Langkah Sven-Goeran Eriksson Mengayun sampai ke Filipina

28 Oktober 2018 8:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eriksson saat masih menangani Shanghai SIPG. (Foto: AFP/Johannes Eiselle)
zoom-in-whitePerbesar
Eriksson saat masih menangani Shanghai SIPG. (Foto: AFP/Johannes Eiselle)
ADVERTISEMENT
Sepak bola Asia Tenggara kembali kedatangan nama besar. Setelah beberapa waktu lalu Keisuke Honda ditunjuk untuk menangani Timnas Kamboja, kali ini giliran Timnas Filipina yang mendapat pelatih kenamaan dalam diri Sven-Goeran Eriksson.
ADVERTISEMENT
Belum terlalu lama sejak nama Eriksson dikaitkan dengan jabatan pelatih tim nasional. Juli silam, dia diberitakan melakoni pembicaraan dengan Timnas Kamerun. Di bulan yang sama, pria Swedia tersebut dikabarkan telah menjalin kesepakatan dengan Timnas Irak. Akan tetapi, dua kabar tersebut tidak ada yang menjadi kenyataan.
Kini, Eriksson akhirnya tiba di Asia Tenggara. Pelatih berusia 70 tahun itu, menurut lansiran BBC, dikontrak selama enam bulan oleh Federasi Sepak Bola Filipina (PFF). Tujuan utama PFF mengontrak Eriksson sebenarnya adalah untuk menemani perjalanan The Azkals di Piala Asia tahun depan. Namun, sebelum itu, dia akan terlebih dahulu mengawal Phil Younghusband dkk. di Piala AFF 2018.
Sebagai seorang pelatih, Eriksson benar-benar sudah kenyang pengalaman. Namanya pertama kali melejit kala menangani tim asal negaranya, IFK Goeteborg, pada 1979 s/d 1982. Pada musim kompetisi 1981/82, Eriksson sukses mempersembahkan trofi Piala UEFA untuk Goeteborg yang merupakan gelar Piala UEFA pertama bagi sebuah tim Swedia.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Eriksson menjadi komoditi panas di dunia kepelatihan. Benfica jadi klub besar Eropa pertama yang beruntung mendapatkan jasanya. Hasilnya pun tak main-main. Pada musim 1982/83, Eriksson membawa klub asal Lisbon itu menjadi juara Primeira Divisao dan Taca de Portugal (Piala Portugal, red) serta runner-up Piala UEFA.
Keberhasilan Eriksson bersama Benfica itu akhirnya membawa Eriksson ke jagat persepakbolaan Italia, di mana dirinya sempat menangani Roma dan Fiorentina sebelum mencapai puncak prestasi bersama Lazio. Pada medio 1990-an sampai awal 2000-an, Eriksson mengantarkan Gli Aquilotti meraih sejumlah gelar penting, termasuk Piala Winners musim 1998/99 dan Scudetto Serie A musim 1999/2000.
Setelah berjaya di Italia, Eriksson dipercaya untuk mengangkat prestasi Timnas Inggris. Sebenarnya, kiprah Eriksson bersama 'Tiga Singa' tak bisa dibilang buruk karena pada tiga turnamen -- Piala Dunia 2002, Piala Eropa 2004, dan Piala Dunia 2006 -- Inggris selalu dibawanya menembus perempat final. Namun, masa-masa kepelatihan Eriksson ini akhirnya dinodai skandal perselingkuhan dengan Faria Alam.
ADVERTISEMENT
Pelatih asal Swedia, Sven-Goran Eriksson. (Foto: STR/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih asal Swedia, Sven-Goran Eriksson. (Foto: STR/AFP)
Walau demikian, Eriksson tetap bertahan di Inggris, meskipun setelah itu dirinya memilih untuk melatih di level klub, tepatnya bersama Manchester City yang kala itu baru saja di-takeover oleh Thaksin Shinawatra. Masa kepelatihan di City inilah yang menandai kejatuhan karier Eriksson. Sejak itu, dirinya lebih dikenal sebagai sosok journeyman. Sejak 2008 dan sebelum menjadi pelatih Filipina, Eriksson sudah menangani enam tim berbeda.
Dua dari enam tim itu adalah dua tim nasional, yakni Meksiko dan Pantai Gading. Akan tetapi, lagi-lagi tak ada prestasi berarti yang bisa dia persembahkan. Di level klub, nasibnya setali tiga uang. Ketika melatih Guangzhou R&F, Shanghai SIPG, dan Shenzhen FC di Liga Super China, sosok kelahiran Sunne ini tetap tidak sanggup meraih gelar.
ADVERTISEMENT
Sejak meninggalkan Shenzhen pada 2017, Eriksson menganggur. Inilah yang kemudian membawanya pada perbincangan dengan Timnas Kamerun dan Timnas Irak tadi. Namun, pada akhirnya Filipina-lah yang sukses mengamankan tanda tangannya.
Di Timnas Filipina, Eriksson akan didampingi mantan asistennya di Leicester City, Scott Cooper. Cooper sendiri sudah menangani Filipina sejak Agustus lalu ketika Terry Butcher, mantan kapten Timnas Inggris, mengundurkan diri dari jabatan pelatih. Bersama Filipina, Butcher cuma bertahan 50 hari dan belum sempat memimpin mereka di laga apa pun.
Meski pamor Eriksson telah memudar, kepercayaan tinggi tetap diberikan oleh Timnas Filipina kepadanya. Manajer Umum Timnas Filipina, Dan Palami, berkata bahwa keunggulan utama Eriksson adalah pengalaman dan pengetahuannya.
"Tidak diragukan lagi, dia akan bisa membawa tim ini mencapai level berikutnya. Ada banyak klub dan negara yang tertarik padanya, tetapi kami berhasil meyakinkan dirinya bahwa apabila dia melatih kami, dia akan meninggalkan warisan tak ternilai," ujar Palami seperti diwartakan BBC.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Filipina adalah salah satu tim terkuat Asia Tenggara. Hal itu, selain bisa dilihat dari fakta bahwa mereka bakal turut serta di Piala Asia, juga bisa disaksikan lewat peringkat FIFA. Di antara tim-tim Asia Tenggara, Filipina adalah negara dengan peringkat FIFA tertinggi kedua. Di rangking 116, mereka hanya kalah dari Vietnam yang ada di urutan 102 dunia.
Di Piala AFF, Filipina berada satu grup dengan Indonesia di Grup B. Berdasarkan jadwal yang telah disusun, kedua kesebelasan ini bakal bersua pada 25 November 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pukul 19:00 WIB.