Menghentikan Lewandowski, Membunuh Permainan Bayern

13 Maret 2019 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Robert Lewandowski usai mencetak gol ke gawang Eintracht Frankfurt pada laga Piala Super Jerman. Foto: Reuters/Ralph Orlowski
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Robert Lewandowski usai mencetak gol ke gawang Eintracht Frankfurt pada laga Piala Super Jerman. Foto: Reuters/Ralph Orlowski
ADVERTISEMENT
Virgil van Dijk menyadari Liverpool perlu memberikan perhatian khusus kepada Robert Lewandowski jika ingin memenagi laga leg II babak 16 Liga Champions di Allianz Arena, Kamis (14/3/2019) dini hari WIB. Pasalnya, penyerang berkebangsaan Polandia itu telah kembali menemukan ketajamannya.
ADVERTISEMENT
Ketika Bayern menang 5-1 atas Borussia Moenchengladbach pada 2 Maret lalu, Lewandowski menyumbangkan dua gol. Skenario serupa juga terjadi kepada eks striker Borussia Dortmund itu ketika Die Roten gunduli VfL Wolfsburg dengan skor telak 6-0 tujuh hari kemudian.
Ketajaman Lewandowski ini erat dengan perubahan taktik yang dilakukan Niko Kovac. Alih-alih terus memaksakan bermain mengandalkan penguasaan bola dengan formasi 4-3-3, Bayern kini kembali dengan sepak bola direct dalam formasi 4-2-3-1.
Dengan sistem seperti ini, Lewandowski terus mendapatkan suplai bola dari James Rodriguez. Rodriguez sendiri kembali dipercaya menjadi ‘nomor 10’, yang merupakan posisi terbaiknya sejak di FC Porto. Selain Rodriguez, ada juga Kingsley Coman dan Serge Gnabry yang bisa juga menyuguhkan umpan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perlu diingat juga Lewandowski merupakan topskor di Liga Champions dengan catatan 8 gol. Paling dekat dengannya ialah Dusan Tadic, Moussa Marega, dan Lionel Messi yang sama-sama mencetak 6 gol. Terakhir, Lewandowski memiliki catatan gol impresif kala tampil di Allianz Arena di Liga Champions.
Dalam situasi tersebut, Lewandowski telah menyumbangkan 23 gol dalam 22 penampilan terakhirnya. Menariknya, 9 gol di antaranya tercipta dalam 10 laga fase gugur Liga Champions di Allianz Arena. Catatan-catatan tersebut membuat tak mengherankan jika Lewandowski menjadi mesin gol utama Bayern musim ini.
Van Dijk dalam konferensi pers Liga Champions. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Dengan kata lain, mematikan Lewandowski adalah cara utama untuk mematikan Bayern. Van Dijk sadar dan mengaku telah mempelajari pergerakan penyerang berusia 30 tahun itu. Tak salah, karena bek berkebangsaan Belanda itu kemungkinan besar bakal sering berhadapan satu lawan satu dengan Lewandowski di laga ini.
ADVERTISEMENT
“Kami perlu menyadari kualitas setiap striker yang akan dihadapi, dan saya selalu melakukannya. Tapi, sadar saja tak cukup, terkadang saya juga perlu bertindak cerdas dan lebih dari 100% siap terhadap segala situasi,” kata eks bek Southampton itu di situs resmi UEFA.
“Jika dia (Lewandowski) berusaha berlari ke arah saya dan mencoba melewati saya, saya perlu siap untuk menjegalnya. Saya tak boleh membiarkan penyerang sepertinya mendapatkan kesempatan, karena dia pasti menghukum saya dengan mencetak gol,” lanjutnya.
Disadari Van Dijk, ada tuntutan besar bagi Liverpool untuk kembali ke final Liga Champions sekaligus menjuarai Premier League. Walau begitu, bek termahal di dunia ini menyukai tantangan yang harus tim berjuluk The Reds itu hadapi.
ADVERTISEMENT
"Selalu ada tekanan di klub besar. Tapi, saya lebih suka ada tantangan daripada tidak ada sama sekali. Saya sangat bangga tampil untuk fans, untuk manajer, untuk rekan-rekan saya yang fantastis, dan untuk kaus yang saya kenakan ini,” ucap bek berusia 27 tahun ini.