news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mourinho: Klub Harus Punya Struktur Organisasi yang Jelas

18 Januari 2019 1:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jose Mourinho di Liga Champions UEFA A saat pertandingan sepak bola SL Benfica vs Manchester United FC di stadion Luz di Lisbon pada 18 Oktober 2017. (Foto: AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA )
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho di Liga Champions UEFA A saat pertandingan sepak bola SL Benfica vs Manchester United FC di stadion Luz di Lisbon pada 18 Oktober 2017. (Foto: AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA )
ADVERTISEMENT
Perjalanan Jose Mourinho sebagai pelatih tak mulus-mulus amat. Rangkaian gelar memang acap dipersembahkannya kepada tim didikannya, tapi pemecatan juga tak dapat dihindarinya.
ADVERTISEMENT
Itu pulalah yang terjadi di Manchester United. Walaupun langkahnya di Old Trafford tidak bisa dibilang spektakuler, bukan berarti ia tak memberi gelar sama sekali. Sejak menjadi manajer United pada 27 Mei 2016, Mourinho sudah memberikan gelar juara Piala Liga Inggris 2016/17, Community Shield 2016, dan Liga Europa 2016/17. Gelar juara yang disebut terakhir bahkan menjadi pertama kali untuk United.
Yang menjadi persoalan, kepemimpinan Mourinho di United tidak memberikan impak konsisten kepada tim. Rangkaian kekalahan demi kekalahan, bahkan saat melawan tim yang di atas kertas lebih lemah, menjadi penanda bahwa metode dan sistem yang digagas oleh Mourinho tidak berjalan baik. Puncaknya, sosok asal Portugal ini lengser dari jabatannya pada 18 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang paling disoroti dalam kepemimpinan Mourinho di United adalah hubungannya yang tak harmonis dengan sejumlah pemain. Yang paling santer terdengar tentu menyoal Paul Pogba. Bukan sekali dua kali muncul pemberitaan yang mengisyaratkan bahwa pemain dan pelatih ini tidak akur.
"Pemberitaan selalu muncul saat Anda mengalami masalah. Ada masalah antara pemain dan pelatih di sepak bola modern. Di era ini, pelatih tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengatasi situasi klub, menjalin hubungan yang mendidik, dan menghadapi konfrontasi dengan sejumlah pemain yang tidak profesional-profesional amat," jelas Mourinho dilansir BBC.
Paul Pogba aka Lil Pogz dan Jose Mourinho aka Dr. Joe berpose untuk kover mixtape kolaborasi mereka. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Paul Pogba aka Lil Pogz dan Jose Mourinho aka Dr. Joe berpose untuk kover mixtape kolaborasi mereka. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
Berangkat dari situasi seperti ini, Mourinho merasa bahwa setiap klub memiliki struktur yang jelas dan menyeluruh yang juga dapat menjadi jembatan antara pelatih dan pemain. Menurut Mourinho, keberadaan struktur seperti ini akan membantu pelatih untuk mengambil keputusan-keputusan sulit.
ADVERTISEMENT
United memang anomali. Mereka acap dipandang sebagai klub raksasa Inggris, bahkan Eropa. Pandangan ini tidak datang dengan sendirinya atau hanya berdasar pada romantisme para pendukungnya. Untuk menyadari sebesar apa 'Setan Merah' kita hanya perlu menghitung kembali gelar juara yang berhasil mereka kumpulkan.
Tapi itu baru satu sisi. Di sisi lain, Mourinho menganggap United sebagai klub yang berjalan tanpa struktur organiasi yang jelas. Mantan pelatih Inter Milan ini mengisyaratkan bahwa sejatinya ia membutuhkan orang yang berperan sebagai jembatan antara tim dengan pelatih. Keberadaan sosok yang berperan seperti itu akan dapat meminimalisir konflik antara pelatih dan pemain.
"Klub harus memiliki pemilik, CEO, direktur olahraga, dan manajer. Struktur seperti ini dapat menjangkau semua masalah yang diberikan oleh sepak bola modern. Sebuah klub mesti diorganisir dengan baik dan mencakup segala aspek. Kalau seperti ini, tugas manajer akan jelas. Jadi, kami tidak akan dibebani dengan tanggung jawab untuk menerapkan disiplin dan mengedukasi para pemain," jelas Mourinho.
ADVERTISEMENT