Liverpool Tak Perlu Risau, Origi Tak ke Mana-mana

10 Agustus 2019 8:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klopp dan Origi Foto: REUTERS/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Klopp dan Origi Foto: REUTERS/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Divock Origi menulis epos ganjil. Sempat tidak terpakai pada 2014/15 dan 2017/18, ia melahirkan kejutan demi kejutan pada 2018/19 lewat gol-gol penting. Salah duanya dalam leg kedua semifinal Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Cerita Origi berlanjut. Laga pembuka Premier League 2019/20 tak luput dari jangkauan maginya. Origi membukukan gol keempat di laga melawan Norwich City. Duel yang digelar pada Sabtu (10/8/2019) di Anfield Stadium itu tuntas dengan kemenangan 4-1 untuk Liverpool.
Origi sebenarnya tidak tampil meledak-ledak. Ia cuma melepaskan satu tembakan selama 74 menit bermain. Di antara para starting XI Liverpool, Origi menjadi pemain kedua yang paling sedikit menyentuh bola: 34 kali. Tak cuma itu. Pemain asal Belgia ini empat kali kehilangan bola.
Pemain Liverpool berpesta gol di laga pertama Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Carl Recine
Meski demikian, Origi juga membuktikan bahwa ia bisa menjadi ancaman berbahaya. Tembakan semata wayangnya itu berujung gol. Tampaknya torehan itu menjadi tamparan keras bagi para pemain yang acap buang-buang peluang.
ADVERTISEMENT
Walaupun cukup sering kehilangan bola, Origi juga berhasil membuat dua umpan kunci. Efektivitas sepertinya menjadi nama tengah untuk permainan Origi.
"Saya pikir, Div (sapaan akrab Origi) tampil luar biasa malam ini. Ia memang membuat dua atau tiga keputusan yang tidak bagus dan beberapa kali kehilangan bola. Tapi, dia tetap tampil brilian. Ia adalah ancaman nyata bagi lawan," jelas Klopp, dikutip dari laman resmi klub.
Dalam formasi dasar 4-3-3 ala Klopp, Origi bermain sebagai penyerang kiri. Ia turun gelanggang mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan Sadio Mane. Origi mungkin bukan yang terbaik di antara para penyerang. Catatan minus tadi buktinya.
Ia pun acap ditunjuk sebagai pemain pengganti. Jika Mane benar-benar fit, bukannya tak mungkin Origi bakal duduk di bangku cadangan.
ADVERTISEMENT
Tapi rasanya tak perlu khawatir kalaupun itu terjadi. Serupa musim-musim kemarin, Origi tak bermusuhan dengan bangku cadangan. Memulai laga dari mana saja, ia selalu siap setiap kali Klopp membutuhkan.
Ketimbang diribetkan dengan urusan personal macam itu, ia lebih suka melihat setiap laga dari sudut pandang tim dan memindai apa yang sebenarnya diperlukan kawan-kawannya.
"Kami ingin menggunakan laga pertama ini sebagai titik balik dari kekalahan melawan Manchester City (di Community Shield). Kemenangan 4-1 tentu menjadi hasil yang sangat bagus bagi kami. Tapi, ada banyak elemen yang masih bisa kami perbaiki," ujar Origi, dikutip dari laman resmi klub.
Origi menjawab kepercayaan Klopp menurunkannya sebagai starting XI dengan brilian. Manuvernya memancing bek tengah lawan, Grant Hanley, melakukan kesalahan fatal: Gol bunuh diri pada menit ketujuh.
ADVERTISEMENT
Origi melepaskan sepakan pelan ke arah gawang dari sisi kanan pertahanan lawan. Hanley berusaha menahan bola tersebut. Apa lacur, manuver Hanley justru berujung sorak-sorai untuk suporter Liverpool karena membuat bola berbelok ke gawang sendiri.
Divock Origi berpelukan dengan Juergen Klopp selepas laga. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
Gol yang mengantarkan Liverpool pada keunggulan 4-0 juga dicetak dengan cara yang asyik. Ketika Trent Alexander-Arnold membangun serangan, ia merangsek ke area pertahanan Norwich. Penempatan posisinya berisiko betul: Di dalam kotak dan diapit dua pemain lawan.
Tapi Origi tak gentar. Umpan silang Alexander-Arnold disambutnya dengan sundulan yang tak mampu dibendung Tim Krul. Sekali lagi ia membikin Klopp bersorak di pinggir lapangan.
Segala hal yang ditunjukkan Origi pada akhirnya membuktikan bahwa ia bukan superstar dan mungkin tidak akan pernah menjadi superstar. Tapi, Origi bakal tetap ada setiap kali dibutuhkan. Bagi Liverpool dan Klopp, itu sudah cukup.
ADVERTISEMENT