Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menjadi Keylor Navas, Menjadi Santo di Bawah Mistar Gawang
2 Mei 2018 11:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
"Untuk keberhasilan mereka ke final, Real Madrid harus berterima kasih kepada Keylor (Navas) untuk penyelamatan-penyelamatan fantastisnya," seperti itulah pelatih Bayern Muenchen , Jupp Heynckes , menggambarkan sehebat apa performa kiper lawannya itu di laga leg kedua babak semifinal Liga Champions 2017/2018.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, laga leg kedua ini tidak ditutup dengan kekalahan Bayern dari Madrid. Pertandingan yang digelar di Santiago Bernabeu, Rabu (2/5/2018) dini hari WIB itu berakhir dengan skor imbang 2-2.
Namun, Madrid memasuki pertandingan dengan bekal kemenangan 2-1 di leg pertama. Dan di sinilah agresivitas gol memainkan peranannya. Tiket final jatuh ke tangan Madrid. Artinya, mereka menjadi salah satu tim yang menjejaki partai final tiga tahun berturut-turut.
Karim Benzema boleh mencetak dua gol yang mengantarkan Madrid pada keberhasilan merengkuh tiket final. Namun, di bawah mistar, ada Keylor Navas yang tampil kesetanan mengawal gawang.
ADVERTISEMENT
Navas memang belajar dari kesalahan. Perubahan itu pulalah yang ditunjukkan di laga ini. Impresifnya aksi penyelamatan dan refleks Navas, salah satunya, muncul di menit 22. Saat itu, Robert Lewandowski berhasil menciptakan peluang emas untuk Bayern.
Dalam situasi satu lawan satu dengan kiper, kapten Timnas Polandia ini melepaskan tembakan yang langsung mengarah ke gawang. Siapa pun yang menyaksikan laga itu agaknya sempat percaya bahwa tembakan Lewy tak sekadar peluang, tapi akan segera berbuah gol.
Namun, Navas membalikkan ekspektasi. Penyelamatan gemilangnya menggugurkan upaya Lewandowski membidani lahirnya gol kedua Bayern.
Setelah menutup babak pertama dengan skor 1-1, Bayern kebobolan satu menit setelah babak kedua dimulai. Pressing yang dilakukan Madrid hingga daerah pertahanan Bayern membuat Corentin Tolisso terpaksa memberikan backpass kepada Sven Ulreich. Malang, kiper asal Jerman itu melakukan blunder ketika menyapu bola sehingga Benzema bisa merebutnya dan memasukkan bola ke dalam gawang.
ADVERTISEMENT
Kebobolan gol cepat membuat Bayern berupaya keras dalam menyerang. Dalam rentang 10 menit, Navas harus jatuh bangun menyelamatkan gawangnya usai menggagalkan dua percobaan mengarah gawang dari David Alaba dan Mats Hummels. Namun, jatuh bangun Keylor tak sia-sia. Predikat harum semerbak bernama 'Saint Keylor' ia bawa pulang seusai laga.
Disitat Opta, Navas membukukan delapan aksi penyelamatan di laga ini. Kiper asal Kosta Rika itu berhasil menggagalkan peluang-peluang Bayern yang lahir dari permainan Thomas Mueller, Lewandowski, Alaba, Hummels, dan Tolisso.
Sepanjang perjalanannya bertanding di Liga Champions dari tahun ke tahun, ini menjadi jumlah penyelamatan terbanyak yang pernah dia buat dalam sebuah pertandingan di fase gugur. Terlepas dari semua kritik yang diterimanya di sepanjang musim, ini menjadi kali ketiga Navas melangkah ke partai puncak Liga Champions.
ADVERTISEMENT
"Saya benar-benar bahagia. Saya bersyukur kepada Tuhan karena pertandingan tadi begitu sulit. Bayern adalah tim besar. Kami mengalami berbagai kesulitan, tapi akhirnya sampai juga ke final. Ini adalah keinginan kami. Kami sedang menciptakan sejarah dan bertarung sampai akhir," ungkap Keylor dalam wawancara seusai laga, dilansir Marca.
"Sekarang yang kami lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk final. Kami menghormati siapa pun yang menjadi lawan kami nanti, tapi kami juga mengemban hasrat yang menggebu-gebu untuk memenangi gelar juara."
"Saya juga berterima kasih kepada suporter untuk segala dukungannya. Kami (tim dan suporter -red) harus menikmati momen ini dan pergi ke Kiev dengan mental yang sama," tutur Navas mengakhiri.
Navas patut berbahagia. Ia memang tidak mencetak gol. Namun, sepak bola menjadi adil karena yang dinilai berjasa bukan hanya mereka yang berhasil mencetak gol. Para penyerang itu merayakan golnya sambil berpeluk-pelukan gembira. Di ujung lapangan, Navas mengepalkan tinjunya ke udara. Berteriak lantang menyambut kemenangan yang semakin dekat.
ADVERTISEMENT
Lewat teriakannya itu, lewat kata-kata sederhana yang diucapkannya dalam wawancara seusai laga, seorang kiper membagi kebahagiaannya. Untuk sementara, dia mempersetankan kesunyian yang jadi nama tengah setiap penjaga gawang. Di akhir laga ini, Navas tahu nasibnya jauh lebih baik.
Sementara di ujung lapangan yang satu, seorang kiper terduduk dan tertunduk lesu, bahkan beberapa menit setelah teman-temannya meninggalkan lapangan dan masuk ke ruang ganti.