Perubahan Formasi yang Membawa Liverpool Terbang Tinggi

3 November 2018 1:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Liverpool merayakan gol Mohamed Salah ke gawang Huddersfield Town di pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool merayakan gol Mohamed Salah ke gawang Huddersfield Town di pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto: REUTERS/Hannah McKay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang berbeda dari Liverpool musim ini. Jika skuat besutan Juergen Klopp ini begitu identik dengan formasi 4-3-3 di musim sebelumnya, di musim ini mereka mulai mencoba menggunakan formasi 4-2-3-1.
ADVERTISEMENT
Di formasi ini, Fabinho Tavares dan Georginio Wijnaldum menjadi poros ganda di lini tengah dan Roberto Firmino bermain di belakang striker, yang biasanya dihuni Mohamed Salah. Di pos winger kanan dan kiri, Xherdan Shaqiri dan Sadio Mane memberikan opsi serangan lainnya untuk The Reds.
Percobaan ini sejauh ini menunjukkan hasil positif. Serangan Liverpool menjadi tetap mematikan karena baik Salah, Shaqiri, Mane dan Firmino sama-sama pandai memanfaatkan cela di lini pertahanan lawan. Di sisi lain, mereka juga cenderung aman ketika diserang karena Fabinho dan Wijnaldum begitu fokus dalam tugas bertahan.
Teraktual, Salah dan kolega menang 4-1 atas Cardiff City di Anfield, Sabtu (27/10/2018), dengan formasi ini. Karena itulah, Klopp begitu senang ketika ditanya perihal perubahan taktik, atau sosok yang akrab disapa Kloppo ini lebih suka menyebutnya ‘sedikit improvisasi’, yang membikin Liverpool tak jua terkalahkan di Premier League musim ini.
ADVERTISEMENT
“Saya perlu meracik formasi yang membuat seluruh pemain tahu apa yang perlu dilakukan ketika diserang. Di sisi lain, kami juga perlu formasi ideal untuk seluruh pemian di lapangan. Dengan formasi ini, kami bisa melakukan dua hal itu,” kata eks pelatih FC Mainz itu, dilansir Liverpool Echo.
“Kami tak kaku dalam urusan taktik dan saya berharap kami akan terus begitu. Diam-diam, kami sudah bermain dengan formasi diamond (4-2-3-1, red) loh, dan tidak ada yang membicarakannya. Perubahannya memang tak terlalu siginifikan, sih, karena jika tidak, pastilah sudah banyak yang menulis soal ini,” lanjut Klopp.
Selebrasi Klopp di Anfield. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Klopp di Anfield. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Liverpool masih tanpa Jordan Henderson dan Naby Keita kala melawan Arsenal di Stadion Emirates, Minggu (4/11) dini hari WIB. Keduanya saat ini masih berjuang untuk pulih dari cedera. Itu berarti, kemesraan poros ganda Fabinho-Wijnaldum di tengah akan terus berlanjut. Di sisi lain, Klopp masih merasakan dilema antara menurunkan Xhaqiri, James Milner, atau Adam Lallana.
ADVERTISEMENT
Ketiganya memiliki karakteristik yang khas. Hal yang paling mencolok dari Xhaqiri adalah kemampuannya memanfaatkan ruang. Sementara, Milner memiliki stamina yang kuat, dan Lallana telah menunjukkan kemampuan distribusi bola yang kian baik dari laga ke laga. Kendati demikian, Klopp tetap bersyukur karena masih begitu banyak opsi di skuatnya musim ini.
“Memilih satu di antara dua pemain jelas akan mudah. Tapi, kalau sudah ada tiga pemain, itu jelas akan sukar. Tapi, inilah skuat yang saya harapkan,” ucap Klopp, yang telah menangi dua trofi Bundesliga ketika masih menjadi pelatih Borussia Dortmund.
“Dengan skuat ini, kami bisa melakukan perubahan di tengah laga dan inilah yang sebaiknya dilakukan, mengingat tiap laga memiliki kesulitan yang berbeda. Dengan cara itulah, kami bisa meraih hasil yang telah kami raih,” tegas Klopp.
ADVERTISEMENT