Keputusan-keputusan Renato Sanches

27 Juli 2017 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayern membuat Renato Sanches frustrasi. (Foto: Instagram/Bayern Muenchen)
zoom-in-whitePerbesar
Bayern membuat Renato Sanches frustrasi. (Foto: Instagram/Bayern Muenchen)
ADVERTISEMENT
“Saya bisa saja berkata bahwa Renato berusia 18 tahun,” kata Carlos Severino, mantan Direktur Olahraga Sporting CP, mengenai Renato Sanches, “tetapi tubuh dan kekuatannya seakan menunjukkan bahwa dia tampak seperti pemain yang lebih tua.”
ADVERTISEMENT
“Saya menunjukkan foto Renato ke anak saya, yang berusia 13 tahun, dan juga bermain sepak bola. Ketika dia melihat foto Renato, dia langsung berkata bahwa ‘Dia mungkin berusia 21 tahun atau bisa saja lebih.’”
Berbeda dengan pesepak bola lain, membutuhkan banyak waktu untuk mengenal Renato secara dalam. Perawakan dan wajah Renato yang berbeda ketimbang pesepak bola muda lainnya membuatnya sering dianggap lebih tua dibanding usia aslinya.
Severino adalah salah satu orang yang berpikir demikian saat pertama berkenalan dengan Renato. Pandangan Severino tak hanya perawakan dan wajah, tetapi juga kekuatan fisik yang dimilikinya.
Tak heran, usai berkenalan di markas latihan akademi Benfica, Severino langsung mencari tahu apa benar Renato adalah pemain akademi Benfica? Pasalnya, ia sudah kadung tertarik pada anak muda yang satu itu.
ADVERTISEMENT
Semua Karena Keterpurukan Benfica
“Dia selalu sendiri. Dia naik kereta sendiri. Dia lalu berjalan ke stadion sendiri juga,” kata Luis Nascimento kepada Bleacher Report menceritakan pengalamannya bertemu Renato. “Cukup aneh melihat seorang anak kecil berangkat dari kawasan kumuh Lisbon naik kereta sendiri.”
Nascimento adalah salah satu pelatih tim junior Benfica. Berbicara jabatan, dialah orang yang bertanggung jawab atas pencapaian tim U-11 hingga U-15 Benfica. “Baginya, tiba di akademi seperti berada di sebuah planet baru. Dia benar-benar takjub melihat semuanya saat pertama kali datang.”
Lahir dari hubungan seorang pria bernama Renato Sanches Sr. dan Maria das Dores, Renato tak pernah merasakan enaknya hidup. Oleh karena itu, Nascimento mewajarkan betapa kagetnya Renato melihat semua yang ada di akademi Benfica.
ADVERTISEMENT
Salah satu keputusan terbaik Renato adalah memutuskan untuk menandatangani kontrak bersama tim junior Benfica. Keputusan tersebut mungkin salah karena Sporting CP dan FC Porto dikabarkan menawarinya gaji lebih besar.
Sanches ingin ke Milan. (Foto: Reuters/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Sanches ingin ke Milan. (Foto: Reuters/Aly Song)
Tetapi, pada kemudian hari, pilihan tersebut seakan menjadi jalan hidup yang diatur oleh Tuhan. Renato besar di saat penampilan Benfica tengah menurun.
“Ketika Renato menjalani debut di tim senior, penampilan Benfica tengah turun-turunnya. Para pendukung Benfica tidak senang. Semua serba salah, meski penampilan Renato benar-benar mengubah penampilan Benfica,” kata Joao Diego Manteigas, pundit televisi milik Benfica.
Namanya semakin menanjak saat dia melepaskan sepakan dari jarak 35 yard ketika menghadapi Academica, Desember 2015. Gol itu membuat namanya semakin dikenal dan menjadi pujaan masyarakat marjinal Lisbon.
ADVERTISEMENT
Keputusannya untuk Menjadi Pujaan Portugal
Menjadi salah satu pemain termuda di skuat Portugal untuk Piala Eropa 2016 bukan masalah besar bagi Renato. Di balik usia yang masih terlalu muda, 18 tahun, dia melakukan banyak hal untuk Portugal. Penampilan apiknya ketika dipercaya tampil jadi salah satu alasan mengapa Portugal menjuarai Piala Eropa 2016.
Tampil baik saat menjadi pemain pengganti ketika menghadapi Kroasia pada babak 16 besar jadi salah satu penampilan Renato yang paling diingat di Piala Eropa 2016. Kengototan dan kecepatannya seringkali merepotkan lawan-lawan Portugal.
Setelah tampil apik pada babak 16 besar, nama Renato semakin menanjak pada perempat final Piala Eropa 2016. Sepakan penaltinya bukan hanya membuat Portugal menjaga nyawa, tetapi juga lolos ke semifinal Piala Eropa 2016.
ADVERTISEMENT
“Pelatih bertanya kepada semua pemain soal siapa yang mengambil sepakan penalti. Cristiano (Ronaldo) mengacungkan jari untuk jadi penendang pertama, lalu saya berkata saya akan mengambil sepakan yang kedua. Pelatih percaya kepada saya dan saya cukup percaya diri untuk menendang sepakan kedua,” kata Renato.
Pemujaan untuk Renato tidak berhenti sampai di sana. Usai Piala Eropa 2016, Renato juga dipuji setelah mengenakan kostum Sporting Lisbon CP —meski klub itu adalah rival sekota dari Benfica.
“Saya ingin mendedikasikan kemenangan ini untuk orang-orang Portugal, juga teman-teman saya yang tidak bisa menyaksikan pertandingan tersebut. Saya membawa baju ini karena mereka adalah pendukung Sporting,” katanya.
***
Sanches harus bermain reguler. (Foto: Reuters/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Sanches harus bermain reguler. (Foto: Reuters/Edgar Su)
Semua penampilan apik Renato bersama Benfica dan Portugal pada akhirnya membawanya ke Bayern Muenchen. Meski demikian, Bayern rupanya tidak membuatnya nyaman. Akibat adaptasi yang cukup sulit, Renato gagal mendapatkan tempat sebagai pemain inti Bayern.
ADVERTISEMENT
Renato akhirnya dihadapkan keputusan sulit lagi. Dulu, ia harus memilih, jalan hidup mana yang mesti ia tempuh: sepak bola atau yang lainnya, juga Benfica atau Sporting CP. Kini, ia harus memutuskan, bertahan di Bayern atau mencari peruntungan di tempat lain.
Tak ingin mengulangi musim yang buruk, Renato memiliki keinginan untuk pergi dari Bayern. Kondisi ini diperkuat dengan pernyataan dari Ancelotti. “Saat ini, dia tengah bermain bersama kami. Kami harus membuat sebuah keputusan. Kepindahan mungkin saja terjadi, tetapi ada juga kemungkinan baginya untuk bertahan.”
Kabar terakhir menyebutkan, Renato didekati oleh AC Milan. Meski begitu, CEO Milan, Marco Fassone, juga mengakui bahwa Renato terlalu mahal untuk kesebelasannya.
“Saat ini, tak ada negosiasi. Hubungan kami dengan (CEO Bayern, Karl-Heinz) Rummenigge sangat baik. Kami sudah mendiskusikan ini beberapa kali, tapi saat ini harga si pemain di luar kemampuan kami. Namun, kalau situasinya berubah di bulan Agustus, kami tidak ke mana-mana,” ucap Fassone.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya sekarang, apakah keputusan pergi dari Bayern akan membuatnya kembali bersinar atau justru membuatnya terjatuh?