Liverpool vs Norwich: Waspadai Kepakan 'Si Kenari'

8 Agustus 2019 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usai mencetak gol, Mohamed Salah berkata dalam hati, "Alhamdulillah, Ya Allah." Foto: REUTERS/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Usai mencetak gol, Mohamed Salah berkata dalam hati, "Alhamdulillah, Ya Allah." Foto: REUTERS/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Gol-gol dari Dieumerci Mbokani dan Steven Naismith berhasil membuat lesakan Roberto Firmino pada menit ke-18 sia-sia. Sepasang gol dari penggawa Norwich City itu menutup babak pertama dengan skor 2-1 atas Liverpool.
ADVERTISEMENT
Situasinya makin sulit saat Wes Hoolahan kembali membuat publik Carrow Road bersorak. Untungnya, Jordan Henderson, James Milner dan Firmino berhasil mencetak gol balasan.
Well, Sebastien Bassong nyaris menjadi pahlawan The Canaries (alias 'Si Kenari') lewat lesakannya di injury time babak kedua --sebelum akhirnya Adam Lallana mencetak gol penentu tiga menit setelahnya. Liverpool menang 5-4.
Pada akhirnyaa Norwich memang terdegradasi saat Premier League musim 2015/16 ditutup. Namun, setidaknya mereka menjadi satu-satunya kontestan Premier League yang berhasil mencetak empat gol ke gawang Liverpool.
****
Setelah tiga periode berkubang di Divisi Championship, Norwich kembali menantang Liverpool di kompetisi teratas. Anfield yang kali ini jadi arenanya pada Sabtu (10/8/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat bahwa Norwich promosi ke Premier League dengan status tim berprestasi. Mereka menduduki peringkat pertama dengan torehan poin 94 --5 angka lebih banyak atas Sheffield United yang berada di posisi kedua. Mereka juga cuma menelan 6 kekalahan dari total 46 pertandingan.
Sosok yang paling bertanggung jawab atas performa ciamik Norwich, ya, Daniel Farke. Menariknya, arsitek berusia 42 tahun itu punya benang merah dengan Juergen Klopp: Sama-sama dari Jerman dan pernah bekerja untuk Borussia Dortmund.
Ya, sebelum menukangi Norwich di awal musim 2017/18, Farke sempat merapat ke Die Borussen. Kala itu ia berkolaborasi dengan Thomas Tuchel, khususnya untuk menangani tim reserve. Maka cukup logis andai sistem permainan Farke punya benang merah dengan Tuchel: Ball possession.
ADVERTISEMENT
Hal itu tertuang lewat tingginya penguasaan bola Norwich di Divisi Championship musim lalu, 55,7%. Sebanyak 77 dari total 93 gol Norwich berawal dari situasi open play. Cukup membuktikan kematangan mereka dalam melakukan build-up serangan.
Oh, ya, Norwich juga menjadi tim yang paling produktif di level kedua piramida sepak bola Inggris tersebut. Rata-rata gol per laganya menyentuh 2, unggul tipis atas West Bromwich Albion di angka 1,8.
Farke menerapkan pakem dasar 4-2-3-1. Mengandalkan Teemu Pukki sebagai penyerang tunggal yang ditopang Onel Hernandez, Emiliano Buendía, dan Marco Stiepermann di lini kedua. Namun, titik ledak Norwich bukan cuma di situ saja. Masih ada sokongan dari divisi full-back dalam melakukan serangan, yakni via Max Aarons dan Jamal Lewis yang sudah menyumbangkan 10 assist bila dikalkulasi.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk mengeksploitasi celah dalam tubuh Liverpool, Farke bisa memaksimalkan peran Hernandez. Pertama, pemain asal Jerman itu memang diberi akses lebih untuk melancarkan tembakan di antara ketiga gelandang lainnya. Kedua, ia menjadi pemain Norwich yang paling intens dalam melancarkan dribel pada musim lalu.
Lalu alasan yang utama, karena sektor kanan terbukti jadi titik lemah Liverpool dalam beberapa pertandingan termutakhir. Toleh saja bagaimana sektor yang dihuni Trent Alexander-Arnold itu jadi biang atas kekalahan dari Napoli di laga pramusim.
Ketiga gol yang bersarang ke gawang Simon Mignolet itu berawal dari sisi kanan pertahanan Liverpool. Teraktual, ya, bagaimana skema gol yang dibuat Raheem Sterling di Community Shield.
Pertandingan Community Shield 2019 antara Liverpool dan Manchester City. Foto: Reuters/Matthew Childs
ADVERTISEMENT
Sad but true, Liverpool memang melakoni laga pramusim yang mengecewakan. Cuma satu kemenangan yang mereka petik dalam lima duel uji tanding termutakhir. Untuk tiga lainnya berakhir dengan kekalahan dan satu sisanya berujung imbang. Selain rapuhnya pertahanan, tumpulnya lini depan juga jadi alasan atas catatan minus tersebut.
Oke, Firmino dan Mohamed Salah memang baru bergabung bersama Liverpool di laga versus Olympique Lyon. Namun, Salah gagal mencetak gol. Firmino mendingan, sih, karena sukses menyumbang satu gol ke gawang Les Gones.
Kekalahan dari City di ajang Community Shield jadi klimaksnya. Liverpool memang berhasil mencuri satu gol di pertengahan babak kedua. Akan tetapi, lesakan itu lahir dari Joel Matip bukan dari divisi serangan.
ADVERTISEMENT
Divock Origi berpelukan dengan Juergen Klopp selepas laga. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
Situasinya makin sulit setelah kemungkinan absennya Sadio Mane. Topskorer Premier League 2018/19 itu masih dalam masa rehat setelah membela Senegal di Piala Afrika.
Adalah Divock Origi yang jadi alternatif paling sempurna untuk menggantikan Mane di pos winger kiri. Sudah tiga gol yang dibuat pemain asal Belgia itu di laga pramusim, ke gawang Tranmere Rovers, Sevilla, dan Sporting CP.
Meski demikian, besar pula harapan Liverpool kepada Firmino, penyerang yang berkontribusi langsung atas 3 gol dalam duel terakhir melawan Norwich --2 gol dan 1 assist.