Respons Berbeda Juventus Terhadap Perilaku Rasialis di Sardegna Arena

3 April 2019 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Moise Kean di laga lawan Cagliari. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Moise Kean di laga lawan Cagliari. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
ADVERTISEMENT
Perilaku rasialis terulang di Sardegna Arena, markas dari salah satu tim Serie A bernama Cagliari.
ADVERTISEMENT
Dalam laga pekan 30 Serie A 2018/19 yang mempertemukan Cagliari lawan Juventus--laga berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Juventus--, keriuhan sempat terjadi. Moise Kean, bintang muda Juventus dan Timnas Italia, melakukan tindakan yang dianggap tidak pantas.
Usai mencetak gol kedua Juventus di pertandingan tersebut, Kean menghampiri tribune Sardegna Arena yang berisikan para ultras Cagliari. Ia berdiri di sana, mematung, tanpa bicara, dengan dua tangannya direntangkan ke samping. Bahasa tubuh yang mencerminkan perlawanan, juga tantangan.
Sontak, bahasa tubuh itu menghadirkan hujatan dan cemoohan dari para ultras Cagliari. Kean juga sampai ditarik oleh Luca Ceppitelli, pemain Cagliari. Ternyata, di balik gestur menantang tersebut, terselip rasa kesal di dada Kean. Ia tak sudi dijadikan obyek perilaku rasialis para ultras Cagliari sepanjang laga, sehingga usai mencetak gol, ia merayakannya dengan cara demikian.
ADVERTISEMENT
"Salah satu cara terbaik untuk merespons perilaku rasialis di stadion," cuit Kean dalam akun Instagramnya.
Intinya, apa yang dilakukan Kean ini merupakan sebentuk perlawanan terhadap perilaku rasialis, sesuatu yang kerap menimpa para pemain keturunan Afrika yang mentas di Serie A. Rekan setimnya, Blaise Matuidi, mendukung tindakan Kean ini dengan mengunggah foto perayaan gol Kean di akun Twitter-nya, disertai caption yang apik.
Namun, respons berbeda atas aksi dari Kean ini dilontarkan oleh rekan setimnya, Leonardo Bonucci. Pemain yang juga menyumbang gol bagi Juventus di laga lawan Cagliari ini malah menyalahkan Kean atas aksinya tersebut. Di mata Bonucci, Kean telah memprovokasi suporter dan itu adalah hal yang tidak seharusnya dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Kean semestinya tahu bahwa ketika ia mencetak gol ia seharusnya merayakan gol itu bersama rekan setimnya. Tapi, ia juga tahu bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang berbeda," ujar Bonucci kepada Sky Sports, dilansir Football Italia.
"Teriakan itu hadir setelah gol tercipta, Blaise (Matuidi) mendengarnya dan marah juga. Saya kira kesalahannya 50-50, karena Moise (Kean) tidak semestinya melakukan itu dan suporter lawan pun tak mesti bereaksi seperti itu. Kita adalah pemain profesional, kita tidak mesti memprovokasi siapapun," lanjutnya.
Senada dengan Bonucci, sang pelatih, Massimilliano Allegri, menyebut bahwa Kean memang salah memprovokasi suporter Cagliari. Tapi, ia lebih netral. Tidak hanya menyalahkan Kean, ia juga menyebut bahwa orang-orang yang menampilkan perilaku rasialis di stadion semestinya diberikan hukuman yang berat.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak dengar apa pun dari tribune, karena fokus saya hanya pada laga. Sebenarnya, dibutuhkan intelejensia tinggi dalam menghadapi situasi seperti itu (menghadapi perilaku rasialis) dan seorang pemain semestinya tidak memprovokasi suporter lawan. Namun, bukan berarti respons orang-orang bodoh di tribune itu benar," ujar Allegri.
"Dalam hidup, kadang ada orang bodoh yang melakukan hal bodoh, dan dampaknya bisa mengenai semua orang. Oleh karena itu, kita membutuhkan kamera, menemukan mereka, dan menghukum mereka. Jangan tanggung-tanggung, berikan saja hukuman berat, hukuman dilarang masuk stadion seumur hidup."
"Kita punya teknologi untuk melakukannya, dan pihak berwenang juga bisa memberikan hukuman. Masalahnya, mereka seperti mau tidak mau melakukannya," lanjut Allegri.
Setidaknya, kejadian Kean ini kembali membuka tabir, bahwa setelah kejadian Kalidou Koulibaly di laga Inter Milan lawan Napoli, perilaku rasialis ternyata masih terjadi di Italia.
ADVERTISEMENT