Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Bila dalam kekalahan selalu ada hal yang bisa disalahkan, maka pelatih AS Roma, Eusebio Di Francesco, memilih untuk menyalahkan permainan buruk timnya dan kinerja wasit. Di pertandingan leg pertama babak perempat final Liga Champions 2017/2018, Roma ditekuk 1-4 oleh Barcelona. Buruknya, dua angka yang dipetik oleh Barcelona berasal dari 2 gol bunuh diri pemain Roma.
ADVERTISEMENT
"Barcelona itu tim kuat. Mereka tidak membutuhkan bantuan dari siapa pun. Hari ini mereka menerima 'bantuan' dari kami dan wasit. Kami memberikan performa yang baik hari ini, tapi ternyata kami tetap melakukan sejumlah kesalahan dan kami juga tidak bisa menjadikannya tanggung jawab satu atau dua orang saja."
"Saya tidak dapat mengeluh soal karakter dan sikap tim, karena saat ketinggalan tiga angka (waktu situasi masih 3-0 untuk keunggulan Barcelona -red) kami sendiri tidak tahu apa yang sudah terjadi."
Bantuan dari Roma yang dimaksud oleh Di Francesco itu adalah dua gol bunuh diri yang disarangkan oleh Daniele De Rossi (38') dan Konstantinos Manolas (55'). Sementara, Barcelona berhasil menambah keunggulan lewat lesakan gol Gerard Pique (59') dan Luis Suarez (85').
ADVERTISEMENT
Sementara, bantuan wasit yang dimaksudnya keputusan wasit untuk tidak menghadiahi timnya dengan dua tendangan penalti. Yang pertama, terjadi di menit sembilan. Menurut penilaian Di Francesco, di menit itu, Edin Dzeko dilanggar oleh Nelson Semedo sehingga harus berbuah penalti.
Kedua, terjadi di paruh babak pertama. Serupa yang pertama, Di Francesco pun menganggap bahwa Samuel Umtiti melanggar Lorenzo Pellegrini di dalam kotak penalti. Namun, wasit Danny Makkelie yang memimpin jalannya pertandingan tak menilai keduanya sebagai pelanggaran di kotak penalti.
"Untuk lolos dari perempat final memang sulit, tapi kesulitan itu jadi bakal sedikit berkurang bila wasit tidak membantu mereka (Barcelona), terutama menyoal keputusan-keputusan penting," ungkap Di Francesco, dilansir ESPNFC.
"Saya meminta tim untuk bermain seimbang. Kami bermain lebih dari 180 menit (dalam sepekan), makanya keseimbangan adalah hal penting yang harus dijaga. Kami memang punya pengalaman soal ini, tapi tetap saja harus ditingkatkan."
ADVERTISEMENT
"Saya merasa hasil ini seperti tidak adil. Gol bunuh diri Daniele De Rossi itu benar-benar ketidakberuntungan kami, belum lagi dengan kesalahan di daerah kami sendiri. Yang saya perhatikan, kami bermain dengan naif dan lambat dalam merespons. Seharusnya kami bisa membaca situasi dengan lebih baik."
Di pertandingan ini, kolektivitas para penggawa Blaugrana dalam memberikan pressing membuat Roma tak berdaya mengembangkan permainan. Hal ini diperparah dengan minimnya kreativitas di lini tengah karena tidak ada pemain dengan daya jelajah tinggi macam Radja Nainggolan.

Satu-satunya gol yang diciptakan Roma ke gawang lawan adalah torehan Edin Dzeko di menit 80. Menerima umpan silang Perotti dari sisi kiri, Dzeko meneruskannya menjadi lesakan gol yang berhasil menipiskan skor sementara menjadi 1-3 untuk keunggulan Barcelona.
ADVERTISEMENT
"Kalaupun kami pada akhirnya bisa mencetak gol, satu-satunya hal yang dapat saya katakan adalah kami membuat mereka bermain buruk. Kami tidak membiarkan mereka terus-menerus menguasai pertandingan. Kami kebobolan dengan cara yang tak biasa. Jadi, prinsipnya, jika kami berhasil menciptakan peluang mencetak gol, ya, pergunakanlah peluang itu."
Kesialan Roma di laga ini tidak hanya menyoal dua gol bunuh diri, tapi juga tentang kesalahan individual Maxime Gonalons. Pemain asal Prancis ini kehilangan bola karena tak menyadari keberadaan pemain lawan, Luis Suarez, yang ada di belakangnya.
Kontrol bola yang buruk menjadi semacam pintu yang membawa Barcelona kepada gol keempat dengan segera. Dan itulah yang terjadi pada gol keempat Barcelona.
"Gonalons mengontrol bola dengan buruk. Ia bahkan tidak menyadari bahwa Suarez ada di belakangnya. Soal kiper mereka, Marc-Andre (Ter Stegen) melakukan beberapa penyelamatan gemilang hari ini. Ya, ini membuktikan bahwa tim yang baik membutuhkan kiper yang mumpuni," tutup Di Francesco, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Tugas Di Francesco dan Roma di leg kedua nanti benar-benar tidak mudah. Walau berlaga di kandang sendiri, Stadion Olimpico, 'Serigala Ibu Kota' setidaknya harus mencetak 4 gol tanpa kemasukan 1 gol pun. Bila tugas ini tidak dapat dituntaskan, maka tak ada pilihan, Roma harus mengucapkan selamat tinggal kepada Liga Champions.