Soal Isu Larangan Tampil di Liga Champions, City Buka Suara

14 Mei 2019 19:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Phil Foden seusai mencetak gol bagi Manchester City di laga melawan Tottenham Hotspur Foto: REUTERS/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Phil Foden seusai mencetak gol bagi Manchester City di laga melawan Tottenham Hotspur Foto: REUTERS/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Manajemen Manchester City memberikan tanggapan serius terhadap pemberitaan New York Times baru-baru ini. Selasa (14/5/2019) pagi waktu setempat, City merilis pernyataan resmi yang menyebut bahwa informasi yang disebarkan media asal Amerika Serikat itu dapat merugikan reputasi klub dan menghambat perjanjian dengan sponsor.
ADVERTISEMENT
Lewat artikel berjudul "Investigator UEFA Bersiap untuk Berikan Hukuman Larangan Tampil di Liga Champions untuk Manchester City", yang dirilis pada 13 Mei, New York Times menyebutkan bahwa The Citizens terancam tak tampil di kompetisi terelite se-Eropa itu akibat melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Aturan FFP sendiri dibuat agar tidak ada tim yang kolaps akibat manuver transfer dengan biaya tak masuk akal. Dalam aturan FFP, disebutkan bahwa suatu klub akan mendapatkan hukuman jika neraca keuangannya mencapai minus dan melebihi batas yang ditentukan.
Sumber dari CFCB (Badan Pengontrol Finansial UEFA), menyatakan kepada New York Times bahwa keputusan ini diambil demi melindungi UEFA dari imej tak bertaji di hadapan tim kaya raya. Walau begitu, belum ditentukan hukuman ini bakal dijalani City pada musim depan atau musim 2019/2020.
ADVERTISEMENT
Selain itu, New York Times juga menyinggung menyoal relasi buruk City dan Yves Leterme, Ketua CFCB dan Perdana Menteri Belgia. 2014 silam, City pernah terganjal isu serupa. Akan tetapi, setelah melakukan lobi sana-sini, pada akhirnya manajemen City hanya perlu membayar denda sebesar 49 juta poundsterling.
Rupanya, Leterme kala itu tak puas, dan kini dia dan timnya berupaya keras supaya City kena batunya. Jika terjadi, New York Times mengklaim bisa saja hal besar menimpa UEFA. Apalagi, City memiliki kekuatan finansial yang tak diragukan lagi.
Lantas, mengapa bisa City disebut melanggar aturan FFP? Semua gara-gara laporan Del Spiegel, yang didapatkan dari Football Leaks, tempo hari.
Logo UEFA. Foto: Getty Images for UEFA/Harold Cunningham
Ada dua manipulasi yang kabarnya telah dilakukan City. Yang pertama adalah menyoal suntikan dana tak wajar dari oleh Etihad Airways sebagai sponsor. Manipulasi kedua menyoal gaji pemain. City dituduh membuat skema pengurangan nilai gaji pemain-pemainnya untuk menghindari aturan FFP.
ADVERTISEMENT
Soal pemberitaan ini, New York Times mengaku telah meminta konfirmasi kepada pihak City. Akan tetapi, manajemen City memilih tak menggubris. Nah, dalam rilisnya, dijelaskan mengapa pada akhirnya City buka suara.
Berikut isi lengkap pernyataan resmi City:
Dengan penuh itikad baik Manchester City Football Club bekerja sama CFCB terkait investigasi yang tengah berjalan. Sehingga, pihak klub percaya dengan independensi dan komitmen CFCB. Sebagaimana komitmen UEFA pada 7 Maret lalu bahwa mereka takkan memberikan komentar apa pun saat investigasi tengah berjalan.
Dalam artikel New York Times, disinggung bahwa ada pihak yang familiar dengan kasus ini angkat bicara. Bagi kami, ini sangat merisaukan.
Implikasinya ada dua. Pertama, muncul anggapan bahwa Manchester City selama ini salah tempat menaruh kepercayaan baik terhadap cara kerja CFCB. Atau, proses yang dilakukan CFCB telah digeser oleh pihak tertentu dengan tujuan untuk merusak reputasi dan daya tarik komersial kami. Atau bisa saja kedua skenario ini berlaku.
ADVERTISEMENT
Adapun, laporan keuangan Manchester City telah dirilis dengan penuh dan komplet, sesuai dengan aturan dan legal yang berlaku. Terkait dengan tuduhan pelanggaran finansial, semuanya salah dan buktinya telah diberikan kepada CFCB.