Sekelumit Duel Klasik dari Mata Legenda 'Macan Kemayoran'

24 April 2018 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Persija Jakarta menang atas SLNA (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Persija Jakarta menang atas SLNA (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada akhir pekan ini, pekan keenam Go-Jek Liga 1 akan mempertemukan Persija Jakarta kontra Persib Bandung. Jika tak aral melintang kedua kesebelasan dijadwalkan akan bersua di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Sabtu (28/4/2018).
ADVERTISEMENT
Segala bentuk persiapan, agaknya sudah digaungkan lima hari jelang pertandingan. Utamanya, menyoal keamanan saat pertandingan digelar, sebab, sudah bukan cerita baru saat Persija bersua Persib diprediksi stadion akan dipenuhi sesak oleh para pendukung.
Di sisi lain, tak sedikit pihak yang juga menanti-nanti laga sarat gengsi ini termasuk juga legenda Persija, Dede Sulaiman. Pemain asli binaan tim Ibu Kota era 1970 ini juga memiliki pandangan menyoal bagaimana Persija dan Persib.
"Jelang menghadapi Persib, kondisi Persija tengah naik, sementara Persib sendiri juga baru menanjak. Dan kedua tim ini punya sejarah, sama-sama tidak mau mengalah," ucap Dede ketika ditemui kumparan (kumparan.com) di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).
Pernyataan Dede memang merujuk kepada hasil yang telah dilalui kedua kesebelasan di kompetisi. Persija misalnya, hingga pekan kelima, 10 poin telah mereka kantongi hasil dua kali menang, dua hasil seri dan satu kali kalah. Dan saat ini mereka tengah berada di urutan kedua klasemen sementara.
ADVERTISEMENT
Di kubu lawan, performa di dua laga teraktual mereka tengah bagus-bagusnya. Saat melawat ke markas Mitra Kukar, tripoin perdana didapati oleh anak asuh Mario Gomez dan di laga melawan Borneo FC mereka juga menang 3-1. Hasilnya, Atep dan kolega kini ada di urutan ketujuh.
"Nah, pertandingan ini saya prediksi akan enak ditonton. Tetapi, syaratnya, penonton kedua kesebelasan harus menerima apapun yang terjadi, entah Persija selaku tuan rumah kalah atau Persib kalah, misalnya, atau sebaliknya, intinya harus legawa agar tercipta pertandingan yang seru," sambungnya.
Legenda Persija, Dede Sulaeman. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda Persija, Dede Sulaeman. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Dede kemudian melanjutkan, semasa masih menjadi pemain, diakui peraih juara nasional bersama Persija pada 1978 ini, Persib bukan menjadi rival utama di era Perserikatan. Dan sangat diwajarkan, memang, rival utama Persija saat itu adalah Persebaya Surabaya.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa tahun belakang, utamanya sejak kompetisi Liga Indonesia pada 2008 silam, rivalitas kedua kesebelasan ini menjadi sorotan. Tak sedikit, kedua kawan suporter kedua tim yakni Jakmania dari kubu Persija dan Bobotoh dari Persib, saling sikut.
Dan melihat kondisi ini, Dede kemudian mengimbau agar kedua pendukung patuh terhadap norma-norma sepak bola.
"Kita semua memahami bagaimana cinta mereka (pendukung kedua kesebelasan) tetapi mereka juga harus berbesar hati. Jika salah satu dari mereka menang, katakanlah, jangan terlalu berlebihan."
"Karena dampaknya akan besar nantinya. Dan sebagai penonton, mereka harus memahami apa yang namanya fair play. Fair play terhadap sesama pemain, terhadap wasit dan penonton juga harusnya memahami azas itu," ujarnya menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangan terbarunya, laga Persija kontra Persib masih dalam pembahasan terkait perizinan. Pihak Pengelola Kompleks Gelora Bung Karno (PPKGBK) telah mengimbau agar Bobotoh tak datang ke stadion guna meminimalisir terjadinya kerusuhan.
"Menurut saya tidak usah dilarang, sebab kita bisa melihat bagaimana si suporter ini dewasa nggak sebagai pendukung timnya. Kalau kalah misalnya, gimana reaksinya, bisa menerima nggak? Dan itu yang akan kita lihat sama-sama kan?" ucap Dede.