PSSI Sebut KLB Tidak Perlu Rekomendasi FIFA

12 April 2019 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSSI yang diwakilkan Sekjen Ratu Tisha Destria, bersua perwakilan FIFA diwakili oleh Head of Member Associations Governance Services, Luca Nicola, dan Legal Counsel / Group Leader (Legal & Integrity Division), Rolf Tanner. Foto: PSSI
zoom-in-whitePerbesar
PSSI yang diwakilkan Sekjen Ratu Tisha Destria, bersua perwakilan FIFA diwakili oleh Head of Member Associations Governance Services, Luca Nicola, dan Legal Counsel / Group Leader (Legal & Integrity Division), Rolf Tanner. Foto: PSSI
ADVERTISEMENT
Pada 19 Februari lalu, Komite Eksekutif (Exco) PSSI menetapkan akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Sebagai langkah awal menuju KLB, Exco PSSI harus membentuk lebih dulu perangkat Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Baru setelah itu menentukan tanggal dan tempat KLB.
ADVERTISEMENT
Namun, hampir dua bulan sejak keputusan itu, kabar KLB lenyap. Harusnya dalam rentang waktu tersebut persiapan menuju KLB sudah tampak, paling tidak kesibukan memilih KP dan KBP.
Nyatanya, jangankan menentukan tanggal dan tempat, calon-calon KP dan KBP pun belum kelihatan. Padahal, dalam Statuta PSSI Pasal 30 Ayat 2 disebutkan KLB harus diadakan dalam waktu tiga bulan setelah diterimanya permintaan tersebut.
Persiapan Kongres PSSI 2019. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/foc.
Sempat tersiar kabar KLB akan digelar pada Agustus. Tentunya, berita tersebut sudah melenceng dari Statuta PSSI yang menyebut 'harus' diadakan dalam waktu tiga bulan setelah keputusan menggelar KLB.
Kejanggalan makin diperkuat dengan wacana bahwa PSSI mesti berkonsultasi kepada FIFA lebih dulu untuk melangsungkan KLB. Namun, tak ada tanda-tanda federasi berangkat ke Zurich, Swiss—markas FIFA.
ADVERTISEMENT
Pembingkaian itu sempat bertahan sekitar sebulan untuk membuat kabar KLB tenggelam. Pemilik suara (anggota PSSI) dibuat duduk manis menunggu kapan PSSI bertemu FIFA.
Sayang, wacana itu sudah runtuh begitu melihat Statuta PSSI kalau menggelar KLB tak harus mendapat restu FIFA terlebih dahulu. Diskursus “restu FIFA” malah dipandang sebagai cara federasi mengulur waktu hingga masa kepengurusan selesai pada 2020.
Atau, spekulasi yang mengemuka, kabar KLB digelar Agustus supaya Liga 1 sudah bergulir lebih dulu dan kepengurusan baru tak bisa mengacak-acak kompetisi.
Andaikan delegasi gabungan FIFA dan AFC tak datang ke Jakarta pada 10-11 April lalu, wacana KLB mesti mendapat restu FIFA pun rasanya masih bertahan. Ternyata, skema diskursus itu langsung gugur begitu kabar kedatangan federasi sepak bola dunia itu disampaikan melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
ADVERTISEMENT
“Kami menyampaikan informasi bahwa delegasi gabungan FIFA dan AFC akan datang ke Jakarta pada 10 dan 11 April 2019 dalam rangka membantu PSSI mengatasi sejumlah masalah yang saat ini terjadi," bunyi surat FIFA kepada Kemenpora.
"Kami mohon dengan sangat kepada Anda untuk menyampaikan informasi kepada Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, terkait program kunjungan ini,” lanjutnya.
Surat yang ditujukan kepada Sekretaris Menpora (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, itu tampak janggal. Pertanyaan yang mengapung tentu saja, apakah PSSI tak tahu perihal kedatangan FIFA? Sampai-sampai isi surat mesti memohon berita kunjungan itu disampaikan ke Sekjen PSSI.
Alhasil, kedatangan FIFA membuka babak baru. Ratu Tisha akhirnya menyampaikan, memang sebenarnya KLB tak perlu mendapat rekomendasi FIFA.
ADVERTISEMENT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, dalam sesi jumpa pers Piala Presiden 2019. Foto: Alan Kusuma/kumparan
“(Pertemuan dengan FIFA membahas KLB?) Tidak. KLB adalah kewenangan Exco PSSI untuk menentukan persiapan. FIFA berpesan jangan sampai ketika sedang mempersiapkan KLB, lalu melupakan program yang sudah berjalan," ujar Tisha.
"Mereka ke sini untuk meyakinkan program-program tetap berjalan. Mereka memberikan apresiasi kepada PSSI di tengah situasi sulit, program tetap bisa berjalan. Intinya, jangan sampai menggangu (program). Kalau soal KLB, itu ditentukan di rapat Exco PSSI,” katanya.
Itu berarti, publik sepak bola Indonesia dan voter tinggal menanti rapat Exco PSSI untuk menentukan KP dan KBP serta tanggal dan tempat KLB. Tisha lebih lanjut menjelaskan, PSSI memprediksi, rapat Exco untuk membahas KLB akan digelar pada 25 April.
“Menunggu pemilihan umum selesai. Ya, sekitar 22-28 April. Prediksi di tanggal 25 April rapat Exco PSSI,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pemilik suara layak memonitor pernyataan Tisha tersebut. Selama ini, mereka seolah “dibuat” bungkam karena wacana yang sudah digulirkan PSSI. Mereka juga tak bertanya-tanya apa yang sudah dilakukan Exco PSSI—inisiator KLB—dalam kurun waktu hampir dua bulan sejak penetapan KLB.
Mendorong KLB sah-sah saja. Yang perlu diperhatikan, kalau menilik Statuta PSSI, berarti KLB mesti digelar pada 19 Mei mendatang, bukan meloncat jauh hingga Agustus.