Menelisik Peran Vital Perisic dan Mandzukic

13 Juli 2018 15:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perisic dan Mandzukic,pasangan yang saling melengkapi. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Perisic dan Mandzukic,pasangan yang saling melengkapi. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sundulan kepala Ivan Perisic berhasil dikonversi menjadi gol oleh Mario Mandzukic. Ya, dua pemain itulah yang memulangkan Inggris dan membawa Kroasia melaju ke partai puncak Piala Dunia pertama dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Dua gol itu menunjukkan bahwa Kroasia tak hanya Luka Modric dan Ivan Rakitic semata, meski duet itu yang paling bertanggung jawab atas kreativitas Vatreni. Di lini depan, mereka memiliki Perisic dan Mandzukic.
Secara harafiah, Perisic adalah seorang winger dan Mandzukic merupakan seorang penyerang tengah. Dalam praktiknya, Zlatko Dalic menggunakan fungsi Perisic dan Mandzukic seperti tugas mereka di klub. Di Inter, Perisic ditugaskan untuk aktif melepaskan tembakan, di samping melancarkan manuver dari sisi sayap. Ia mengemas rata-rata tembakan 3,1; lebih banyak ketimbang Mauro Icardi yang jadi mesin gol Nerazzurri.
Sementara peran Mandzukic berbeda dari sebelum-sebelumnya. Bersama Juventus ia cenderung bermain di tepi sayap ketimbang nangkring di garda terdepan. Hal itu yang lantas diterapkan Dalic dalam skuatnya.
ADVERTISEMENT
Ini menarik, mengingat posisi alami Perisic dan Mandzukic justru bisa saling bertukar satu sama lainnya. Di sisi lain, keduanya juga bisa silih melengkapi, sesuai kebutuhan.
Saat berhadapan dengan Inggris di semifinal lalu, Perisic jadi pemain yang paling aktif dengan mencatatkan 7 tembakan. Bahkan, 5 di antaranya berada di dalam kotak penalti. Sisi sayap memang jadi senjata utama Kroasia saat menaklukkan 'Tiga Singa'. Dari 40 crossing yang dilepaskan Kroasia, Perisic menyumbangkan 9 di antaranya, terbanyak bersama Sime Vrsaljko.
Skema itu pula yang kemudian menghasilkan gol Perisic. Ia merangsek ke jantung pertahanan Inggris, lalu menyambut umpan silang Vrsaljko, memotong bola sebelum sampai di kepala Kyle Walker.
Gamblangnya, Perisic diutus untuk bergerak ke tengah demi menyambut umpan silang dari sisi yang berlawanan, entah itu dari Vrsaljko atau Ante Rebic. Sebaliknya, Rebic juga akan menjejali area sentral saat tepi kiri melepaskan umpan silang.
ADVERTISEMENT
Kendati sisi kanan menjadi titik terkuat Kroasia lantaran didukung Vrsaljko yang aktif melakukan overlap. Sementara Perisic memiliki peran ganda, mengirimkan umpan silang serta membantu Mandzukic untuk menyambut crossing ke kotak penalti.
Gol Ivan Perisic ke gawang Inggris. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Gol Ivan Perisic ke gawang Inggris. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
Jose Mourinho bahkan tak segan untuk memuji permainan Perisic, yang dianggapnya bukan sekadar winger biasa.
"Biasanya modal pemain sayap adalah kecepatan dan kreativitas. Namun, ia (Perisic) memiliki fisik yang sangat kuat, andal dalam duel udara," ungkap Mourinho sebagaimana dilansir Football Italia.
Pernyataan Mourinho mungkin sedikit betendensi. Bukan rahasia lagi jika ia menginginkan Perisic berseragam Manchester United. Terlepas dari semua itu, apa yang dikatakan Mourinho ada benarnya. Perisic tidak hanya terfokus untuk melakukan penetrasi dari sisi sayap saja. Lebih kompleks lagi, ia juga dituntut Dalic untuk aktif dalam melakukan aksi bertahan, menyempurnakan pressing yang jadi senjata mereka untuk melemahkan Inggris.
ADVERTISEMENT
"Dia tidak berada di puncak kemampuannya, mungkin, karena saya memintanya untuk membantu dalam pertahanan. Tetapi ini adalah strategi kami --dia harus membantu barisan pertahanan," kata Dalic.
Konsepsi demikian makin terbukti dengan jumlah tekel sukses Perisic yang menyentuh angka 2, masih lebih banyak ketimbang Dejan Lovren. Bukan hanya dia seorang, Mandzukic dan Rebic juga ditugaskan untuk menekan garis pertahanan Inggris serendah mungkin. Tujuannya, demi mengebiri build-up serangan Inggris.
Sementara itu kelebihan Mandzukic untuk bermain melebar juga membuat Dalic bisa lebih variatif dalam menurunkan format dasar. Saat berhadapan dengan Rusia di babak perempat final lalu, pelatih berusia 51 tahun itu menurunkan Andrej Kramaric di belakang Mandzukic dalam format 4-2-3-1.
ADVERTISEMENT
Selebrasi Mario Mandzukic dkk. usai mencetak gol kedua ke gawang Inggris. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Mario Mandzukic dkk. usai mencetak gol kedua ke gawang Inggris. (Foto: Carl Recine/Reuters)
Akan tetapi, pada praktiknya Mandzukic justru lebih aktif bergerak ke tepi. Sedangkan Kramaric yang intes berada di sentral pertahanan Rusia. Gol perdana Kroasia pun diawali dari umpan Mandzukic dari tepi kiri, yang kemudian diselesaikan oleh Kramaric.
Spesialisasi Mandzukic itu pula yang membuat Kroasia menurunkan format 4-1-4-1, andai ingin memaksimalkan peran Modric dan Rakitic sebagi gelandang oportunis. Pergerakan vertikal Mandzukic memberikan ruang bagi Modric-Rakitic untuk bergerak ke depan. Itulah mengapa keduanya sukses mencatatkan namanya di papan skor saat bersua Argentina di fase grup.
Rahasia kesuksesan Kroasia sejauh ini adalah permainan adaptif mereka, mengubah pakem dan memanfaatkan kelemahan lawan. Beruntungnya mereka memiliki Perisic dan Mandzukic, sosok yang bisa merealisasikannya. Ya, Kroasia tak hanya punya Modric dan Rakitic saja.
ADVERTISEMENT