Pratinjau: Semangat Baru Leicester vs Efek Kejut Manchester United

10 Agustus 2018 13:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Manchester United merayakan gol Andreas Pereira (kedua dari kanan) pada pertandingan International Champions Cup 2018 menghadapi Liverpool. (Foto: Reuters/Rebecca Cook)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester United merayakan gol Andreas Pereira (kedua dari kanan) pada pertandingan International Champions Cup 2018 menghadapi Liverpool. (Foto: Reuters/Rebecca Cook)
ADVERTISEMENT
Cukup satu pemain bintang yang lepas dari genggaman Claude Puel musim ini dan kalau boleh jujur, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya untuk menahan kepergian si pemain itu. Sudah sejak musim lalu si pemain merajuk dengan kabur dari tempat latihan. Maka, bagi Puel akan lebih baik jika dia merelakan si pemain pergi.
ADVERTISEMENT
Riyad Mahrez nama pemain itu. Bersamaan dengan kedatangan Cristiano Ronaldo ke Juventus, pemain Aljazair itu akhirnya resmi pindah ke Manchester City. Mahrez pun menjadi pemain termahal dalam sejarah City dengan nilai transfer 61 juta poundsterling.
Kepergian Mahrez itu membuat Puel jadi sangat protektif terhadap skuatnya. Apalagi, di bursa transfer musim panas 2018 dia harus berhadapan dengan klub-klub kaya yang putus asa seperti Chelsea dan Manchester United. Dengan rumor kepergian Thibaut Courtois yang tak kunjung reda -- hingga akhirnya jadi kenyataan --, Chelsea butuh seorang kiper baru dan nama Kasper Schmeichel sempat masuk dalam radar mereka.
Sementara itu, Manchester United menggunakan sebagian besar bursa transfer musim panas 2018 untuk berburu bek tengah. Meskipun sudah memiliki lima pemain yang bisa bermain di posisi tersebut, Jose Mourinho sama sekali belum puas. Dia pun mengincar sejumlah nama yang salah satu di antaranya adalah bek Leicester City, Harry Maguire.
ADVERTISEMENT
Sedari awal, Puel sudah tidak mengizinkan para pemain ini pergi. Khusus untuk Maguire, pelatih asal Prancis ini bahkan sudah memasang label harga yang bakal membuat bek asal Sheffield itu jadi bek termahal dunia. Pada akhirnya, label harga senilai 80 juta poundsterling itu berhasil memukul mundur Manchester United.
Tak cukup sampai di situ, ketika United tengah kelimpungan mencari bek tengah -- yang pada akhirnya tak berhasil mereka dapatkan itu --, Puel menabur garam di atas luka. Dalam konferensi pers jelang pertemuan dengan Manchester United, Sabtu (11/8/2018) dini hari WIB, pria 55 tahun itu berkata, "Harry Maguire akan pergi ke Manchester United, tetapi cuma dua jam, ketika kami bertandang ke Old Trafford nanti."
ADVERTISEMENT
Mic drop.
***
Secara keseluruhan, Leicester City boleh dibilang lebih siap ketimbang Manchester United dalam menjalani musim 2018/19. Tentu saja The Foxes tidak memiliki target untuk kembali menjadi juara. Pada Maret lalu, CEO mereka Sarah Whelan sudah mengatakan bahwa klub asal Midlands ini hanya ingin bisa bertahan selama mungkin di Premier League dan sesekali membuat kejutan.
Dengan skuat yang ada saat ini, target itu rasanya bisa dibilang realistis. Dengan fulus hasil penjualan Mahrez, Leicester memilih untuk melakukan peremajaan dengan mendatangkan nama-nama macam James Maddison (yang merupakan pemain termahal dalam sejarah mereka), Ricardo Pereira, serta Filip Benkovic. Tak cuma itu, dua nama kaya jam terbang, Jonathan Evans dan Rachid Gezzal, pun didaratkan untuk menginjeksi pengalaman.
ADVERTISEMENT
Dua di antara pemain itu, yakni Pereira dan Maddison, diperkirakan bakal langsung turun menghadapi Manchester United. Sebab, hanya merekalah pemain baru yang sudah betul-betul siap untuk langsung turun berlaga. Benkovic dan Ghezzal baru bergabung pekan ini. Sedangkan, Evans masih bermasalah dengan kebugaran.
James Maddison (kanan) dalam pertandingan persahabatan mengadapi Lille OSC. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
James Maddison (kanan) dalam pertandingan persahabatan mengadapi Lille OSC. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Pereira sendiri bakal mengisi pos bek kanan yang selama ini jadi milik Danny Simpson, sedangkan Maddison akan bermain di belakang striker. Kedua pemain itu bakal bersanding dengan muka-muka lama macam Ben Chillwell, Vicente Iborra, Wilfried Ndidi, serta Wes Morgan dan Schmeichel. Yang menarik, meski masih didominasi muka lama, Leicester -- lewat Schmeichel -- sudah menegaskan bahwa mereka akan bermain dengan gaya baru.
Jika di bawah Claudio Ranieri dan Craig Shakespeare mereka masih bermain dengan mengandalkan serangan balik, kali ini Leicester bakal berupaya untuk menguasai bola lebih banyak. Namun, Schmeichel sendiri paham bahwa menerapkan filosofi anyar tersebut, apalagi di kandang Manchester United, adalah hal sulit. Terlebih, ada kemungkinan beberapa pemain inti mereka masih akan absen.
ADVERTISEMENT
Para pemain inti yang dimaksud adalah Maguire, Jamie Vardy, serta Demarai Gray. Maguire dan Vardy masih diragukan kebugarannya karena baru bergabung dengan skuat pada Senin (6/8) lalu, sementara Gray masih bergelut dengan masalah pada engkelnya.
Selain karena perkara pemain yang absen, mengubah filosofi bermain tentunya tidak lebih mudah dari membalikkan telapak tangan. Musim lalu Leicester hanya mencatatkan rata-rata penguasaan bola 48,3% (urutan ke-10 di Premier League). Ini bahkan lebih buruk ketimbang catatan milik Southampton yang hampir terdegradasi musim lalu.
Namun, dengan pemain-pemain baru yang didatangkan seperti Evans, Maddison, dan Ghezzal, Puel sudah menunjukkan keseriusannya untuk mengubah cara bermain Leicester. Pertanyaannya, apakah itu sudah bisa mereka tampilkan kala menyambangi markas Manchester United?
ADVERTISEMENT
Puel pas untuk Leicester. (Foto: Reuters/Darren Staples)
zoom-in-whitePerbesar
Puel pas untuk Leicester. (Foto: Reuters/Darren Staples)
***
Bicara soal Manchester United berarti bicara soal Jose Mourinho. Sepanjang masa pramusim, satu hal yang senantiasa keluar dari mulut Mourinho adalah keluhan, mulai dari soal banyaknya pemain yang terlambat kembali sampai minimnya aktivitas transfer. Skuat United untuk menghadapi Leicester pun mencerminkan betapa compang-campingnya situasi mereka saat ini.
Marouane Fellaini, Jesse Lingard, Romelu Lukaku, Paul Labile Pogba, dan Ashley Young adalah nama-nama pemain United yang terlibat dalam semifinal Piala Dunia 2018. Oleh karenanya, waktu libur mereka pun ditambah dan para pemain itu baru kembali pada Senin (6/8) lalu. Alhasil, kebugaran para pemain ini pun hingga kini masih jadi tanda tanya.
Masalah tak cuma sampai di situ. Sebab, pemain-pemain macam Ander Herrera, Diogo Dalot, Nemanja Matic, Marcos Rojo, dan Antonio Valencia pun bakal absen karena cedera. Maka dari itu, kemungkinan besar Manchester United bakal turun dengan komposisi yang cukup meragukan.
ADVERTISEMENT
Di lini tengah, misalnya, mereka bisa jadi harus mengandalkan Scott McTominay, Andreas Pereira, dan Fred. Secara individual, tak ada masalah dengan ketiga pemain itu. Namun, urusan jam terbang lain cerita. McTominay adalah pemain muda, Pereira baru kali ini menghuni skuat utama United setelah bolak-balik dipinjamkan, sementara Fred merupakan pemain anyar.
Kemudian, di lini belakang, Mourinho mau tak mau bakal menganadalkan Matteo Darmian dan Luke Shaw untuk jadi bek sayap yang mengapit duet Victor Lindeloef dan Eric Bailly. Di atas kertas, komposisi ini sebenarnya cukup meyakinkan, tetapi di atas lapangan situasinya bisa lain sama sekali.
Mourinho mendampingi United saat dikalahkan Sevilla. (Foto: AFP/Oli Scarff)
zoom-in-whitePerbesar
Mourinho mendampingi United saat dikalahkan Sevilla. (Foto: AFP/Oli Scarff)
Darmian adalah pemain yang tak diinginkan Mourinho, Lindeloef adalah pemain yang rentan berbuat kesalahan, Bailly adalah pemain yang doyan cedera, dan Shaw adalah pemain yang berkali-kali dikritik secara terbuka oleh sang manajer. Beruntung, David de Gea sudah kembali untuk mengawal gawang timnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, di lini depan ada nama Marcus Rashford, Juan Mata, dan Alexis Sanchez. Rashford jarang tampil apik sebagai penyerang tengah, Mata tidak punya cukup kecepatan untuk menjadi penyerang sayap, sementara Sanchez masih belum bisa menemukan performa terbaiknya di United. Dengan kata lain, Manchester United bisa jadi hancur lebur di kandang sendiri pada partai pembuka Premier League musim 2018/19.
***
Ini adalah sesuatu yang aneh, ketika Leicester City bisa lebih diunggulkan ketimbang Manchester United. Namun, perlu dicatat bahwa United bakal bermain di kandang dan punya lebih banyak pemain yang bisa jadi pembeda lewat kualitas individualnya. Selain itu, Mourinho tentunya enggan musim ketiganya ini jadi seperti musim ketiga kala dirinya menangani Real Madrid dan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Leicester tetap harus mawas diri. Mereka boleh bersikap optimistis dengan niat sucinya mengusung filosofi baru, tetapi jika ada satu aturan tak tertulis yang ada di Premier League, aturan itu adalah 'jangan pernah mencoret Manchester United'.
=====
*Pertandingan Manchester United vs Leicester akan dihelat di Stadion Old Trafford, Sabtu (11/8/2018) dini hari WIB. Sepak mula akan dilakukan pukul 02:00 WIB.