Marcus Rashford dan Angan yang Hidup

6 Agustus 2018 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rashford pada laga melawan Burton. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Rashford pada laga melawan Burton. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi Marcus Rashford, hidup berjalan amat cepat dan tak seperti apa yang ia duga sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dua tahun lalu, Rashford hanyalah bocah belasan tahun biasa. Dari pagi hingga siang, ia menghabiskan waktu di sekolah bernama Ashton upon Mersey di Greater Manchester. Di waktu sisa, ia bersama dua saudara laki-lakinya, membantu ibunya, Mel, di rumah.
Kebiasaan tersebut rutin dilakukan oleh Rashford sejak enam tahun yang lalu. Enam tahun yang lalu pula, Rashford yang sudah bergabung di tim junior Manchester United, diharuskan untuk menempuh pendidikan di Ashton upon Mersey.
Ashton on Mersey adalah sekolah yang punya hubungan dekat dengan United. Nama-nama seperti Darren Fletcher, Jonny Evans, hingga Danny Welbeck pernah mengenyam pendidikan di sana. Di angkatan Rashford, tercatat ada Timothy Fosu-Mensah.
Rashford mengambil BTEC jurusan Sains Olahraga. Menurut laporan Independent dari kepala sekolah Ashton on Mersey, Aidan Maloney, ia dikenal sebagai siswa yang pandai di jurusannya dan termasuk satu yang memiliki lingkaran sosial apik.
ADVERTISEMENT
Pada 28 Februari 2016, manajer United kala itu, Louis van Gaal, memberikan Rashford kesempatan untuk melakoni laga debut. Lawan United saat itu adalah Arsenal dan dalam laga tersebut, ia berhasil mencetak dua gol. Sejak saat itu, hidupnya berubah.
“Semua teman sekelas Rashford menyelamatinya usai mencetak dua gol ke gawang Arsenal. Namun, bisa dipastikan bahwa mereka sama sekali tidak kaget kalau ia bisa melakukannya karena ia pandai memberikan kejutan,” kata Maloney kepada Independent.
“Lucunya, pertandingan melawan Arsenal dilakukan sehari sebelum Rashford melakoni ujian. Dan, seingat saya, ia bisa mengerjakan ujian yang digelar pada pukul 09.00 pagi tersebut,” tambah Maloney.
Kehidupan Rashford di dalam sekolah berbanding terbalik dengan apa yang ia hadapi di luar. Di luar, ia harus merasakan kerasnya hidup dari orang tua yang tak memiliki latar belakang ekonomi yang baik.
ADVERTISEMENT
Ayah Rashford, Robert, tak pernah hadir dalam hidupnya. Saking marahnya, Mel sampai menghapus nama Robert dalam sertifikat kelahiran anaknya. Mel sendiri bekerja sebagai pencatat di sebuah perusahaan taruhan.
Dalam sebuah rumah susun dengan empat kamar tidur di kawasan Sale, Greater Manchester, Mel membesarkan Rashford bersama dua saudaranya, Dwayne dan Dane. Dalam rumah tersebut, ada pula kakek Rashford, Ces.
Bagi Mel, Sale adalah tempat teraman untuk membesarkan anak-anaknya. Sebelum di sana, mereka pernah tinggal di Withington hingga Northern Moor, demi menjauhkan anak-anaknya dari kerasnya kehidupan jalanan.
Tak ingin anak bungsunya dekat dengan kehidupan jalanan, Mel kemudian mendaftarkan Rashford ke sebuah sekolah bersama Fletcher Moss Rangers—sekolah yang juga pernah dibela oleh Jesse Lingard, Danny Welbeck dan Wes Brown.
ADVERTISEMENT
Di depan Mel dan pelatih Fletcher Moss Rangers, Dave Horrocks, Rashford menunjukkan bakatnya. Tanpa pikir panjang, mereka mereka mempersilakan anak itu untuk bergabung dan Mel membayar biaya pendaftaran sebesar dua poundsterling.
Hampir setiap akhir pekan, Mel menemani Rashford. Hingga tiba hari di mana ia mencetak 12 gol, meski hanya bermain selama 10 menit, yang sekaligus membuat kehidupan ibu dan anak tersebut berubah.
Penampilan apik yang ditunjukkan oleh Rashford membuat telepon Mel tak pernah berhenti berdering. Banyak pencari bakat yang menawarinya kesempatan bagi anaknya untuk berkarier secara profesional, meski di satu sisi, ia sudah memberikan nasib anaknya kepada Horrocks.
Horrocks meminta pendapat Mel sebelum menyetujui banyak tawaran kepada Rashford. Pada akhirnya, United, lewat proposal yang sebagian besar diisi oleh program latihan untuk pemain muda yang dikirim oleh asisten Sir Alex Ferguson, Rene Maulensteen, dipilih oleh mereka.
ADVERTISEMENT
Rashford bergabung akademi United saat ia berusia sembilan tahun. Tahun demi tahun, ia habiskan di kelompok umur yang jauh lebih tua ketimbang usianya yang sebenarnya, meski di sisi lain, ia malah berhasil menunjukkan kemampuan.
Kesempatan bagi Rashford untuk bermain di tim senior United terbuka saat ia menjadi pemain paling tajam mereka di level U-18, 2015 silam. Kala itu, ia berhasil membukukan 13 gol dari 25 penampilan. Van Gaal yang terkesan memberikannya kesempatan untuk bermain di tim senior.
Pertandingan melawan FC Midtjylland jadi pembuka karier Rashford untuk tim senior United. Meski demikian, kisahnya dari laga tersebut bermula dari sebuah ketidaksengajaan di mana ia menggantikan Anthony Martial yang mengalami cedera saat melakoni pemanasan.
ADVERTISEMENT
Keputusan Van Gaal untuk memainkan Rashford menjadi awal dari sejarah. Dua gol yang diciptakan olehnya dari pertandingan melawan Midtjylland. Sejak itu, ia naik pangkat ke tim utama United.
Di balik kesempatan yang rutin diberikan, Van Gaal paham bagaimana Rashford adalah pemain muda yang membutuhkan waktu untuk berkembang. Hampir setiap pagi, ia selalu mengajak Rashford bertemu di kantin Carrington untuk membicarakan apa-apa saja yang diinginkan.
Pertemuan tersebut membuat Rashford terus berkembang. Hingga akhirnya, ia dipilih oleh Roy Hodgson untuk menjadi salah satu pemain yang diikutsertakan Timnas Inggris di Piala Eropa 2016 silam, yang digelar di Prancis.
Perkembangan Rashford tak berhenti saat Jose Mourinho, mengambil alih tongkat kepemimpinan dari tangan Van Gaal. Ia memang bukan pilihan pertama Mourinho di starting eleven, tapi melihat banyak faktor, tampak bagaimana ia mengalami perkembangan.
ADVERTISEMENT
Satu yang bisa dinilai adalah kesempatan bermain. Sejak Mourinho menjadi manajer, Rashford selalu memainkan lebih dari 50 pertandingan setiap musimnya. Catatan mencetak golnya pun tak mengecewakan, 11 di musim pertamanya bermain penuh dan 13 di musim berikutnya.
Jangan lupakan nomor punggung yang berubah seiring makin pentingnya dia. Di awal karier, ia bermain dengan memakai nomor 39. Kemudian, berubah menjadi 19 pada 2016. Terbaru, ia diberi kesempatan untuk mengenakan nomor 10.
Rashford juga mulai menunjukkan bagaimana tubuh kurusnya mulai dipenuhi otot. Serangkaian perubahan menunjukkan bagaimana ia berkembang, dari anak muda, yang dipenuhi angan-angan, menjadi pemain yang siap memberikan banyak bukti.