Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil menyabet titel Super Copa dan Copa del Rey dalam durasi yang sama.
Mundur semusim ke belakang, di awal edisi 2015/2016. Athletic Bilbao secara mengejutkan sukses menjungkalkan Barcelona 5-1. Bisa ditebak, klub asal Basque itu tak mampu merengkuh titel liga lantaran cuma finis di urutan kelima.
ADVERTISEMENT
Setali tiga uang dengan nasib Atletico Madrid. Mereka cuma finis di peringkat ketiga klasemen akhir La Liga 2014/2015. Padahal, pasukan Diego Simeone itu tampil meyakinkan di awal musim kala menundukkan Madrid dengan agregat 2-1 di Piala Super Spanyol.
Dua musim sebelumnya secara bergantian Barcelona dan Madrid keluar sebagai juara. Hasilnya masih nihil, mereka hanya nangkring di posisi kedua pada klasemen akhir La Liga. Musim 2011/2012 lebih gregetan lagi bagi Barcelona. Empat titel berhasil mereka raih, termasuk Piala Super Eropa dan juara Piala Dunia Antarklub. Akan tetapi, mereka gagal di La Liga.
Lantas, kesebelasan mana yang terakhir kali mengawinkan Supercopa Spanyol dengan titel La Liga? Jawabannya, ya, Barcelona sendiri. Tepatnya di musim 2010/2011. Tak tanggung-tanggung, Azulgrana --yang waktu itu masih ditangani Josep 'Pep' Guardiola-- juga sukses memboyong titel Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Kala itu Sevilla yang jadi lawan Barcelona di Supercopa Spanyol mereka tundukkan dengan agregat 5-3. Sementara La Liga berhasil ditalukkan klub asal Catalunya itu di musim yang sama, dengan torehan poin sebesar 96.
Semusim sebelumnya, edisi 20109/2010, Supercopa Spanyol dan La Liga juga berada dalam genggaman mereka. Semua ini menjadi kesuksesan Guardiola ketika menjabat di Camp Nou.
Josep Guardiola ketika melatih Barcelona. (Foto: JOSEP LAGO / AFP.)
zoom-in-whitePerbesar
Josep Guardiola ketika melatih Barcelona. (Foto: JOSEP LAGO / AFP.)
Jadi, Barcelona belum layak untuk terlalu berbangga dengan keberhasilan meraih Supercopa Spanyol saat ini. Sebab tren juara ajang yang sebelumnya dikenal dengan Copa Eva Duarte tersebut, tak selalu menggaransikan trofi La Liga di musim yang sama, setidaknya dalam delapan musim ke belakang.