Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menjamu Udinese di San Siro dalam laga pekan 30 Serie A 2018/19, Rabu (3/4/2019) dini hari WIB, Milan meraih hasil imbang 1-1. Mereka sebenarnya mampu tancap gas terlebih dahulu di babak pertama. Terlepas dari cepatnya Lucas Paqueta dan Gianluigi Donnarumma keluar lapangan karena cedera, mereka tetap mampu hadirkan teror bagi Udinese.
Secara persentase penguasaan bola, di babak pertama ini mereka unggul atas Udinese dengan persentase 58% berbanding 42%. Mereka juga melepas tembakan lebih banyak, dengan total 9 tembakan berbanding 2 tembakan. Gol pun sukses mereka cetak lebih dulu pada menit 44 lewat Krzysztof Piatek.
Namun, di babak kedua, Milan malah keteteran menghadapi kebangkitan Udinese. Tim berjuluk Le Zebrette tersebut mampu menyengat balik, dan ketika disengat balik itulah Milan menampilkan respons yang buruk. Mereka tertelan tekanan Udinese dan akhirnya Udinese mampu mencetak gol balasan lewat Kevin Lasagna. Hal itu diakui pelatih Milan, Gennaro Gattuso.
ADVERTISEMENT
"Di laga tadi, secara fisik kami lamban, terutama setelah kami mencetak gol pertama. Seharusnya kami tak boleh menyerah. Tapi, kami malah bermain seperti diborgol, seolah kami takut akan sesuatu. Hal itu mengambil energi positif yang ada di tubuh kami, memengaruhi mental dan fisik kami," ujar Gattuso kepada Sky Sports, dilansir Football Italia.
"Ya, memang semua tim memiliki momen naik-turun di musim ini, dan sekarang, kami sedang mengalami penurunan. Kami harus tetap tenang, menemukan lagi kepercayaan diri kami, dan berhenti menyakiti diri sendiri. Ketika secara fisik kami jelek dan lamban, rasanya bola itu seberat 120 kg," lanjutnya.
Tidak hanya mengomentari respons jelek timnya, Gattuso juga mengungkapkan bahwa ada satu hal yang tidak jalan dalam laga ini. Pada awalnya, ia akan memakai skema 4-3-1-2, dengan Lucas Paqueta sebagai gelandang serang. Tapi, skema ini tidak berjalan sampai akhir laga. Hal itu terjadi bukan karena Paqueta bermain buruk.
ADVERTISEMENT
Ketika ada Paqueta, serangan Milan jadi menggigit karena ia aktif bergerak di area sepertiga akhir, bahkan ia juga sesekali melepas tembakan jarak jauh. Serangan Milan mulai tersendat kala Paqueta cedera di akhir babak pertama dan digantikan Samu Castillejo. Castillejo tidak bisa menggantikan peran Paqueta. Maka, jika Paqueta masih cedera, kemungkinan Gattuso tak akan menggunakan skema ini lagi.
"Ketika saya mengatakan bahwa kami akan mencoba hal baru, kami mencobanya hari ini karena kami harus menang. Namun, terkadang kecairan pergerakan dari skema yang digunakan selama satu babak dengan skema yang sudah digunakan selama beberapa tahun akan berbeda. Skema yang lama kerap berjalan dengan sendirinya," ujar Gattuso.
"Hingga akhir laga, Samu Castillejo selalu bergerak ke kanan, jadi saya tidak bisa lagi menerapkan skema gelandang serang ini lagi (di laga tadi) dan berganti ke 4-4-2. Paqueta sendiri membawa warna yang berbeda ketika ia bermain di belakang penyerang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Akibat dari hasil ini, Milan gagal memperlebar jarak di papan klasemen dengan tim-tim lain yang ada di bawahnya. Dengan torehan 52 poin yang sudah mereka kumpulkan, Milan hanya berselisih empat poin dari Lazio dan Atalanta yang masing-masing berada di peringkat lima dan enam klasemen Serie A.