Klopp: Kalian Pikir Bertanding Itu Sama seperti Main PlayStation?

4 Maret 2019 11:31 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klopp: "Menang atau turun ke peringkat dua!" Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Klopp: "Menang atau turun ke peringkat dua!" Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Mereka yang ada di papan atas klasemen Premier League 2018/19 berpacu kencang. Podium tertinggi dan mahkota juara menjadi incaran.
ADVERTISEMENT
Kini, Liverpool dan Manchester City ibarat dua pebalap yang hanya berselisih waktu nol koma entah berapa detik. Lengah sedikit, siapa pun yang ada di belakangmu langsung menyalip dan merebut posisi terdepan.
Itu pulalah yang terjadi dengan Liverpool. Laga pekan ke-28 berakhir dengan cerita kemenangan telak 5-0 atas Watford. Tapi, City yang mengekor juga bukannya tanpa kemenangan. Walau tanpa pesta gol, poin penuh mereka segel lewat kemenangan 1-0 atas West Ham United.
Everton vs Liverpool Foto: Reuters/Carl Recine
Yang mengesalkan Liverpool, Derbi Merseyside yang dihelat pada Minggu (3/3/2019) di Goodsion Park tidak tuntas dengan sorak-sorai kemenangan. Everton yang tak diunggulkan itu justru bermain efektif sehingga sanggup meredam permainan terbuka 'The Reds'.
Sementara, City menutup laga melawan Bournemouth dengan kemenangan 1-0. Maka, lengserlah Liverpool dari puncak klasemen.
ADVERTISEMENT
"Kalian pikir kami tidak mengambil risiko hari ini? Kalian pikir bertanding itu sama seperti main PlayStation? Hanya dengan memasukkan penyerang tambahan dan segalanya langsung berubah? Sepak bola tidak seperti itu," tegas Klopp, dikutip dari The Guardian.
Ya, Liverpool memang buntu sejak babak pertama. Sebelum turun minum, mereka cuma melepaskan dua tembakan mengarah gawang yang semuanya bisa dimentahkan oleh kiper Jordan Pickford.
Kebuntuan ini memaksa Klopp untuk memutar otak. Pemain-pemain attack-minded macam Roberto Firmino dan Adam Lallana dimasukkan pada paruh kedua. Begitu juga dengan James Milner yang diharapkan bisa menjadi penyeimbang sekaligus lumbung assist terbaru.
Tapi, situasi tak lantas berubah. Sistem permainan 4-4-1-1 yang dirancang Marco Silva bekerja dengan efektif. Yang bekerja membantu para bek tak cuma gelandang jangkar, Idrissa Gueye dan Morgan Schneiderlin, tapi juga gelandang sayap, Bernard. Ia turun membantu pertahanan area kiri, wilayah yang acap digempur oleh kombinasi serangan Mohamed Salah dan Robert Anderson.
ADVERTISEMENT
Liverpool bukan tim yang buruk, tapi mereka acap kesulitan saat melawan tim-tim yang bermain padu seperti Everton atau saat melawan Manchester United pada pekan ke-27. Situasi serupa juga terlihat saat mereka menutup laga dengan skor 1-1 melawan West Ham United.
Laga West Ham United vs Liverpool. Foto: REUTERS/David Klein
Pada pertandingan tersebut, Manuel Pellegrini begitu cerdik mematikan sektor sayap Liverpool. Walau bermain dalam koridor formasi dasar 4-1-4-1, Mark Noble yang aslinya ngepos tepat di depan dua bek tengah, diinstruksikan untuk bertandem dengan Declan Rice demi meredam kedua sisi sehingga tidak melulu membendung serangan dari tengah.
Belum lagi Felipe Anderson dan Michail Antonio yang turut menyisir sisi tepi, membantu Aaron Creswell serta Ryan Fredericks di sektor full-back. Berangkat dari situ, tak heran bila umpan kunci Liverpool kalah satu setrip dari West Ham.
ADVERTISEMENT
Nah, kembali ke Derbi Merseyside, padunya permainan Everton memang tak mengganjar mereka dengan kemenangan. Tapi, Liverpool yang termasyhur itu dipaksa menutup laga dengan skor imbang 0-0.
Sebaliknya, skor imbang memang bukan kekalahan, tetapi jelas memberikan kesulitan tersendiri bagi Liverpool. Mereka tak cuma bertanding melawan tim-tim Premier League, tapi juga berpacu dengan waktu.
Suporter Everton di Derbi Merseyside. Foto: CARL RECINE/REUTERS
Premier League 2018/19 sudah menyelesaikan 29 pertandingan. Itu berarti, tinggal sembilan duel yang tersisa. Masalahnya, Liverpool juga mesti membagi tenaga dan fokus ke Liga Champions.
"Kami bukan bocah lagi. Saya 100% percaya pada peluang kami. Saya baik-baik saja dengan keberhasilan City menyalip kami. Siapa juga yang tidak mau ada di puncak klasemen pada awal Maret? Itu pencapaian yang menyenangkan, tapi laga 'kan juga masih banyak," ucap Klopp.
ADVERTISEMENT
Situasi yang tak sedap ini mau tak mau memaksa Liverpool untuk menggenjot mental timnya. City memang sedang di puncak, tapi seperti Liverpool yang bisa lengser, bukannya tak mungkin tempat teratas itu bisa direbut kembali.
Ekspresi pemain Liverpool usai gagal memaksimalkan peluang. Foto: Reuters/Carl Recine
"Tadi malam saya menonton 'Match of the Day' (semacam tayangan cuplikan pertandingan -red) dan melihat selebrasi Manchester City. Kalian lihat, mereka seperti memiliki 900 peluang dan mencetak satu gol saja, bahkan tembakan yang saya pikir dilakukan dengan kaki yang salah. Kamu harus siap dengan peluang-peluang seperti ini," jelas Klopp.
"Kami tidak memikirkan City saat poin mereka di bawah kami. Sekarang, kamilah yang ada di belakang mereka. Mereka harus memenangi laga, tapi kami juga harus menang. Ya, kita lihat saja nanti akhirnya siapa yang jadi juara," ucap Klopp.
ADVERTISEMENT