Mengenang Perjudian Gagal Cardiff City dengan Solskjaer

20 Desember 2018 0:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ole Gunnar Solskjaer (Foto: Daniel Mihailescu / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer (Foto: Daniel Mihailescu / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Reuni langsung tersaji di laga perdana Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer Manchester United. Pada Minggu (23/12/2018) dini hari WIB, skuat berjuluk The Red Devils itu akan melakoni laga tandang melawan Cardiff City.
ADVERTISEMENT
Solskjaer datang ke Cardiff pada Januari 2014 dengan sebuah misi penting. Pemilik Cardiff saat itu, Vincent Tan, memecat Malky Mackay dari posisi manajer karena tidak puas dengan sepak bola defensif yang ditunjukkan Cardiff. Padahal, jasa Mackay untuk Cardiff sendiri cukup besar.
Sosok asal Skotlandia ini mengantarkan tim berjuluk The Bluebirds itu promosi ke Premier League pada musim 2012/13. Namun, apa daya, ia dipecat juga. Kehadiran Solskjaer diharapkan membuat Cardiff jadi tim yang lebih menyerang. Apalagi, Solskjaer memiliki reputasi yang sangat bagus saat itu.
Kegemilangan Solskjaer telah tampak di musim 2011, musim perdananya sebagai pelatih Molde. Musim itu diakhiri dengan trofi Tippeligaen, yang merupakan kompetisi level teratas Liga Norwegia. Semusim kemudian, Molde kembali raih trofi Tippenligaen. Lalu Solskjaer persembahkan trofi Norwegian Football Club untuk Molde di musim 2013.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih membawa sepak bola menyerang ke tim yang bermarkas di Wales itu, Solskjaer hanya mampu mengoleksi 12 poin dari 18 laga di Premier League musim 2013/14 bersama Cardiff. Di akhir musim, Cardiff terdegradasi setelah duduk di peringkat 20 klasemen akhir.
Ole Gunnar Solskjaer, si 'Babyface Assassin'. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer, si 'Babyface Assassin'. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
Demi mengarungi ajang Divisi Championship musim 2014/15, pemain-pemain kesayangan Mackay didepak dan sembilan pemain diboyong ke Cardiff. Salah satunya adalah meminjam Wilfried Zaha dari Manchester United.
Kegiatan transfer ala gim FIFA itu tak membawa Cardiff lebih baik, sehingga Solskjaer kemudian dipecat pada September 2014. Selain itu, kegagalan Solskjaer di Cardiff juga disebabkan kebiasaannya selalu menurunkan hampir seluruh pemain berbeda di setiap laga.
Dalam wawancara bersama televisi Norwegia, TV2, pada 2016 silam, Solskjaer mengakui telah melakukan kesalahan. Sosok yang dijuluki Baby-faced Assassin itu merasa percaya diri berlebih ketika menerima tawaran Cardiff pada 2014 silam.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa saya sudah sangat siap untuk Premier League. Tapi, rupanya Premier League merupakan dunia yang berbeda karena segalanya lebih besar di sana. Sementara, Norwegia memiliki lingkungan sepak bola yang lebih kecil,” ucap sosok berusia 46 tahun itu.
“Saya jelas tak siap dengan model bisnis Premier League dan mengarsiteki klub yang tak begitu saya pahami. Saya tidak mencari alasan, hanya melihat ke diri saya sendiri demi menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.
Solskjaer jadi pelatih interim Manchester United. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer jadi pelatih interim Manchester United. (Foto: Reuters)
Kini Solskjaer kembali ke Premier League dengan skenario serupa. Setelah gemilang di Molde, United merekrutnya sebagai manajer interim. Jika Solskjaer betul-betul telah belajar dari kesalahannya yang lalu, harusnya kisah Solskajer di Inggris kali ini bisa lebih baik.
ADVERTISEMENT