news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Ajax di Liga Champions: Dongeng Tanpa Akhir Bahagia

9 Mei 2019 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi kekecewaan pemain Ajax setelah gagal ke final Liga Champions. Foto: JOHN THYS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kekecewaan pemain Ajax setelah gagal ke final Liga Champions. Foto: JOHN THYS / AFP
ADVERTISEMENT
Pada suatu masa dalam hidup, kita pernah menggilai dan meyakini dongeng.
ADVERTISEMENT
Entah itu kisah seekor kodok berubah menjadi pangeran tampan karena dicium perempuan idaman. Atau cerita seorang gadis diselamatkan pangeran berkuda via sepatu kaca setelah sekian lama menderita. Hingga stori tentang seekor itik buruk rupa yang menjelma menjadi indah ketika dewasa.
Pertanyaannya, kenapa? Philip Pullman, dalam tulisannya di The Independent berjudul "Kenapa Saya Masih Jatuh Cinta dengan Dongeng", memberikan beberapa faktor: Terprediksi, lemah dalam unsur orisinalitas, dan seluruh unsur cerita terlihat gamblang.
"Semua bagian dari sebuah cerita dongeng muncul di permukaan. Bahkan, ketika ada seorang karakter licik menipu si protagonis, kita dapat melihatnya segera. Memang ada yang tertipu, gitu, dengan ketika seekor serigala menyamar menjadi nenek tua dalam kisah 'Si Kerudung Merah'?" tulis penulis kelahiran Norwich berusia 72 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Seperti dongeng, begitulah Frenkie de Jong melihat perjalanan Ajax Amsterdam di Liga Champions musim ini. Sempat tak diperhitungkan, pasukan Erik ten Hag itu terus memberikan kejutan dan melangkah jauh.
Di babak 16, de Godenzonen kalah 1-2 dari Real Madrid di Johan Cruyff Arena sebelum menang 4-1 di Santiago Bernabeu. Di babak perempat final, Ajax imbangi Juventus 1-1 di kandang, kemudian berjaya 2-1 di Allianz Stadium.
Frenkie de Jong, gelandang Ajax Amsterdam. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
Harapan Ajax melaju ke final pun sempat terbuka gara-gara menang 1-0 atas Tottenham Hotspur dalam laga semifinal leg I di Tottenham Hotspur Stadium. Akan tetapi, seperti prediksi banyak pihak, langkah Ajax di Liga Champions bakal terhenti di suatu titik.
De Jong sangat paham, tetapi dia merasakan sakit ketika Ajax kalah 2-3 dari Spurs di laga leg II. Ironisnya, laga itu dihelat di kandang Ajax dan berondongan tiga gol lawan -- seluruhnya melalui Lucas Moura -- di babak kedua.
ADVERTISEMENT
Hasil ini membuat skor menjadi imbang 3-3 secara agregat, dan Spurs berhak ke babak selanjutnya berkat unggul agresivitas gol tandang.
"Saya yakin semua orang menikmati perjalanan kami di Liga Champions. Seperti dongeng, ya? Nahas, dongeng ini tanpa akhir indah. Begitu mengecewakan, kami lepas harapan kami di ujung laga," ucap De Jong sebagaimana dilansir Goal International.
"Kami tunjukkan yang kami bisa lakukan di babak pertama. Tetapi, di babak kedua, mereka (Spurs) terus berikan kami masalah. Ini merupakan kali ketiga kami menang saat menjadi tim tandang tetapi gagal menang di kandang. Entah bagaimana semua itu bisa terjadi," lanjut gelandang berusia 21 tahun itu.
Pemain Tottenham Lucas Moura melakukan selebrasi usai mencetak gol ketiga. Foto: Reuters/Piroschka Van De Wouw
Kesedihan suatu tim merupakan kebahagiaan bagi tim yang lain, begitulah hukum umum yang berlaku dalam sepak bola. Melihat Spurs bisa ke final, Danny Rose bahagia betul. Sosok yang telah membela The Lilywhites sejak 2007 ini menuturkan bahwa comeback tak mungkin tercipta tanpa Liverpool.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bisa? Sehari sebelumnya, dengan skuat pincang Liverpool kalahkan Barcelona 4-0 di Anfield. Hasil ini membawa 'Si Merah' ke final karena menang agregat 4-3. Mauricio Pochettino, manajer Spurs sejak 2014 itu, menjadikan laga ini sebagai motivasi untuk para pemainnya sebelum laga.
"Kami semua menonton pertandingan Liverpool (melawan Barcelona). Kemudian kami mengerti segalanya belum berakhir," ucap Rose kepada BT Sports.
"Gaffer (Pochettino, red) kembali menyinggung soal laga Liverpool itu di hotel sebelum berangkat untuk melawan Ajax. Dia bilang, itulah sikap yang benar. Dia tak masalah jika kami kalah, tetapi harus melawan. Tak seperti laga pertama. Jika kami tak menangi laga ini, saya yakin bahwa dia masih bangga terhadap kami," pungkasnya.
ADVERTISEMENT