news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keberuntungan untuk Hazard Itu Bernama Maurizio Sarri

3 September 2018 1:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eden Hazard merayakan gol di laga melawan Bournemouth. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Eden Hazard merayakan gol di laga melawan Bournemouth. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
ADVERTISEMENT
Eden Hazard mendapatkan keberuntungannya dalam rupa Maurizio Sarri. Setidaknya sampai pekan keempat Premier League l2018/19, ia tak hanya berhasrat untuk memenangi pertandingan, tapi punya kemampuan untuk menikmati pertandingan.
ADVERTISEMENT
Chelsea membuka musim dengan kemenangan 100% di empat partai pembuka Premier League 2018/19. Terbaru, laga melawan Bournemouth pada Sabtu (1/9/2018) ditutup dengan kemenangan 2-0. Sepasang gol Chelsea lahir dari Pedro di menit 71 dan Hazard di menit 85.
"Saya suka bila kami sering mendapatkan bola, tapi bukan cuma di half-space, melainkan di sepertiga akhir. Saya menyukai tipe permainan yang seperti ini. Sistem ini benar-benar berbeda dengan yang diusung oleh Antonio Conte dan (Jose) Mourinho. Seperti yang saya katakan, kami lebih sering mendapatkan bola sehingga situasinya jadi tidak sulit," jelas Hazard, dilansir ESPNFC.
Di laga melawan Bournemouth itu, Hazard ditugaskan di pos sayap kiri. Pos sayap kanan menjadi milik Willian yang digantikan oleh Pedro di babak kedua. Di tangan Sarri, kedua winger bermain dengan posisi yang lebih melebar. Tujuannya tak hanya untuk memenuhi half-space, tapi juga untuk membuat para pemain sayapnya dapat melakukan tusukan-tusukan ke area pertahanan lawan. Dengan demikian, pola serangan Chelsea menjadi lebih bervariasi.
ADVERTISEMENT
Tugas Hazard di sistem permainan Sarri yang menempatkannya sebagai winger membuatnya banyak bergerak di area sayap untuk membongkar pertahanan lawan dan membantu penyerang tengah dalam mencetak gol. Menariknya, Sarri juga memberikan keleluasaan kepada full-back dan gelandang tengahnya untuk mencapai area pertahanan lawan. Alhasil, Hazard dan Pedro atau Willian dapat bahu-membahu mengacaukan permainan lawan.
Performa brilian Hazard dalam sistem penyerangan Chelsea tidak hanya terlihat di laga pekan keempat ini, tapi juga sejak laga pekan pertama. Laga perdana Premier League 2018/19 mempertemukan Chelsea dengan Huddersfield. Kala itu, Hazard bahkan tidak masuk 11 pemain awal karena masalah kebugaran. Ia baru dimainkan pada menit 75. Namun, hanya karena menjadi pemain pengganti tak membuat Hazard kehilangan sengatnya. Gol ketiga Chelsea di laga itu memang lahir dari sepakan Pedro. Namun, assist Hazard yang diawali dengan solo run dari tengah lapanganlah yang membidani kelahiran gol tadi.
ADVERTISEMENT
Begitu pula di laga kedua, saat Chelsea berhadapan dengan Arsenal. Pergerakannya dari sisi kiri membuatnya sanggup melesakkan assist yang berhasil dikonversi Marcos Alonso menjadi gol penentu kemenangan pada pertandingan yang berakhir dengan skor 3-2 itu. Sementara, di partai ketiga saat melawan Newcastle United, Hazard melesakkan satu gol lewat eksekusi tendangan penaltinya di menit 76.
Kondisi ini jelas berbeda dengan situasi yang dialami Hazard di musim 2017/18. Kala itu, ia seperti dipaksa untuk bermain sebagai penyerang tengah. Yang menjadi masalah, sistem yang diusung Conte saat itu membuat Chelsea banyak mengandalkan umpan-umpan lambung dalam membangun serangan. Memenangi duel udara dan menerima umpan lambung bukan hal yang menguntungkan bagi penyerang dengan tinggi yang hanya mencapai 173 cm seperti Hazard.
ADVERTISEMENT
Hazard dan Sarri di laga melawan Arsenal. (Foto: Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Hazard dan Sarri di laga melawan Arsenal. (Foto: Reuters/John Sibley)
Hazard mengakui penampilan apiknya ini tak dapat dipisahkan dari keberadaan sosok-sosok di lapangan tengah. Di musim 2018/19 ini, ada dua nama yang menjadi penghuni baru lapangan tengah Chelsea: Jorginho dan Mateo Kovacic.
Khusus Kovacic, torehan empat tekel suksesnya di laga melawan Bournemouth tak hanya menjadikannya sebagai pemain Chelsea yang menciptakan tekel paling banyak, tapi juga membuktikan kualitas atribut bertahannya. Kovacic tidak hanya berperan sebagai pengalir bola, atribut defensifnya juga mengantarkannya sebagai pemain yang punya kualitas untuk memutus serangan lawan.
"Saya pikir, perbedaan besar yang kami miliki sekarang adalah keberadaan Jorginho dan Kovacic. Keduanya benar-benar tampil sebagai pembeda. Dengan keduanya kami tak cuma mendapatkan bola, tapi lebih sering mendapatkan bola. Alhasil, kesempatan yang kami miliki untuk mencetak gol pun jadi lebih banyak. Sekarang, kami bisa menebar ancaman yang lebih berbahaya. Kami menampilkan permainan yang baik dan saya menikmatinya. Saya ingin menjaga momentum ini," ucap pemain asal Belgia ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi, sekarang kami harus bergabung dengan Timnas masing-masing. Padahal kondisi klub yang sekarang membuat kami ingin terus-menerus bermain dan memenangi pertandingan bersama Chelsea," kelakar Hazard.