news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Presiden La Liga Tak Heran dengan Isu Kecurangan City dan PSG

20 November 2018 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden La Liga, Javier Tebas. (Foto: Twitter/Forca Barca)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden La Liga, Javier Tebas. (Foto: Twitter/Forca Barca)
ADVERTISEMENT
Javier Tebas tak heran dengan klaim Football Leaks --sebuah platform yang mengungkap rahasia sepak bola-- menyoal lobi kotor yang dilakukan Manchester City dan Paris Saint-Germain supaya tak dihukum UEFA karena telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
ADVERTISEMENT
Setahun silam, Presiden La Liga itu telah menyatakan kecurigaannya saat diwawancara L’Equipe. Mempelajari kondisi finansial dalam masa 2014-2017, Tebas merasa laba 344 juta euro milik PSG semata rekayasa Qatar Sports Investments, perusahaan milik Nasser Al-Kehilaifi selaku presiden klub.
Asumsi itu dia dapatkan dengan menyadari laba Bayern Muenchen sebesar 269 juta euro. Di belakangnya ada Manchester United (237 juta euro), Real Madrid (224 juta euro). Padahal, jika menurut Tebas, klub-klub tersebut lebih menjual di mata pihak sponsor daripada PSG.
Tebas memang tak menyebutkan berapa tepatnya laba City dari 2014-2017. Tapi, sosok kelahiran 1962 ini menyadari pemilik City, Sheikh Mansour, dan Abu Dhabi Group memiliki relasi serupa di tim berjuluk The Citizens itu . Itulah yang membuat Tebas curiga jika City sama curangnya dengan PSG.
ADVERTISEMENT
Kemudian, awal November silam Football Leaks melaporkan baik City dan PSG telah melobi ketua FIFA saat ini, Gianni Infantino, agar lepas dari jerat FFP. Kejadian ini tepatnya terjadi pada 2014. Kala itu, Infantino masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal UEFA. Bagi Tebas, laporan ini merupakan pertanda jika yang dikatakannya selama ini benar.
“Dulu 'kan sudah saya bilang PSG dan Manchester City itu curang. Jadi, laporan dari Football Leaks ini sama sekali tak mengejutkan saya,” kata sosok berpaspor Kosta Rika itu kepada Goal International.
Kantor UEFA di Nyon, Swiss. (Foto: FABRICE COFFRINI / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor UEFA di Nyon, Swiss. (Foto: FABRICE COFFRINI / AFP)
“Di situasi seperti ini, UEFA perlu mengambil keputusan yang menimbulkan efek jera. Karena hal-hal seperti ini mengganggu keseimbangan struktur sepak bola. Jadi, tim-tim macam ini haruslah dihukum,” lanjut Tebas.
ADVERTISEMENT
Tebas punya ide perihal hukuman macan apa yang cocok untuk kedua klub ini. Dia menyarankan agar PSG dan City mendapatkan larangan tampil di Liga Champions. Karena menurut Tebas, City dan PSG sama-sama kebal jika hanya dihukum dengan denda uang.
“Memaksa tim-tim itu keluar selama semusim dari Liga Champions tentulah hukuman yang ideal. Karena hukuman macam itu akan membuat tim-tim lain sadar bahwa aturan itu harus ditanggapi secara serius,” ucap Tebas.