Juventus vs Inter Milan: Ujung-ujungnya Ditentukan Individu

5 Desember 2018 17:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Inter Milan, Mauro Icardi, melepaskan tembakan saat timnya menghadapi Juventus. (Foto: Miguel Medina/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Inter Milan, Mauro Icardi, melepaskan tembakan saat timnya menghadapi Juventus. (Foto: Miguel Medina/AFP)
ADVERTISEMENT
Periode sulit Inter Milan belum usai. Setelah melakoni laga melawan Tottenham Hotspur dan AS Roma yang berujung nirkemenangan, pasukan Luciano Spalletti kembali mendapatkan tugas sulit berupa lawatan ke kandang Juventus, Allianz Stadium, Sabtu (8/12/2018) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Dikatakan sulit karena Allianz tergolong angker buat Inter. Mereka memang menjadi tim pertama yang meraih kemenangan di stadion itu pada Desember 2012 lalu. Itulah terakhir kalinya dan Inter tak pernah lagi membawa pulang tripoin setiap melawat ke kandang Juventus setelahnya.
Belum lagi menimbang tren sang pemilik stadion yang hampir paripurna. Dari 14 pertandingan di liga, Juventus merangkum 13 kemenangan dan 1 hasil imbang. Raihan 40 angka mengantarkan mereka bertengger di puncak klasemen sementara dengan keunggulan 8 poin atas Napoli dan 11 angka atas Inter.
Sementara itu, I Nerazzurri masih dilanda konsistensi belakangan. Mereka cuma meraih 2 kemenangan, 1 kekalahan, dan 1 imbang setelah menang 3-0 atas tim kuat, Lazio, pada pekan ke-10 lalu. Oleh karena itu pula, Inter menyandang predikat underdog dalam pertandingan nanti. Terlebih lagi, Spalletti datang bersama skuat agak pincang. Ya, kondisi Radja Nainggolan masih diragukan menjelang laga bertajuk Derby d'Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
Bisa dilihat bagaimana performa Inter yang limpung saat Nainggolan tak hadir ketika Inter melawan Spurs dan Roma. Saat kalah dari 0-1 dari Spurs, Nainggolan cuma tampil separuh laga dan I Nerazzurri tampak kerepotan menandingi permainan fisik yang diprakarsai Moussa Sissoko.
Sementara dalam hasil imbang 2-2 melawan Roma, Marcelo Brozovic tampil apik seorang diri via catatan 62 operan yang 4 di antaranya berupa umpman kunci dan 1 berujung assist. Sebaliknya, dua gelandang lain, Joao Mario dan Borja Valero, tak menunjukkan kontribusi menonjol dalam proses build-up. Permainan Inter baru membaik ketika Matias Vecino masuk menggantikan Valero di pertengahan babak kedua.
Blaise Matuidi beraksi pada laga kontra Cagliari. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Blaise Matuidi beraksi pada laga kontra Cagliari. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
Melawan Juventus, Brozovic sangat mungkin kerepotan jika tak ditemani oleh Nainggolan. Karena dia akan melakoni duel kontra gelandang dengan fisik mumpuni macam Sissoko. Ya, Juventus memiliki Blaise Matuidi yang merupakan versi lebih baik dari Sissoko.
ADVERTISEMENT
Membuat Brozovic tak berkutik berarti menggerus ancaman Inter dari tengah lapangan. Sebab, melalui gelandang Kroasia ini, kebanyakan umpan kunci Inter mengalir. Sebuah kerugian buat Inter tentunya karena Keita Balde --yang menjadi pilihan utama berkat performa menanjaknya dalam beberapa laga terakhir-- sering memilih tengah lapangan sebagai rute serangannya.
Mengembalikan pola serangan via sayap yang berarti mendorong dua full-back bergerak lebih ofensif juga bisa menjadi risiko buat Inter. Inilah jalur yang dipilih Juventus untuk menebar ancaman.
Di atas kertas formasi, Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala beroperasi sebagai winger yang mengapit Mario Mandzukic. Praktiknya sulit ditebak karena Dybala kerap turun mengambil peran 'nomor 10'. Kemudian, sisi kanan ditempati oleh Juan Cuadrado yang memiliki rapor cukup apik dalam melepaskan umpan silang, yakni 0,73 per laga.
ADVERTISEMENT
Cristiano Ronaldo. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
Sisi kiri pun begitu. Sulit buat Danilo D'Ambrosio yang mengawal area kanan pertahanan Inter karena Ronaldo juga sering berpindah posisi. Dia kadang bergerak merapat ke Mandzukic di kotak penalti untuk menunggu servis. Kekosongan di kiri kemudian mendorong full-back Joao Cancelo untuk naik dan melancarkan ancaman dari sayap. Menyoal umpan silang, pemilik nama terakhir juga impresif via catatan 1,09 per partai.
Ketika memarkir diri di kotak, Ronaldo tentu lebih berbahaya. Tak perlu lagi meragukan insting pemain yang sudah mencetak 10 gol di Serie A tersebut. Konsistensinya pun terjaga melihat tiga laga teraktual Juventus di liga yang selalu dihiasi gol Ronaldo.
Pekerjaan rumah Ronaldo tinggal efektivitasnya. Begitu banyak tembakan yang sudah dilepaskannya, bahkan sampai 100 kali sejauh Serie A musim ini berlangsung. Itu artinya, Ronaldo membutuhkan 10 tembakan untuk mencetak satu gol.
ADVERTISEMENT
Efektivitas yang tidak dimiliki Ronaldo justru ada dalam diri Mauro Icardi. Dia memang baru mencetak 8 gol buat Inter di Serie A. Namun, rataan tembakannya cuma 2,7 dalam 11 laga. Dengan kata lain, Icardi butuh tak lebih dari 4 tembakan untuk menciptakan satu gol.
Lewat penampilan klinis Icardi yang sudah mencetak 8 gol dalam 10 laga kontra Juventus, Inter bakal banyak berharap. Sulit berpikir soal otoritas permainan karena lini tengah mereka pincang dan kalah kelas dari Juventus.
Juventus pun begitu. Mereka pasti berharap keran gol Ronaldo kembali mengalir melawan tim-tim besar, seperti ketika mereka mengalahkan AC Milan atau Napoli. Kalau tidak, pelatih Massimiliano Allegri untungnya masih memiliki spesialis big match lainnya dalam diri Mario Mandzukic.
ADVERTISEMENT