Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Tuhan menciptakan Jose Mourinho dengan cara yang amat adil. Di balik puluhan gelar dan trofi yang pernah ia dapatkan, kita tentu tak akan lupa sisi negatifnya, bagaimana mulut besarnya mengomentari banyak hal dalam sepak bola.
ADVERTISEMENT
“Tolong, jangan sebut saya arogan. Saya adalah juara Eropa dan saya pikir saya adalah sosok yang spesial,” ucapnya pada hari ketika ia diperkenalkan sebagai manajer anyar Chelsea, 2004 silam.
Dalam suatu hari yang lain, ia mengatakan hal yang membuat orang lain ikut mengernyitkan dahi, “Saya dicintai oleh beberapa klub di satu kompetisi, tapi tidak dengan Spanyol. Di Spanyol berbeda. Di sana, lebih banyak yang membenci ketimbang mencintai saya.”
Ocehan membuntuti ke mana Mourinho menjalani karier. Tak terkecuali saat ia berada di balik kemudi Manchester United . Di United, ocehannya bahkan makin menjadi-jadi. Ia tak hanya menjadikan klub lawan sebagai bahan, tapi juga klub sendiri sebagai bahan keluhan.
ADVERTISEMENT
Saat Meminta Pendukung United untuk Ikut Berkembang – Oktober 2017
Keluhan pertama yang keluar dari mulut Jose Mourinho soal Manchester United adalah tentang bagaimana ia meminta pendukung ‘Setan Merah’ berkembang. Peristiwa ini terjadi usai laga menghadapi Benfica pada Liga Champions, Oktober 2017.
Keluhan Mourinho terjadi karena banyaknya pendukung United yang mengkritik penampilan pemain depan mereka, Romelu Lukaku. Lukaku sendiri gagal menceploskan satu pun gol selama Oktober 2017.
“Saya sudah berusaha meminta para pemain dan saya sendiri untuk berkembang serta memberikan yang terbaik untuk United. Satu permintaan saya adalah para suporter sebaiknya juga ikut berkembang dan mendukung kami di semua kondisi."
Saat Mengkritik Daya United di Bursa Transfer – Desember 2017
ADVERTISEMENT
Menjelang berakhirnya 2017, Jose Mourinho dituntut oleh sebagian pihak untuk belanja banyak pemain. Hal tersebut dikarenakan Manchester United tampak tak mampu mengejar dominasi Manchester City di klasemen sementara.
Mourinho lantas diwawancarai Tom Doyle dari London Evening Standard. Dalam wawancara tersebut, Doyle bertanya soal apakah United mau mengeluarkan bujet belanja setara dengan City atau tidak.
“Kami tak punya cukup uang untuk menyamai apa yang mereka lakukan. Kami tak bisa menyamai pengeluaran yang mereka lakukan, seperti membeli seorang bek dengan harga yang sama dengan seorang penyerang,” kata Mourinho.
Saat Mengkritik Proses Terjadinya Gol Newcastle – Februari 2018
Pekan ke-26 Manchester United musim 2017/18 tak berakhir seperti yang mereka inginkan. Melakoni laga tandang menghadapi Newcastle United di St. James Park, anak asuh Jose Mourinho justru menelan kekalahan 0-1.
ADVERTISEMENT
Bagi Mourinho, satu masalah United dalam laga tersebut adalah ketidakcakapan anak asuhannya saat diserang pemain lawan. Bagi Mourinho, masalah tersebut bahkan berdampak pada gol Matt Ritchie di menit ke-65.
“Saya ingat dengan jelas bagaimana ada satu pemain Newcastle yang melompat dan dua pemain saya di sekitarnya cuma menyaksikan bola dan menunggu. Hal itu mempermudah pemain lain mendapatkan bola dan mencetak gol,” ucap Mourinho geram.
Saat Kehilangan Pemain Pasca-Piala Dunia 2018 – Juli 2018
Manchester United melakoni uji tanding pramusimnya tanpa skuat yang komplet. Alasannya, sebagian besar yang absen masih harus beristirahat setelah Piala Dunia 2018. Bagi Mourinho, hal ini jadi persoalan besar karena ia harus menjalani latihan lebih banyak.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak bisa menurunkan semua pemain yang saya miliki. Saya tak takut apabila kami harus menghadapi Liverpool, Real Madrid, dan AC Milan. Yang saya takutkan hanya kami tidak bisa bermain dengan semua pemain utama,” terang Mourinho.
“Kami bukan seperti sebuah tim Premier League. Beberapa adalah pemain utama, beberapa U-23, beberapa dari masa pinjaman, dan yang lain jauh lebih muda. Saya merasa apabila kami lebih mirip gabungan pemain dari beberapa tim,” ucap pelatih asal Portugal tersebut kecewa.
Saat Bermain Tanpa Mayoritas Pemain Utamanya – Juli 2018
Lagi-lagi ketiadaan pemain Manchester United di masa pramusim menjadi masalah Jose Mourinho. Benar, tanpa pemain utamanya, ‘Iblis Merah’ kembali gagal meraih kemenangan di laga pramusim, tepatnya saat bersua Liverpool.
ADVERTISEMENT
“Di sini, kami tak bermain untuk meraih kemenangan, memadukan pemain yang satu dengan yang lain, atau memulihkan kondisi fisik. Kami di sini hanya bermain untuk tidak mendapatkan hasil buruk,” kata Mourinho dengan nada kecewa.
“Tim di pertandingan ini bukanlah tim saya. Mayoritas yang bermain di laga ini bahkan bukan pemain saya. Pemain saya bahkan jumlahnya tak mencapai 30% dari yang ada saat ini,” tambah eks manajer Chelsea tersebut.
Saat Tahu Ada Pemainnya yang Telat Bergabung – Juli 2018
Jose Mourinho membuat beberapa jadwal untuk masa pramusim Manchester United. Pengategoriannya dibagi ke dalam dua hal: Berpartisipasi di Piala Dunia 2018 dan tidak.
Di tengah jadwal yang telah ia bangun, muncul beberapa kendala. Mulai dari Antonio Valencia yang meminta waktu libur lebih panjang hingga Anthony Martial yang izin pulang terlebih dulu karena istrinya melahirkan.
ADVERTISEMENT
“Valencia dan Martial seharusnya telah kembali dari waktu yang diizinkan. Saya pikir Valencia mengambil waktu liburan yang lebih panjang dari yang seharusnya, sementara Martial harusnya berada di sini sekarang. Pada kenyataannya, ia tak di sini sekarang,” keluh Mourinho.
***
Apa yang dilakukan oleh Jose Mourinho terhadap Manchester United di depan awak media sebetulnya terbilang masuk akal. Selalu ada masalah di keluhannya. Dan, dalam menyikapi masalah, Mourinho pun bersikap konsisten dengan selalu mengeluh.
Beruntungnya, keluhan dan kekecewaan hanya dilakukan oleh Mourinho di depan awak media. Di depan semua penghuni skuatnya, termasuk Lee Grant, ia dikenal sebagai sosok yang gemar memberi pesan positif.
Apa yang dilakukan oleh Mourinho termasuk hal biasa. Sebuah hal biasa untuk seorang manajer yang ekspresif dan memiliki ekspektasi tinggi terhadap skuatnya.
ADVERTISEMENT