Pasang Surut Teco Membangun Kejayaan Persija

10 Desember 2018 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kompetisi Liga 1 musim 2018 menelurkan juara baru: Persija Jakarta. Lewat serangkaian 18 kemenangan, delapan hasil seri dan delapan kali menelan kekalahan, klub asal Ibu Kota ini memastikan diri finish di posisi teratas klasemen dengan raihan 62 poin.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, hasil itu tak didapat dengan cara instan. Masalah demi masalah datang silih berganti. Ketika bisa berdiri di podium tertinggi, siapa sosok di baliknya?
Stefano 'Teco' Cugurra jadi dalang suksesnya Persija. Didatangkan Desember 2016 menggantikan Muhammad Alhadad, karier sosok pelatih asal Brasil membesut 'Macan Kemayoran' sejatinya harus melalui jalan berliku.
Teco memang bukan orang baru di kancah sepak bola nasional. Pada 2004 silam, bersama Persebaya Surabaya, ia sudah menjadi pelatih fisik Bajul Ijo. Pemahaman soal gaya sepak bola Indonesia setidaknya sudah dalam skemanya kala akan menukangi Persija.
Namun, Liga 1 2017 bukan musim mudah bagi Teco menjalani kariernya bersama Persija. Pascaselesainya kisruh pembekuan PSSI oleh FIFA sejak 2014 hingga 2016, sepak mula kompetisi bertitel Liga 1 kudu molor hingga April. Artinya, masalah awal Teco adalah harus bersiap menyoal tarik ulur waktu kompetisi.
ADVERTISEMENT
Pada 16 April 2017, Teco memulai debutnya menangani Ismed Sofyan dan kolega. Jika melihat hasil tandang menghadapi Persiba Balikpapan, Teco mampu menuntaskan laga dengan kemenangan 2-1.
Kendati memulai dengan baik, enam laga ke depan, Persija tak sekalipun meraup poin penuh. Berusa Barito Putera, Bali United dan Mitra Kukar, Persija bermain imbang. Sementara sisanya, kala menjamu PSM Makassar, Madura United dan Persela Lamongan, Teco tak mampu membawa satu poin usai peluit panjang dibunyikan.
Atas capaian ini, Persija terjun bebas ke urutan ke-15. Hasil enam poin hingga pekan ketujuh membikin suara-suara negatif mulai terlontar dari The Jakmania. Pendukung Persija tersebut tak segan membuat teror baik dari tribune penonton atau media sosial dengan seruan #TecoOut.
ADVERTISEMENT
Seruan itu tak membikin sosok 44 tahun gamang. Memasuki periode Juni, empat laga disapu bersih dengan tiga poin. Kepercayaan Jakmania mulai tumbuh seiring moncernya juru gedor-juru gedor Persija yang diperkuat duo Brasil, Bruno Lopes dan Luis Junior. Persija pun perlahan merangsek ke urutan delapan.
Namun, empat kemenangan di periode Juni bukan jaminan Teco sukses di bulan berikutnya. Penyakit inkonsistensi kembali menjangkit Persija. Dari lima laga, hanya dua poin yang dikantongi. Menutup paruh pertama, Persija terjebak di papan tengah.
Evaluasi dilakukan Persija menyambut paruh kedua. Menajemen Persija masih memercayai sosok 44 tahun menjadi nahkoda Persija. Tetapi target tinggi dipatok: Persija mesti finis di lima besar di pengujung musim.
Paruh kedua berjalan, kala melawat ke markas Barito Putera pada 6 Agustus, Persija pulang tapa poin dari markas Laskar Antasari. Setelahnya, lima laga mereka lalui dengan hasil serupa di awal-awal musim, tiga kemenangan dan dua hasil imbang. Kekalahan kembali menjadi mimpi buruk kala Persiha bertolak ke I Wayan Dipta, pada 15 September ke kandang Bali United, Persija kalah dengan skor 1-0.
ADVERTISEMENT
Selepas bersua Serdadu Tridattu, Persija tertahan di peringkat enam selama 10 pekan. Dari 10 laga yang dijalani setelahnya, penampilan Persija mulai stabil dengan mengemas 7 kemenangan, satu hasil seri dan dua kali menelan kekalahan.
Atas capaian ini, Persija berhak menempati urutan keempat klasemen sementara. Momentum merangseknya Persija ke empat besar terelisasi saat mengalahkan Persib Bandung dan Bhayangkara FC di pekan terakhir.
Nasib baik kemudian menelurkan Persija bisa mentas di Piala AFC. Persoalan non teknis yang mendera PSM dan Bhayangkara, membikin Persija mendapatkan slot berlaga di kompetisi level kedua sepak bola Asia musim 2018.
Pascarampungnya kompetisi 2017, nasib Teco sempat menggantung. Dari seliweran kalangan, Teco dianggap gagal memenuhi ekspektasi Jakmania. Akan tetapi, dari kaca mata manajemen, Teco dianggap mampu memenuhi target dan ganjaran perpanjangan kontrak selama satu tahun ke depan diperoleh.
ADVERTISEMENT
Memulai musim 2018, Teco mampu membawa dua piala ke lemari Persija: Boost Sports Fix Super Cup dan Piala Presiden. Dua capaian itu tak serta merta membikin manajemen Persija percaya diri untuk membebani Teco terget tinggi di awal musim. Mereka tetap realistis dengan mematok Persija bisa ke tiga besar di pengujung musim.
Dengan penambahan beberapa pemain dan tetap mempertahankan sejumlah pilar-pilar musim lalu, Persija datang ke Liga 1 dengan membawa sosok Jaimerson Xavier dan Marko Simic. Sejak mengikuti dua turnamen pramusim, pemilik nama terakhir menjadi pembeda di lini depan Persija.
Bermodalkan 11 torehan gol di Piala Presiden, Persija bersama Simic kian percaya diri. Tetapi, masalah kemudian muncul perlahan kala Persija menatap musim baru.
ADVERTISEMENT
Ketiadaan home base di Jakarta membikin Teco bersama anak asuhnya harus menjadi musafir. Bermula menjalani laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di dua laga awal, Persija kemudian harus berpindah kandang ke Stadion Pakan Sari, Stadion Sultan Agung, Stadion Patriot Candrabragha, Stadion Wibawa Mukti hingga akhirnya kembali ke SUGBK.
Namun, perjalanan musim ini tak berjalan seperti musim lalu. Persija hanya terlempar ke 10 besar di awal musim, tetapi setelahnya jalan Persija naik turun.
Staf kepelatihan Persija, Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Staf kepelatihan Persija, Stefano 'Teco' Cugurra. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Teco, dalam beberapa kali kesempatan, berujar bahwa mental dan kesiapan pemain setiap menjalani pertandingan adalah modal Persija mengarungi musim ini. Meski berpindah-pindah laga kandang, Persija mampu menuntaskan 11 kemenangan, empat hasil seri dan dua kali menelan kekalahan. Di laga away, performa Persija tak kalah apik, Teco mampu membawa pulang tujuh kali kemenangan, empat hasil seri dan enam kekalahan.
ADVERTISEMENT
Atas sederet grafik penampilan Persija, kunci suksesnya Persija bisa ditilik dari susunan daftar pemain yang diturunkan setiap pertandingan.
Di lini belakang, Andritany Ardhiyasa memang menjadi sosok penting menjaga mistar gawang Persija. Di depannya, empat kuartet Maman Abdurrahman, Jaimerson Xavier, Ismed Sofyan dan Rezaldi Hehanusa menjadi pilar yang bermain konsisten. Dari 34 laga, 36 kali sudah jaring Persija ditembus oleh juru gedor lawan.
Bergeser sedikit ke tengah, makin padunya Sandi Darma Sute, Ramdani Lestaluhu dan Rohit Chand makin memanjakan Novri Setiawan dan Riko Simanjuntak di sisi sayap. Peran bertahan sukses diemban Rohit dan Sandi menjadi dua poros ganda. Sementara Ramdani bertugas membantu Riko dan Novri sebagai free role menopang Simic.
ADVERTISEMENT
Namun, 11 pemain tak selalu menjadi pilihan utama yang bisa diturunkan Teco. Kala Andritany dan Rezaldi dipanggil Timnas Indonesia untuk ajang Asian Games dan Piala AFF 2018, Teco sempat dipusingkan mencari pelapisnya.
Alhasil pada April atau saat transfer paruh musim dibuka, Persija mendatangkan Sahar Ginanjar sebagai deputi Andritani dari PSM. Selain itu, Michael Orah kembali bereuni di sisi kiri Persija sebagai pemain pinjaman dari Kalteng Putra.
Sukses menutup dua lubang, Teco kemudian mencari pelapis tiga pilar di lini tengah. Sandi yang kerap bermain keras dan mendapat hukuman kartu menjadi persoalan yang diwanti-wanti Teco. Alhasil, Teco memboyong Renan Silva dari Al-Jahra FC. Memang, ada Fitra Ridwan, Septinus Alua, Yan Peter Nasadit dan Nugroho Fatchurrohman, tetapi minimnya pengalaman mereka, memaksa Teco mendatangkan Renan.
ADVERTISEMENT
Lewat formasi 4-3-3, Persija kian matang di pengujung musim. Sejak pekan 29, Persija sudah bertengger di peringkat dua menguntit PSM selama empat pekan.
Momentum kemudian didapatkan Persija kala bersua Bali United, bertandang ke I Wayan Dipta, Persija menang 2-1. Di lain waktu, PSM yang kala itu unggul satu poin, harus tertahan di markas Bhayangkara dan membikin Persija naik ke peringkat teratas.
Saat bersua Mitra Kukar, Persija yang datang dengan kekuatan penuh mampu menuntaskan musim 2018 dengan meraih kemenangan. Capaian ini sekaligus juga memperbaiki curriculum vitae Teco di pengujung musim, ia terpilih sebagai Pelatih Terbaik Liga 1 yang tak lepas dari keberhasilannya mengakhiri puasa gelar Persija selama 17 tahun.
ADVERTISEMENT