Pratinjau Spanyol vs Maroko: Menguji Substansi Lini Tengah

25 Juni 2018 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Spanyol merayakan gol. (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Spanyol merayakan gol. (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
ADVERTISEMENT
Spanyol memang belum menelan kekalahan di Piala Dunia 2018 kali ini. Masing-masing satu kemenangan dan hasil imbang diraih juara Piala Dunia 2010 tersebut dalam dua matchday awal Grup B.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, bukan berarti La Furia Roja menunjukkan performa meyakinkan. Setelah bermain imbang dengan Portugal 3-3 di laga perdana, Spanyol cuma unggul tipis 1-0 dari Iran, negara yang menempati peringkat 37 dalam ranking FIFA sebelum putaran final Piala Dunia.
Tentu saja itu bukan hasil yang memuaskan untuk salah satu kandidat juara yang juga sukses mengemas sembilan kemenangan dan satu imbang pada babak kualifikasi lalu. Sebagai konsekuensinya, posisi Spanyol saat ini belumlah aman karena cuma terpaut satu angka dari Iran di peringkat ketiga. Andai pasukan Carlos Queiroz itu menahan imbang Portugal, dan Spanyol takluk di tangan Maroko, skenario terburuk seperti Piala Dunia empat tahun silam bisa terulang, gagal lolos dari fase grup.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah Spanyol mampu melewati hadangan Maroko pada Selasa (26/6/2018) dini hari nanti?
Terlalu dini untuk mengerdilkan superioritas Spanyol. Dua dari tiga gol yang masuk ke gawang mereka berasal dari bola set-piece: eksekusi penalti serta tendangan bebas. Sedangkan satu gol tambahan berasal dari kesalahan David De Gea.
Artinya, Spanyol tak mengalami kesulitan berarti untuk meredam serangan lawan dalam situasi open play. Tak seburuk Jerman dan Argentina yang amat lemah dalam mengatasi serangan balik.
Oke, lini tengah yang cuma bertumpu pada Sergio Busquets seorang untuk bertahan memang dirasa riskan. Kendati piawai dalam mendistribusikan bola, lulusan La Masia itu bukanlah gelandang perebut bola yang agresif. Sialnya lagi, Busquets adalah satu-satunya gelandang bertahan murni dalam skuat Spanyol.
ADVERTISEMENT
Namun, selama mereka mampu mendominasi jalannya pertandingan --dengan penguasaan bola-- via gelandang kreatif macam Andres Iniesta dan Thiago Alcantara, kemungkinan buruk itu masih bisa diantisipasi. Toh, Fernando Hierro tidak melakukan perubahan signifikan setelah diwarisi pakem 4-3-3 milik Julen Lopetegui sebelumnya.
Kabar baiknya, Maroko masih kesulitan untuk mendulang gol di Piala Dunia kali ini. Mereka menjadi salah satu dari empat tim yang urung mencetak gol sepanjang gelaran Rusia kali ini, bersama Arab Saudi, Peru, dan Kosta Rika.
Lalu bagaimana dengan produktivitas Spanyol?
Nah, isu seperti masih layak untuk diperdebatkan. Memang mereka tak begitu kesulitan untuk mencetak angka kala bersua dengan Portugal. Namun, saat berhadapan dengan tim yang bermain amat defensif, beda cerita lagi. Hal itu terbukti saat Sergio Ramos dan kolega kesulitan dalam menembus pertahanan Iran. Dari 18 tembakan yang dilepaskan, hanya lima yang menemui sasaran.
ADVERTISEMENT
Queiroz yang mengaplikasi skema 4-1-4-1 saat itu menjejalkan para pemainnya di area pertahanannya. Tak terkecuali Sarda Azmoun yang diplot sebagai penyerang tunggal. Satu hal lagi, mantan pelatih Real Madrid tersebut memusatkan pertahanannya di sisi kanan (atau sisi kiri Spanyol) yang jadi sektor terkuat 'Tim Matador'.
Itulah yang membuat Andres Iniesta, Jordi Alba, dan Isco kesulitan. Bahkan, nama yang disebut belakangan tercatat lima kali kehilangan penguasaan bola, paling banyak dibanding rekan-rekan setimnya. Beruntung, Diego Costa muncul sebagai pahlawan dengan mencetak gol semata wayang Spanyol.
Untuk mengantispasi gempuran Spanyol, Maroko bisa berkaca dari Iran dengan permainan defensifnya. Akan tetapi, laga yang bakal berlangsung di Kaliningrad Stadium nanti diprediksi akan berjalan berbeda. Pasalnya, Maroko sudah kehilangan hasratnya setelah dipastikan tersingkir lebih dulu. Situasi demikian bisa membuat mereka Medhi Benatia dan kolega bermain lepas dan cenderung ofensif.
ADVERTISEMENT
Kendati takluk dari Portugal, penampilan anak asuh Herve Renard tidaklah buruk. Dari intensitas tembakan misalnya, Maroko mencatatkan 4 shot on target dari 15 percobaan. Masih lebih banyak ketimbang Portugal yang mengemas sepasang tembakan tepat sasaran dari 10 upaya.
Bisa dibilang, kesalahan utama Maroko hanyalah saat lalai dalam mengantisipasi gol cepat Cristiano Ronaldo. Selain itu mereka memiliki kualitas skuat yang lebih mumpuni dibanding utusan Asia tersebut. Tak cuma dari lini pertahanan, tapi juga kreativitas lini tengah. Hakim Ziyech, Mbark Boussoufa, dan Younes Belhanda adalag para gelandang yang ulung dalam mengirimkan umpan kepada penyerang utama mereka, Ayoub El Kaabi.
Maroko vs Iran (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Maroko vs Iran (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
Kala bersua dengan Maroko, kemungkinan besar Spanyol tidak akan menghadapi situasi serupa saat berhadapan dengan Iran yang tampil defensif. Artinya, mereka tak perlu sibuk memutar otak untuk menembus padatnya pertahanan lawan. Di sisi lain, situasi demikian bakal menguji salah satu titik rawan Spanyol tadi, lini tengah yang nihil akan sosok gelandang perebut bola ulung.
ADVERTISEMENT