Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pertandingan hanya tersisa kurang dari sepuluh menit saat Roma mendapatkan sepak pojok. Artinya, tak lama lagi laga akan berakhir dan Roma masih berada di ujung tanduk. 'Sang Serigala' butuh satu gol untuk lolos dari eliminasi dan sepak pojok itu bisa jadi merupakan peluang terbaik mereka.
ADVERTISEMENT
Olimpico penuh sesak malam itu. Namun, ketika sepak pojok itu diberikan, para tifosi yang hadir tidak terlalu berisik. Mereka tahu seberapa kapasitas Roma dan seberapa hebat lawan yang mereka hadapi. Kalaupun Roma gugur, itu tak jadi soal bagi mereka. Toh, para pemain di lapangan sudah tampil begitu heroik sepanjang laga.
Ada kepasrahan yang terasa betul di sana. Selain terdengar lewat suara para suporter yang hanya sayup-sayup terdengar, hal itu terlihat pula pada upaya yang dikerahkan untuk memanfaatkan sepak pojok tadi. Hanya ada empat pemain Roma di kotak penalti. Sementara, dua pemain lain berjaga di luarnya. Dengan kata lain, ini hanyalah sepak pojok biasa, bukan sepak pojok pemungkas yang bisa berarti hidup atau mati.
ADVERTISEMENT
Cengiz Uender adalah pemain yang dipercaya mengambil sepak pojok itu. Pemuda Turki itu pun kemudian melepaskan umpan ke tiang dekat. Tak ada yang menyangka kalau setelah itu sepak bola akan menyaksikan salah satu momen terbaiknya dalam beberapa waktu terakhir.
Tidak ada pemain Roma yang benar-benar dekat dengan gawang atau tempat bola diarahkan. Namun, justru itulah yang membuat sepak pojok tadi jadi semakin berharga. Ruang kosong di dekat gawang itu menjadi titik pertemuan yang pas antara kepala Kostas Manolas dan bola kiriman Uender.
Untuk mencapai bola, Manolas bergerak cepat melewati Sergi Roberto yang mengawalnya. Dia pun tiba di saat yang tepat. Bola dia arahkan ke tiang jauh tanpa bisa dihentikan Marc-Andre ter Stegen dan Olimpico pun bergemuruh. Manolas berlari kencang ke arah bangku cadangan, semua orang bangkit dari tempat duduknya, dan gol itu pun menjadi penentu hasil laga. Roma menyingkirkan Barcelona dari Liga Champions lewat aturan agresivitas gol tandang.
ADVERTISEMENT
***
Manolas adalah pahlawan bagi Roma dan gol ke gawang Barcelona itu merupakan pemberian terindahnya. Sebagai seorang bek, dia dikenal tangguh dan tidak punya kompromi. Dia cepat, kuat, cerdas, dan berani. Dengan segala yang dia miliki, kini telah tiba saatnya Manolas jadi pemain yang terlalu bagus untuk memperkuat Roma.
Tak lama lagi Manolas akan resmi hengkang menuju Napoli. Uang sebesar 34 juta euro plus Amadou Diawara telah disiapkan pihak Partenopei untuk memboyongnya ke selatan. Manolas disiapkan untuk jadi pengganti Raul Albiol yang pulang kampung untuk memperkuat Villarreal. Di Napoli, Albiol bakal berduet dengan salah satu bek terbaik dunia saat ini, Kalidou Koulibaly.
Bagi Manolas, kepindahan menuju Naples ini jelas merupakan sebuah langkah maju. Di tim besutan Carlo Ancelotti tersebut dia berada selangkah lebih dekat dengan gelar juara, tak cuma di Serie A tetapi juga di ajang-ajang lain. Dalam diri Koulibaly, pria Yunani itu akan menemukan tandem yang sulit dicari di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Untuk Napoli sendiri, pembelian Manolas ini merupakan sebuah pengumuman kepada klub-klub lain, khususnya Juventus. Ini adalah sebuah pernyataan bahwa mereka tidak main-main dalam memburu gelar juara. Mendatangkan Manolas pun, bagi Napoli, menempatkan mereka selangkah lebih dekat dengan trofi yang diidam-idamkan.
Manolas sendiri merupakan pemain kedua yang didatangkan Napoli pada bursa transfer musim panas 2019 ini. Sebelumnya, mereka sudah merekrut Giovanni di Lorenzo dari Empoli. Dua pembelian ini menunjukkan tekad Napoli untuk membenahi pertahanan yang sebenarnya sudah bisa dibilang kokoh.
Musim lalu, Napoli adalah tim dengan pertahanan terbaik ketiga di Serie A bersama Milan. Dari 38 laga, mereka cuma kemasukan 36 kali. Angka itu tidak buruk tetapi tetap belum cukup untuk membawa mereka sejajar dengan Juventus. Kata orang, serangan yang baik menghadirkan kemenangan tetapi pertahanan yang baik akan memberikan gelar. Kredo itulah yang jadi dasar pembelian Manolas.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Serie A memang menjadi prioritas utama Napoli dan itu wajar. Mereka sudah lama sekali tidak juara dan dengan potensi skuat yang ada saat ini sudah semestinya mereka mampu mencicipi kemenangan di negaranya sendiri. Meski demikian, jika mengacu pada pernyataan Fabio Cannavaro, pembelian Manolas ini juga bisa membawa Napoli lebih jauh di Eropa.
Musim lalu Napoli terhenti di fase grup Liga Champions dan akhirnya harus terdegradasi ke Liga Europa. Sebenarnya, di Liga Champions sendiri Napoli tampil cukup baik. Mereka mampu mengumpulkan poin sama dengan Liverpool dan hanya kalah jumlah gol.
Namun, di Liga Europa, buruknya pertahanan Napoli baru terekspos. Dalam dua babak terakhirnya, Napoli harus kemasukan enam gol. Tiga gol diderita saat menyingkirkan Red Bull Salzburg, tiga gol lagi tercipta saat mereka disingkirkan Arsenal. Artinya, pertahanan Napoli memang jauh dari kata sempurna.
ADVERTISEMENT
Memang benar bahwa lini depan Napoli pun sebenarnya bermasalah karena minimnya jumlah gol adalah penyebab tersingkirnya mereka dari Liga Champions. Di Liga Europa pun mereka tidak mampu sama sekali membobol gawang Arsenal. Meski demikian, Ancelotti adalah pelatih yang butuh pertahanan solid untuk bisa meraih gelar juara.
Sejauh ini Ancelotti sudah memenangi Liga Champions bersama dua tim berbeda, Milan dan Real Madrid. Di tim tersebut dia selalu memiliki pemain-pemain bertahan kelas dunia. Dari Paolo Maldini sampai Raphael Varane, dari Alessandro Nesta sampai Sergio Ramos. Itulah yang ingin dijadikan fondasi oleh Ancelotti.
Di Eropa sendiri, tim-tim yang mampu berbicara banyak pasti memiliki pertahanan bagus. Liverpool punya Virgil van Dijk, Ajax punya Matthijs de Ligt, Tottenham Hotspur punya Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld. Juventus pun, ketika lolos ke final Liga Champions pada 2015 dan 2017, memiliki pertahanan solid sebagai modal utama.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pembelian Manolas ini adalah sebuah cara bagi Napoli untuk melakukan ekspansi. Ya, mereka memang masih getol memburu gelar di level domestik, tetapi dengan begini mereka juga berupaya untuk jadi bagian dari jajaran elite persepakbolaan Eropa.
Bagi Napoli sendiri, Manolas tidak boleh jadi pemain terakhir yang mereka datangkan. Lini depan yang kurang mematikan itu harus jadi sasaran perbaikan pula. Untuk itu, Napoli kini sudah berancang-ancang untuk mendatangkan James Rodriguez atau Chucky Lozano. Jika semua keping puzzle itu sudah terkumpul dan tersusun rapi, Napoli akan jadi kekuatan besar yang layak untuk diwaspadai.