Mengapa Teknologi Garis Gawang Tak Mengesahkan Gol Liverpool?

4 Januari 2019 11:41 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sapuan dari John Stones di garis gawang. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Sapuan dari John Stones di garis gawang. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Pendukung Liverpool misuh-misuh. Bukan cuma karena tim mereka kalah 1-2 dari Manchester City, Jumat (4/1/2019) dini hari WIB, tetapi juga ada kejadian yang bikin mereka kesal.
ADVERTISEMENT
Well, ini bukan perkara Dejan Lovren (dianggap) main buruk atau kenyataan bahwa sebetulnya The Reds tidak tampil jelek yang bikin mereka kesal. Jika Anda membuka Twitter pagi ini dan kebetulan melihat beberapa postingan pendukung Liverpool singgah di timeline Anda, besar kemungkinan Anda paham kejadian mana yang kami maksud.
Ya, tak lama sebelum City mencetak gol pertama mereka --yang tercatat atas nama Sergio Aguero--, Liverpool mendapatkan peluang bagus. Ada dua faktor yang membuat peluang ini tercipta. Pertama, kejelian Mohamed Salah dalam mengirim umpan terobosan kepada Sadio Mane. Lalu, kedua, kikuknya John Stones dan Ederson ketika berusaha mengamankan bola.
Awalnya, sepakan Mane membentur tiang gawang dan Stones buru-buru untuk menghalaunya. Sial buat Stones, bola membentur badan Ederson dan memantul kembali ke arah gawang.
ADVERTISEMENT
Yang terjadi berikutnya, Stones dengan cepat membayar kesalahannya dan melakukan aksi heroik: Menyapu bola tepat di garis gawang sebelum Salah menyambarnya.
Gol tidak terjadi. Bahkan teknologi garis gawang juga menyatakan demikian.
Yang bikin pendukung Liverpool kesal, tayangan ulang dan beberapa sudut pengambilan kamera menunjukkan seolah-olah bola sudah melewati garis gawang. Mereka pun merasa bahwa gol seharusnya disahkan.
Bola nyaris sepenuhnya melewati garis gawang. (Foto: -)
zoom-in-whitePerbesar
Bola nyaris sepenuhnya melewati garis gawang. (Foto: -)
Well, marah-marah itu satu hal, tapi berpikir logis itu hal lain. Untuk menjawab permasalahan ini, mari mengacu ke FIFA Laws of The Game.
Dalam bab 'Methods of Scoring', FIFA menjelaskan syarat sebuah gol dinyatakan sah dengan detail. Ehem, begini bunyinya: "Sebuah gol tercipta jika bola seluruhnya sudah melewati garis gawang, di bawah mistar dan di antara tiang, menyusul tidak adanya pelanggaran dari Laws of The Game dari tim yang mencetak gol itu."
ADVERTISEMENT
Ya, kami mencetak tebal kata 'seluruhnya' karena di sinilah kuncinya. Dari tayangan ulang dan temuan BBC, ada sebagian bola yang masih belum melewati garis gawang ketika Stones melakukan sapuan. BBC menyebut, ada 1,12 cm sisa bola yang belum melewati garis gawang. (Ya, setipis itu!)
Ada sisa 1,12 cm di sebelah kanan gambar yang belum melewati garis gawang. (Foto: -)
zoom-in-whitePerbesar
Ada sisa 1,12 cm di sebelah kanan gambar yang belum melewati garis gawang. (Foto: -)
Laws of The Game sendiri melengkapi penjelasan mereka menyoal gol dengan gambar. Dalam gambar tersebut ditunjukkan bahwa meskipun sebagian besar bola sudah melewati garis, tetapi jika masih ada bagian yang belum melewatinya --sesedikit apa pun-- gol tidak bisa disahkan.
Gol sah jika bola sepenuhnya melewati garis gawang. (Foto: FIFA Laws of The Game.)
zoom-in-whitePerbesar
Gol sah jika bola sepenuhnya melewati garis gawang. (Foto: FIFA Laws of The Game.)
So, keputusan teknologi garis gawang pada laga City vs Liverpool memang sudah tepat. Case closed.