Selamat Datang Kembali, (Fase Grup) Liga Champions yang Membosankan

16 September 2019 13:33 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Marseille, Rudi Voeller, memamerkan trofi Liga Champions. Foto: AFP/Georges Gobet
zoom-in-whitePerbesar
Striker Marseille, Rudi Voeller, memamerkan trofi Liga Champions. Foto: AFP/Georges Gobet
ADVERTISEMENT
Izinkan kami menyampaikan sebuah kebenaran. Liga Champions adalah kompetisi yang membosankan karena semuanya mudah sekali untuk ditebak. Jika Anda menginginkan kejutan, Anda berada di tempat yang salah. Ini adalah tempat para jagoan. Yang lain diharap menyingkir secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
Begitulah realitas Liga Champions. Anda boleh jadi tak mau mengakuinya tetapi, percayalah, apa yang kami katakan ini benar. Paling tidak, untuk fase grup ini, demikianlah keadaannya. Kalau Anda ingin kejutan, kembalilah lagi Februari tahun depan karena di situlah keseruan yang sesungguhnya dimulai.
Jika Anda ingat, di undian tempo hari, ada 32 tim yang dibagi dalam empat pot berbeda. Masing-masing pot menunjukkan derajat yang berbeda. Mereka yang paling dijagokan ada di pot pertama, mereka yang sebenarnya tidak diinginkan ada di pot empat.
Keberadaan pot-pot itulah yang membuat Liga Champions jadi begitu mudah diprediksi. Tengok bagaimana reaksi delegasi Slavia Praha ketika tahu klubnya berada satu grup dengan Borussia Dortmund, Barcelona, dan Internazionale. Mereka tertawa kecut karena sudah tahu apa yang bakal terjadi.
ADVERTISEMENT
Faktanya adalah, mereka yang bisa berjaya di Liga Champions cuma mereka yang berduit. Musim lampau, cuma ada satu kejadian di mana klub miskin mampu mengalahkan klub kaya. Ketika itu Crvena Zvezda sukses menundukkan Liverpool yang akhirnya keluar sebagai juara.
Pemain-pemain Crvena Zvezda merayakan kemenangan atas Liverpool di Marakana. Foto: AFP/Andrej Isakovic
Keberhasilan Crvena Zvezda itu bukan sebuah tren, melainkan pengecualian. Jika kedua kesebelasan bertanding sebanyak sepuluh kali, Crvena Zvezda hanya akan memenangi satu laga itu. Sementara, sembilan laga lainnya kemungkinan besar bakal tetap dimenangi oleh Liverpool.
Pada dasarnya, ada tiga kepentingan utama yang bermain di Liga Champions. Kepentingan pertama adalah menjadi juara. Di sini yang ambil bagian adalah klub-klub kaya tadi. Mulai dari Liverpool sampai Barcelona, dari Juventus sampai Bayern Muenchen.
ADVERTISEMENT
Kepentingan kedua adalah menjadi juara, tetapi di Liga Europa. Ada tim-tim yang sebenarnya cukup bagus tetapi tidak cukup hebat untuk memperebutkan gelar juara Liga Champions. Mereka biasanya akan finis di peringkat tiga fase grup, turun kelas ke Liga Europa, lalu memburu trofi di sana. Olympique Lyonnais, Valencia, dan Bayer Leverkusen masuk kategori ini.
Lalu, ada pula kepentingan seperti yang dipunyai Dinamo Zagreb dan Shakhtar Donetsk. Dua klub ini, dalam konstelasi persaingan kontinental, adalah klub kecil. Namun, mereka adalah raksasa di negerinya. Mereka masuk Liga Champions untuk mengumpulkan duit demi melanggengkan dominasi di negeri sendiri.
Nah, begitulah kenyataannya. Kami sudah memperingatkan bahwa turnamen ini, selama masih berada di fase grup, tidaklah semenarik yang Anda bayangkan. Walau begitu, kami tetap takkan merusak antusiasme Anda. Maka dari itu, kami suguhkan sedikit gambaran soal apa yang bakal Anda saksikan di fase grup Liga Champions tahun ini.
ADVERTISEMENT
Grup A: Real Madrid, PSG, Club Brugge, Galatasaray
Para pemain Madrid merayakan gol. Foto: REUTERS/Susana Vera
Keberadaan Real Madrid dan Paris Saint-Germain di grup ini menunjukkan satu hal. Yakni, bahwa Real Madrid dan Paris Saint-Germain akan lolos ke babak 16 besar. Sementara itu, Club Brugge dan Galatasaray akan memperebutkan posisi ketiga alias 'zona' Liga Europa.
Dalam perjalanan kali ini, Real Madrid akan banyak bergantung pada Gareth Bale yang sudah mencetak 2 gol dan 1 assist dalam 3 pertandingan La Liga. Mengapa Bale? Karena Eden Hazard masih belum pulih dari cedera dan setelah pulih nanti masih butuh waktu beradaptasi dengan permainan El Real.
Sementara itu, PSG sudah barang tentu akan menyambut kehadiran kembali Neymar. Pemain asal Brasil itu sudah pulih dari cedera dan mencetak gol salto di laga comeback-nya. Dengan cedera Kylian Mbappe dan Edinson Cavani, Neymar akan jadi tumpuan utama.
ADVERTISEMENT
Grup B: Bayern Muenchen, Tottenham Hotspur, Olympiakos, Crvena Zvezda
Para pemain Bayern Muenchen merayakan kemenangan telak atas FC Mainz. Foto: REUTERS/Michael Dalder
Ah, Crvena Zvezda. Nama mereka muncul lagi di sini. Musim ini juara Serbia itu tidak akan bertemu Liverpool tetapi nasib mereka dijamin tidak akan membaik karena ada Bayern Muenchen dan Tottenham Hotspur di grupnya.
Bagi Crvena Zvezda, pertemuan dengan Bayern adalah laga klasik yang menjadi ulangan semfinal Liga Champions 1991. Waktu itu, sih, Crvena Zvezda berhasil memetik kemenangan dan akhirnya keluar sebagai juara. Akan tetapi, kali ini situasinya bakal sangat berbeda. Meski dalam beberapa tahun terakhir mengalami dekadensi, Bayern tetap tim super di Eropa.
Lalu, ada juga Tottenham yang merupakan finalis musim lalu. Sulit bagi Crvena Zvezda untuk keluar dari grup ini hidup-hidup. Target realistis bagi mereka adalah bersaing dengan Olympiakos untuk memperebutkan posisi ketiga.
ADVERTISEMENT
Grup C: Man City, Atalanta, Shakhtar Donetsk, Dinamo Zagreb
Eric Garcia (kiri), Cameron Humphreys (tengah), dan Sergio Aguero (kanan) di sesi latihan Manchester City. Foto: Paul ELLIS / AFP
Grup ini adalah grup yang paling mudah diprediksi. Sebagai tim dengan kekayaan terbesar dan materi pemain paling menterang, Manchester City jelas layak dijagokan untuk keluar sebagai juara grup. Pertanyaannya, siapa yang akan menemani mereka dan siapa yang akan turun ke Liga Europa?
Untuk pertanyaan siapa yang akan menemani City, jawabannya kemungkinan adalah Atalanta. Mengapa? Karena musim lalu mereka sudah menunjukkan kemampuan mengatasi klub-klub besar di Italia seperti Juventus. Selain itu, musim ini pun pasukan Gian Piero Gasperini itu masih begitu konsisten di Serie A.
Lalu, soal siapa yang akan ke Liga Europa, kemungkinan jawabannya adalah Shakhtar karena mereka punya materi lebih bagus ketimbang Dinamo. Di sini, satu-satunya kekuatan Dinamo adalah atmosfer Stadion Maksimir yang legendaris itu.
ADVERTISEMENT
Grup D: Juventus, Atletico Madrid, Bayer Leverkusen, Lokomotiv Moskva
Para pemain Juventus merayakan gol. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
Musim lalu Juventus lolos ke perempat final setelah melakukan comeback atas Atletico Madrid. Musim ini Atletico tentunya bakal membalaskan dendam tersebut. Apalagi, klub berjuluk Los Rojiblancos itu punya amunisi-amunisi baru yang sejauh ini mampu berada di urutan kedua La Liga.
Di sisi lain, Juventus sendiri tengah berada dalam masa transisi menyusul pergantian pelatih dari Max Allegri ke Maurizio Sarri. Meski Juventus tetap lebih diunggulkan karena materi pemainnya sedikit di atas Atletico, jangan kaget kalau di akhir fase grup nanti Atletico yang jadi juara.
Oh, dan Bayer Leverkusen kemungkinan jadi tim yang akan turun ke Liga Europa. Maaf, Lokomotiv.
Grup E: Liverpool, Napoli, Red Bull Salzburg, Genk
ADVERTISEMENT
Selebrasi Mohamed Salah setelah mencetak gol ke gawang Arsenal. Foto: Reuters/Carl Recine
Liverpool lagi, Napoli lagi. Well, musim lalu mereka sudah bertemu dan hasilnya masing-masing tim meraih kemenangan. Jika menilik komposisi grup, Liverpool dan Napoli layak dijagokan untuk lolos ke babak 16 besar nanti.
Meski demikian, tanda tanya besar tetap harus disematkan pada Napoli. Pasalnya, penampilan mereka di Serie A belum konsisten terutama dalam bertahan. Dari tiga pertandingan, anak-anak asuh Carlo Ancelotti ini sudah kemasukan tujuh gol. Tentu ini bukan preseden bagus.
Itulah mengapa, ada kemungkinan juga Napoli dikejutkan oleh RB Salzburg. Ingat, musim lalu Napoli susah payah menyingkirkan klub Austria itu di babak 16 besar Liga Europa. RB Salzburg memang kehilangan pelatih Marco Rose tetapi bukan berarti potensi kejutan mereka akan menguap begitu saja.
ADVERTISEMENT
Grup F: Borussia Dortmund, Barcelona, Inter, Slavia Praha
Para pemain Borussia Dortmund merayakan kemenangan bersama para pendukung mereka. Foto: REUTERS/Leon Kuegeler
Minus Slavia Praha, semua tim di sini punya potensi untuk keluar sebagai juara grup, termasuk Inter yang sekarang dibesut Antonio Conte. Bagi Conte, ini adalah kans untuk membuktikan diri bahwa dia pun bisa berbuat banyak di Eropa. Sejauh ini Inter sudah tampil bagus di Serie A dan sekarang mereka perlu mereplikasi itu di Liga Champions.
Namun, menghadapi Dortmund dan Barcelona bukan perkara gampang. Dortmund sukses memperkuat skuatnya dengan baik, sementara Barcelona adalah Barcelona. Kesuksesan di grup ini akan ditentukan detail-detail kecil seperti apakah Leo Messi bakal segera pulih dari cedera betis atau tidak.
Grup G: RB Leipzig, Lyon, Benfica, Zenit St. Petersburg
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain RB Leipzig jelang laga vs Bayern Muenchen. Foto: AFP/John MacDougall
Dilihat dari komposisinya, grup ini adalah yang paling tidak menarik. Namun, di balik itu, grup ini adalah yang kekuatannya paling merata. RB Leipzig dan Lyon pantas untuk jadi yang paling diunggulkan, tetapi Benfica punya potensi kejut besar dan begitu pula dengan Zenit.
Musim lalu Leipzig tidak bermain di Liga Champions. Kali ini, mereka kembali dengan tim yang lebih kuat lewat kedatangan Christopher Nkunku dari PSG. Saat ini pun Leipzig tengah memimpin klasemen Bundesliga. Itu artinya, selain tren performa, mereka juga punya kepercayaan diri bagus.
Sementara, Lyon dijagokan untuk lolos sebagai runner-up berdasarkan performa mereka musim lalu di Liga Champions. Namun, karena musim ini mereka kehilangan Nabil Fekir dan Tanguy Ndombele, bisa jadi Benfica yang lolos ke fase gugur menemani Leipzig.
ADVERTISEMENT
Grup H: Ajax, Chelsea, Valencia, Lille
Para pemain Chelsea merayakan gol. Foto: REUTERS/Hannah McKay
Ajax kehilangan Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt musim ini tetapi sebagian besar pemain yang mengantarkan mereka ke semifinal musim lalu masih bertahan. Ini membuat Ajax tetap paling pantas dijagokan ketimbang yang lain.
Lalu, bagaimana dengan Chelsea dan Valencia? Well, Chelsea belum sepenuhnya konsisten di bawah Frank Lampard. Terlebih, mereka telah kehilangan Hazard. Sementara itu, Valencia sedang bermasalah usai pemecatan pelatih Marcelino Garcia Toral.
Lalu, ada Lille yang kehilangan Nicolas Pepe, Rafael Leao, dan Thiago Mendes. Secara umum, perombakan skuat besar-besaran di tim ini belum sepenuhnya berhasil. Mereka butuh waktu untuk mengintegrasikan belasan pemain baru di skuatnya. Maka, kejutan kemungkinan takkan hadir dari mereka musim ini.
ADVERTISEMENT
Matchday I Fase Grup Liga Champions 2019/20:
Selasa (17/9)
Inter vs Slavia Praha - 23:55 WIB
Lyon vs Zenit - 23:55 WIB
Rabu (18/9)
Chelsea vs Valencia - 02:00 WIB
RB Salzburg vs Genk - 02:00 WIB
Napoli vs Liverpool - 02:00 WIB
Ajax vs Lille - 02:00 WIB
Benfica vs RB Leipzig - 02:00 WIB
Dortmund vs Barcelona - 02:00 WIB
Club Brugge vs Galatasaray - 23:55 WIB
Olympiakos vs Tottenham - 23:55 WIB
Kamis (19/9)
Leverkusen vs Lokomotiv - 02:00 WIB
PSG vs Real Madrid - 02:00 WIB
Bayern vs Crvena Zvezda - 02:00 WIB
Atletico Madrid vs Juventus - 02:00 WIB
Shakhtar vs Man City - 02:00 WIB
ADVERTISEMENT
Dinamo Zagreb vs Atalanta - 02:00 WIB
=====
Ralat: Sebelumnya tertulis bahwa pertandingan Crvena Zvezda vs Bayern Muenchen tahun 1991 adalah final Liga Champions. Yang benar seharusnya semifinal.