Semen Padang Pilih Fokus Kompetisi daripada Pikirkan Edy Rahmayadi

28 November 2018 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan keterangan pers terkait kematian salah seorang pendukung Persija di Jakarta, Selasa (25/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan keterangan pers terkait kematian salah seorang pendukung Persija di Jakarta, Selasa (25/9). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum juga goyah pendirian Edy Rahmayadi. Meski desakan dari pelbagai pihak untuk memintanya mundur dari kursi Ketua Umum PSSI, pria 57 tahun bergeming.
ADVERTISEMENT
Sederet faktor sudah menjabarkan alasan mengapa Edy harus mundur. Ambil contoh adalah kegagalan Timnas Indonesia berprestasi di Piala AFF 2018. Terasa lebih memilukan lantaran skuat 'Garuda' dipastikan angkat koper saat fase grup menyisakan satu partai.
Namun, gagalnya skuat Timnas Indonesia bukan tanpa alasan. Semua mengetahui, pelatih Bima Sakti dipilih secara dadakan karena mentoknya proses negosiasi perpanjangan kontrak dengan pelatih Timnas U-23 di ajang SEA Games dan Asian Games, Luis Milla.
Dua faktor tersebut membikin masyarakat pecinta sepak bola Tanah Air gerah. Kala ekspektasi membumbung tinggi agar Timnas Indonesia berprestasi, hasilnya malah sebaliknya, gagal total.
Menyikapi rentetan masalah yang tengah dihadapi Edy Rahmayadi, salah satu klub semifinalis Liga 2 2018, Semen Padang, buka suara melalui manajer tim, Win Bernardino.
ADVERTISEMENT
''Besarnya tuntutan mundur mungkin bisa dilihat dari belum adanya perubahan besar yang dilakukan oleh beliau (Edy). Ambil contoh di kompetisi kita saja, kalau berbicara pengelolaan liganya mungkin bisa dikatakan baik, namun untuk bersaing dengan (negara) regional saja kita masih belum bisa,'' kata Win ketika dihubungi kumparanBOLA, Rabu (28/11/2018).
''Memang, dengan jabatan Pak Edy sekarang ada yang pro dan kontra, itu wajar. Tetapi 'kan berimbas juga dengan prestasi Timnas pada akhirnya. Nah, masyarakat penginnya 'kan baik kompetisi dan Timnas dikelola dengan baik dan fokus,'' lanjutnya.
Pemain serta pelatih Timnas Indonesia saat mengelilingi tribun penonton usai imbang melawan Timnas Filipina. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain serta pelatih Timnas Indonesia saat mengelilingi tribun penonton usai imbang melawan Timnas Filipina. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Semen Padang bersama 18 klub Liga 1, 15 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, delapan klub Liga 4, dan 34 lembaga dari Asosiasi Provinsi (Asprov) serta asosiasi futsal, sepak bola wanita, pelatih, dan wasit, akan menjadi penentu nasib dari Edy.
ADVERTISEMENT
Mereka selaku pemilik suara (voters) bisa saja mengajukan mosi tidak percaya kepada Edy yang berujung kepada digelarnya Kongres Luar Biasa dengan agenda pemilihan Ketua Umum PSSI, dengan catatan diajukan sebanyak 3/4 dari total voters.
Meski demikian, Win mengaku belum ada pembicaraan terkait hal tersebut. Saat ini, klub-klub di Liga 1 dan empat tim di Liga 2 tengan fokus untuk menyelesaikan kompetisi.
''Dari kami di Semen Padang, belum ada pembicaraan soal kasus Pak Edy Rahmayadi. Di lingkup sesama manajer di Liga 2 juga enggak ada obrolan juga. Karena kami sedang fokus di kompetisi dulu,'' kata Win.