Mengenal Malcom, Winger yang Dikabarkan Dibidik Manchester United

3 Januari 2018 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Malcom kala memperkuat Bordeaux. (Foto: Nicolas Tucat/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Malcom kala memperkuat Bordeaux. (Foto: Nicolas Tucat/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suatu masa Bruce Lee pernah bilang begini: “Aku tak takut dengan orang yang berlatih sepuluh ribu jurus tendangan sekali saja. Tapi, aku takut dengan orang yang berlatih satu jurus tendangan sepuluh ribu kali.” Kalau Anda hendak menguji kalimat itu, simaklah aksi Arjen Robben, terutama pada masanya di Bayern Muenchen.
ADVERTISEMENT
Robben bukanlah jenis pemain yang suka basa-basi. Ia takkan mencoba untuk mengesankanmu –ia hanya ingin mencetak gol ke gawang lawan.
Kala bola berada di kakinya, ia akan berlari dari sisi sayap dengan kecepatan tinggi, menipu satu-dua pemain dalam perjalanannya, sebelum pada akhirnya memutuskan untuk melakukan cut-inside dan melakukan tembakan. Dari cara main seperti inilah gol-gol sering lahir dari kaki Robben.
Cara itu, boleh dikatakan sudah dilihat berkali-kali dilakukan oleh Robben. Tapi, sudah berapa kali pula lawan-lawannya tertipu?
Adapun, gaya bermain serupa bisa kita saksikan dalam diri Malcom. Masih muda, umurnya baru 20 tahun. Ia dari Brasil dan kini menjadi andalan bagi Bordeaux. Posisinya adalah sayap, dan sebagai pemain sayap, ia begitu tajam —dengan kebiasaan cut-inside yang cukup sering bikin lawan-lawannya repot.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Malcom sendiri dihubungkan dengan dua klub, Manchester United dan Tottenham Hotspur. Menandakan seberapa besar bakatnya kini. Tentu saja, Malcom lebih dari sekadar The Next Robben.
Berkenalan dengan Malcom dan Mengapa Ia (Bisa) Lebih Baik dari Robben
Malcom memulai kariernya di Corinthians. Namun, bukan berarti bahwa Malcom yang kini memikat United dan Spurs itu sudah bisa kita saksikan sedari awal. Pada masanya di Corinthians, dari 2014 hingga 2016, namanya tenggelam di tengah-tengah pemain seperti Jadson dan Vagner Love yang notabene mencetak gol lebih banyak dan lebih kenyang pengalaman dibandingkan dirinya.
Meski telah mencatatkan 51 laga dan mencetak 7 gol semasa di Corinthians, masa-masanya di Corinthians lebih sering ia habiskan dengan bermain sebagai pemain pengganti.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya ia pindah ke Bordeaux pada Januari 2016. Di tangan Jocelyn Gourvennec, ia mendapatkan tantangan untuk meningkatkan permainannya, dan ia menerima tantangan itu dengan tangan terbuka. Dalam dua tahun, permainan Malcom terus membaik dalam skema 4-3-3, di mana ia bermain sebagai inverted winger –ia bermain di posisi sayap kanan, tetapi kaki kirinya justru lebih dominan.
Atas segala kerja kerasnya itu, Gourvennec membandingkan Malcom dengan bakat-bakat muda lainnya di Ligue 1 seperti Nabil Fekir dan Thomas Lemar. Serta menyebut bahwa etos kerja Malcom juga turut mengesankannya.
“Kamu harus melihat dia setiap hari. Dia masih menikmati dan siap menempa diri demi skuat ini seperti yang sebelum-sebelumnya,” puji Gourvennec. “Dia bahkan beraksi sebagai seorang penerjemah untuk teman-teman Brasil-nya. Dia tak terganggu dengan apa yang telah dikatakan (oleh media). Meski ia masih muda, ia juga kini begitu dewasa.”
ADVERTISEMENT
Ya, kedewasaan ini tak hanya mempengaruhi pola pikirnya di luar lapangan, tapi membentuk karakternya di lapangan.
Di lapangan, Malcom begitu mengesankan dan mematikan. Sehingga tak mengherankan ketika menyaksikannya bermain, kepala kita mungkin berpikir bahwa ia sedang kerasukan sosok Robben. Adapun, selain bisa menyaksikan kebiasaannya melakukan cut-inside dengan kecepatan yang begitu tinggi, kita bisa lihat juga kebiasaannya dalam melepaskan tendangan hingga mencetak gol.
Kalau ada tim yang memberinya ruang, maka ia akan menghukum tim itu dengan serangan yang mematikan. Entah itu dari kotak penalti, atau melalui tendangan bebas kaki kirinya. Musim ini saja, ia telah mencetak 7 gol. Ia akan memanfaatkan tubuhnya demi menjaga bola agar tak dapat direbut saat berlari dalam kecepatan tinggi. Dan itulah senjata andalannya.
ADVERTISEMENT
Namun, mau dimirip-miripkan bagaimanapun juga, Robben dan Malcom adalah dua sosok yang berbeda. Bahkan, di beberapa aspek, Malcom punya potensi untuk menjadi pemain yang bisa melampaui potensi Robben saat ini.
Tak percaya? Simak aksinya saat melakukan cut-inside. Ketika melakukan tusukan, selain memanfaatkan tubuhnya dalam menjaga possession, tak jarang Malcom berada di situasi di mana ia harus juga memanfaatkan kemampuan menggiring bola khas sepak bola Brasil demi mengecoh lawannya.
Sehingga jangan kaget, ketika dalam kecepatan kencang, ia sedikit melambat, lalu melakukan aksi akrobatik yang mengagumkan sekaligus sangat efektif dalam mengecoh lawan. Lalu, tiba-tiba saja ia berada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper.
Selain itu, berbicara tentang Malcom tak hanya berbicara tentang seorang inverted winger buas yang pandai mencetak gol. Selain berbicara gol, ia juga tahu kapan waktunya berbagi dengan rekan-rekannya. Kala berada dalam situasi di mana ia tak mungkin melakukan cut-inside dan menembak, biasanya ia akan memberikan operan kunci kepada rekan-rekannya.
ADVERTISEMENT
Entah itu berupa umpan pendek, umpan panjang, hingga umpan lambung —semuanya sama baiknya. Sehingga berdasarkan catatan Squawka, ia telah menciptakan 43 kans untuk Bordeaux pada musim ini. Serta, ia telah menciptakan empat assist.
Ada lagi yang membuat Malcom terlihat sebagai paket komplet: kemampuannya dalam bertahan. Kala timnya sedang diserang, dan pemain tersebut sedang berada di sisi kanan, Malcom akan memberikan tekanan dan berupaya keras agar tim lawan menciptakan kesalahan.
Malcom kerap membuat pemain lawan memberikan celah sehingga ia bisa melakukan intersep atau memaksa pemain lawan untuk melakukan umpan yang tak sempurna dan berpotensi untuk direbut oleh pemain Bordeaux lainnya. Musim ini, berdasarkan catatan Squawka, ia telah mencatatkan rata-rata 1 defensive action per laga.
ADVERTISEMENT
Dengan kematangan dan bakatnya, boleh jadi tak lama lagi Malcom akan meroket.
Apa yang Terjadi Jika Malcom Bergabung dengan United?
Berita baiknya bagi penggemar United, berdasarkan informasi dari Goal International, United telah menawar Malcom hingga 40 juta poundsterling. Sementara itu, Spurs “hanya” menawarkan 33 juta pounds.
Jika ditilik lebih lanjut, United memang lebih butuh Malcom dibandingkan Spurs. Dengan kondisi di mana Henrikh Mkhitaryan yang belum juga mampu bermain seperti masanya di Dortmund hingga teka-teki apakah sebenarnya posisi Marcus Rashford –apa ia penyerang atau ia seorang pemain sayap– serta Anthony Martial yang sementara waktu harus bermain sebagai striker, Malcom bisa menjadi jawaban dalam skema 4-3-3 yang di laga teranyar melawan Everton berhasil membuat Jose Mourinho sukses besar.
ADVERTISEMENT
Malcom bisa menjadi sayap kanan dan melalui etos kerja, kepintaran dalam menyerang, dan kaki kirinya yang mematikan itu, Malcom bisa menjadi kesayangan Mourinho. Ia bisa menjadi opsi kala pemain macam Jesse Lingard atau Paul Pogba mengalami kebuntuan. Serta, kemampuannya untuk bertahan boleh jadi akan turut juga mengesankan Mourinho di kala timnya butuh inspirasi kala kehilangan bola.
Berita paling baiknya, ia akan bekerja keras demi satu tempat di Piala Dunia 2018 yang sudah dijanjikan Pelatih Timnas Brasil, Tite. Kalau sudah begini, tunggu apa lagi, United? Telepon Bordeaux sekarang juga!