Mewah Merekah ala Joao Felix

4 Juli 2019 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joao Felix memperkuat Benfica di laga vs Santa Clara. Foto: AFP/Patricia de Melo Moreira
zoom-in-whitePerbesar
Joao Felix memperkuat Benfica di laga vs Santa Clara. Foto: AFP/Patricia de Melo Moreira
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Estadio Jose Alvalade kedatangan tamu agung pada 3 Februari lalu. Namanya Cristiano Ronaldo, ia adalah almamater terbaik yang lahir dari kandang kebanggaan Sporting CP tersebut.
ADVERTISEMENT
Bersama Georgina Rodríguez, peraih lima kali Ballon d'Or itu datang untuk memberi dukungan kepada Sporting dalam laga bertajuk Derby de Lisboa --laga derbi yang mempertemukan Sporting dengan Benfica. Sayang, kehadiran Ronaldo itu tak cukup untuk mendongkrak semangat juang Bruno Fernandes dan kawan-kawan. Sporting menyerah 2-4 dari Benfica.
Terkadang, bukan skor akhir yang jadi nilai dari sebuah derbi. Bisa kontroversi, bisa pula sensasi. Untuk kali ini, ruang itu dijejali oleh pemuda sensasional bernama Joao Felix Sequeira.
Ia adalah calon bintang yang digadang-gadang bakal menyamai Ronaldo. Pemuda berusia 19 tahun itu jadi salah satu lakon utama kemenangan dengan sumbangsih sebiji golnya.
"Pemain terbaik Portugal ada di Alvalade... Dan menyenangkan saat Ronaldo pergi ke sana untuk menontonnya bermain," canda Rui Gomes da Silva, mantan Presiden Benfica.
ADVERTISEMENT
Ya, Felix adalah pemain terbaik Portugal yang dimaksud Silva. Ia tak asal bicara, atau bermaksud untuk hiperbolis, sebab Felix saat ini jadi pemain yang paling mungkin menyamai keagungan Ronaldo.
Derbi Lisbon itu merupakan salah satu dari sekian banyak bukti kredibilitas Felix. Salah satu yang fenomenal, ya, pada laga leg I perempat final Liga Europa pada pertengahan April lalu. Felix berkontribusi langsung atas 4 gol yang dibuat Benfica ke gawang Eintracht Frankfurt --trigol plus satu assist.
Felix pun mengukuhkan diri sebagai pencetak hat-trick termuda di Liga Europa/Piala UEFA sejak Sergio Aguero (19 tahun dan 124 hari) pada 2007. Lebih sensasional lagi karena Felix berhasil mengalahkan rekor legendaris Eusebio sebagai pemain termuda Benfica dan Portugal yang mencetak gol di turnamen antarklub Eropa.
ADVERTISEMENT
Ini sebuah pencapaian fantastis. Perlu diingat bahwa edisi 2018/19 lalu merupakan musim perdananya di tim senior Benfica. Bahkan, saking belianya, ia masih terdaftar sebagai penggawa Benfica B. Bila ditotal Felix sukses mencetak 15 gol dan 7 assist di Liga Primer Portugal dan membantu Bencfica meraih gelar juara liga periode 2018/19. Ingat, itu semua tercipta pada musim perdananya.
Joao Felix mengangkat trofi Liga Portugal 2018/19. Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP
Felix sebenarnya tak memilih Benfica sebagai destinasi awalnya. Ia berlabuh FC Porto dan sempat tujuh tahun menempuh akademi klub berjuluk Dragoes itu. Hingga akhirnya Porto melepasnya pada 2014. Tubuhnya yang terlalu cungkring jadi alasan mereka kala itu.
Baru kemudian Felix memilih Seixal sebagai tempat belajar anyarnya. Seixal adalah akademi milik Benfica yang sukses menelurkan nama-nama beken macam Bernardo Silva, Victor Lindeloef, serta Ederson.
ADVERTISEMENT
Dia belajar dengan cepat dan menembus tim Benfica B dengan prematur. Di usianya baru 16 tahun itu, ia menjadi pemain termuda yang melakoni debut di LigaPro. Hebatnya lagi, Felix juga jadi pencetak gol termuda pada level kedua dalam piramida sepak bola Portugal tersebut.
Bakat Felix tak tertampung lagi untuk generasinya. Ia diundang manggung bersama Portugal U-21 pada 2017 lalu. Laga semifinal UEFA Nations League melawan Swiss pada Juni lalu jadi klimaksnya.
Joao Felix bersiap tampil di UEFA Nations League. Foto: CARLOS COSTA / AFP
Bicara permainan, Felix adalah seorang playmaker. Dari situ pula Rui Vitoria memanggilnya ke tim senior Benfica. Hingga akhirnya Bruno Lage, pria yang dilantik sebagai pelatih Benfica awal Januari lalu, mendorongnya ke posisi penyerang. Hasilnya moncer, ia berhasil menjadi alternatif sekaligus mengakomodir Haris Seferovic, striker utama Aguias.
ADVERTISEMENT
Entah karena lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai guru, yang jelas inteligensi Felix di atas rata-rata untuk ukuran pemain seusianya. Selain itu, latar belakang sebagai playmaker juga menunjang kualitasnya sebagai penyerang modern.
Benfica menyadari ancaman di balik besarnya kualitas Felix, yakni klub-klub raksasa Eropa yang siap mencomotnya dari mereka. Itulah mengapa Benfica memagari Felix dengan klausul pelepasan selangit, 120 juta euro. Lucunya, rekan-rekan setimnya sampai memanggilnya bocah 120 juta euro.
****
Kamis (4/7/2019) Atletico Madrid telah resmi menebus klausul pelepasan Felix dengan metode angsuran dengan durasi kontrak 7 tahun. Artinya, kini Felix menjadi pemain termahal kelima di dunia setelah Neymar, Kylian Mbappe, dan Philippe Coutinho.
ADVERTISEMENT
Bagi Atletico, ini merupakan sebuah langkah logis, mengingat mereka bakal kehilangan Antoine Griezmann sebelum musim 2019/20 bergulir. Bahkan, mereka langsung menyerahkan nomor punggung 7 bekas Griezmann kepada Felix.
Sulit dimungkiri bahwa Felix punya tipikal serupa dengan Griezmann: Kreatif dan tajam. Lagipula, hampir semua pos lini depan bisa disinggahi Felix. Gelandang serang, winger kiri/kanan, penyerang lubang, maupun penyerang tengah.
Bedanya, Felix lebih muda dan segar ketimbang Griezmann yang berusia 9 tahun lebih tua darinya. Walau di satu sisi, masih tertumpuk segudang kepercayaan yang mesti segera ia jawab di Wanda Metropolitano.
Oh, ya, Atletico bisa sedikit berharap kepada Felix. Ia pernah mencetak sepasang gol ke gawang Madrid di semifinal UEFA Youth League 2016/17. Meski pada akhirnya Benfica keok dari Red Bull Salzburg di partai final.
ADVERTISEMENT
Liga Primer Portugal jelas kelas berbeda dengan La Liga. Itu adalah salah satu rimba terganas di Eropa. Arena yang diisi oleh raksasa sekelas Real Madrid dan Barcelona. Belum lagi dengan tantangan bagi Felix untuk membawa Atletico berjaya di Liga Champions atau Liga Europa.