Reuni Manchester United dan Michael Oliver di Derbi Manchester

9 Desember 2017 5:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Oliver memimpin pertandingan Leipzig vs AS Monaco (Foto: John MACDOUGALL / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Oliver memimpin pertandingan Leipzig vs AS Monaco (Foto: John MACDOUGALL / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Derbi Manchester akhir pekan ini juga menjadi momen reuni bagi Michael Oliver dan Jose Mourinho. Dengan didampingi Gary Beswick dan Simon Bennett sebagai asisten, wasit berusia 32 tahun tersebut bakal jadi pemimpin laga yang mempertemukan kedua tim asal Manchester ini.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah cerita tentang Michael Oliver dan Manchester United. Semuanya menyoal United yang tak terima dengan keputusan Michael Oliver.
Louis van Gaal tidak senang dengan performa Oliver yang memimpin laga United dan Chelsea di match day ke-25 gelaran Premier League, (7/2/2016) lalu.
Menurut manajer kebangsaan Belanda ini, keputusan Oliver cenderung menguntungkan tuan rumah karena terlalu banyak menghadiahi Chelsea dengan tendangan bebas.
Usai laga, van Gaal berkomentar demikian, “Saya pikir tidak semua pelanggaran harus menghasilkan tendangan bebas, namun dia (Oliver) memberi banyak tendangan bebas di menit-menit akhir pertandingan.”
Bukan cuma merasa tidak senang dengan hadiah tendangan bebas Oliver kepada Chelsea, van Gaal juga merasa dirugikan dengan perpanjangan waktu (injury time) yang lebih dari enam menit.
ADVERTISEMENT
“Tambahan waktunya juga lebih dari enam menit, ia malah membiarkan tendangan penjuru (untuk Chelsea). Kami membuang bola itu, kami memiliki banyak ruang. Namun ia (Oliver) meniup peluit panjang.”
Van Gaal mempertanyakan performa wasit karena waktu itu, ia menganggap bahwa sepak pojok itu tidak sah karena dilakukan setelah enam menit (injury time) terlewati. Van Gaal menganggap bahwa keputusan semacam itu tidak adil bagi kedua tim.
Melihat hasil akhir pertandingan ini, rasanya wajar jika van Gaal memprotes keras keputusan wasit. Pasalnya, United tadinya sudah unggul lewat gol Jesse Lingard di babak pertama. Namun sayang, Chelsea berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Diego Costa di babak perpanjangan waktu.
Lantas, dalam laga kontra Chelsea di babak perempat final Piala FA pertengahan Maret 2017 lalu, Manchester United kembali merasa dirugikan oleh keputusan wasit, Michael Oliver. Kali ini Jose Mourinho yang menjabat sebagai manajer United.
ADVERTISEMENT
Tak dapat dipungkiri, sedikit-banyak kemenangan Chelsea malam itu juga dipengaruhi oleh diusirnya Ander Herrera di menit ke 35. Ganjaran kartu merah itu dinilai berlebihan. United menganggap tak ada yang salah dengan Herrera. Namun keputusan wasit tak dapat diganggu gugat. Herrera harus keluar lapangan. Kartu kuning pertamanya pun didapat karena wasit menganggap ia menjatuhkan Hazard lewat sikutannya.
Lantas pasca keluarnya Herrera, kondisi Manchester United semakin tidak diuntungkan. Absennya Zlatan Ibrahimovic yang kerap jadi penyuplai bola mereka, membikin United semakin terpojok.
Lima menit di babak kedua, Chelsea akhirnya berhasil mencetak gol pertamanya. Adalah Kante yang sukses menjebol gawang yang dijaga oleh David de Gea. Gelandang asal Perancis itu berhasil melewati kawalan Paul Pogba dan melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang membuahkan gol. Kerja samanya dengan Willian, si penyuplai umpan membuahkan hasil yang manis. Chelsea melangkah ke putaran semi final Piala FA.
ADVERTISEMENT
Walau di satu sisi Mourinho membenarkan adanya pengaruh perspektif dalam setiap keputusan wasit -siapa pun itu-, ia tetap meyakini bahwa ia bukan satu-satunya orang yang meragukan keputusan tersebut. Dalam wawancaranya, Mourinho berpendapat bahwa timnya kalah bukan karena bermain buruk, tetapi karena ketidakberuntungan. Kartu merah yang diterima Herrera juga memberikan dampak buruk bagi tim. Pertandingan ini dimenangkan oleh Chelsea dengan skor 1-0.
Michael Oliver sebelum memimpin pertandingan. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Michael Oliver sebelum memimpin pertandingan. (Foto: ANDREW YATES / AFP)
Usai laga, manajer asal Portugal itu menyindir wasit dengan menyebutnya sebagai wasit yang memiliki potensi. Dia juga menyinggung soal tiga penalti yang diberikan Oliver pada lawan dalam tiga laga United sebelumnya yang dipimpinnya di Premier League, masih di musim sama.
“Oliver benar-benar memiliki potensi fantastis, tapi dengan United, kami sedikit tidak beruntung. Dalam empat pertandingan, tiga penalti dan satu kartu merah, dan kartu merah selalu saat awal pertandingan,” ungkapnya seperti dilansir BBC waktu itu.
ADVERTISEMENT
Sementara pada Premier League musim ini, Oliver sudah memimpin satu laga United kontra Leicester City di pekan ketiga, (26/8) lalu. Skuat Mourinho berhasil memenangkan pertandingan itu dengan dua gol tanpa balas, salah satunya bahkan berasal dari tendangan penalti.
Pada musim ini, Oliver sendiri sudah sempat memimpin satu laga United saat menjamu Leicester City di Premier League pekan ketiga, 26 Agustus 2017. Pertandingan tersebut memang berhasil dimenangkan pasukan Mourinho dengan skor 2-0, lewat gol Marcus Rashford dan Marouane Fellaini.