Sriwijaya FC Cerita Carut-marutnya Pemanggilan Pemain ke Timnas

12 Oktober 2018 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sriwijaya FC saat berlaga melawan Bali United. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp/18)
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya FC saat berlaga melawan Bali United. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp/18)
ADVERTISEMENT
Sriwijaya FC baru saja menuai kekalahan 0-2 dari Bhayangkara FC dalam laga yang dihelat di Stadion PTIK, Jumat (12/10/2018) petang WIB. Bukan hasil kekalahan itu yang menjadi pusat perhatian, melainkan kehadiran sosok Esteban Vizcarra di sisi sayap kanan Sriwijaya. Padahal, pemain kelahiran Argentina itu tengah menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia guna menghadapi Hong Kong, Selasa pekan depan.
ADVERTISEMENT
Vizcarra sendiri menjadi tumpuan Sriwijaya pada laga itu. Wajar saja, ketiadaan Alberto Goncalves, Syahrian Abimanyu, dan Zulfiandi yang juga memperkuat skuat Garuda membuat pelatih Subangkit tak punya pilihan lain selain mengandalkannya.
Usut punya usut, kembalinya Vizcarra ke Sriwijaya lantaran sudah dipulangkan oleh PSSI melalui surat keterangan resmi yang diberikan kepada manajemen Sriwijaya. Bukannya senang, manajer Sriwijaya malah menyentil PSSI.
"Timnas (PSSI) yang mengembalikan. Mungkin mereka (PSSI) tidak perlu lagi (jasa Vizcarra). Tetapi, Beto (nama panggilan Alberto Goncalves, red) dan Zulfiandi masih di Tim Nasional," ujar manajer Sriwijaya, Ucok Hidayat, ketika ditemui usai laga di pelataran Stadion PTIK.
"Yang kami hadapi sekarang adalah ketika Vizcarra pulang, giliran Marckho (Sandy) yang dipanggil. Tetapi, maaf saja, tidak ada surat resmi yang kami terima. Kalau surat kepulangan Vizcarra, sih, ada," kata dia melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Ucok menjelaskan, pemanggilan Marckho memang sudah di luar nalar manajemen. Pasalnya, ketika PSSI melakukan pemanggilan tidak ada iktikad baik yang dilakukan. Akan tetapi, dikatakan Ucok lagi, pihaknya hanya bisa berpasrah diri.
"Tidak perlu memanggil pemain lewat surat resmi, PSSI memanggil langsung telepon siapa pemain yang diinginkan. 'Hei, kamu datang!' Dan kalau pemain sudah datang baru deh, surat resmi itu datang kepada kami," paparnya.
"Lalu apakah kami protes? Kalau sama orang yang berkuasa, tidak dapat diprotes. Kami di sini juga menghadapi yang tidak berkejelasan. Karena saat ada pemanggilan, 'dia' selalu membawa rules dengan alasan kalau pemanggilan oleh Timnas itu dari FIFA. Jadi tidak boleh ditolak, itu kan rules FIFA. Tapi, kalau (memang) ikut rules FIFA, kalau Timnas sebuah negara main, (seharusnya) kompetisi libur, dong?"
ADVERTISEMENT
Ucok memang enggan merinci sosok 'dia' yang dimaksudkan terkait persoalan pemanggilan Marckho dan kepulangan Vizcarra. Akan tetapi, ada cerita yang membuat manajemen Sriwijaya kembali geleng-geleng kepala.
Esteban Vizcarra dan Hanif Sjahbandi berebut bola. (Foto: Dok. PT LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Esteban Vizcarra dan Hanif Sjahbandi berebut bola. (Foto: Dok. PT LIB)
"Beto dan Vizcarra itu dipanggil personal, lho. Kalau tidak memenuhi panggilan, mereka diancam. Beto terutama, dia diancam. Nah, kalau diancam 'kan mereka takut, apalagi statusnya (pemain) naturalisasi."
"Anda (menunjuk kepada pewarta berita) jangan samakan Beto dan Vizcarra layaknya (Stefano) Lilipaly dan (Illija) Spasojevic karena mereka proses naturalisasinya dibiayai oleh negara, dibantu PSSI. Kalau pemain kami? Sepeser (uang) PSSI tak tahu menahu (prosesnya) dan ketika sudah jadi WNI (Warga Negara Indonesia) baru, oooo... ini orang kita (Indonesia) ini."
Keluhan lain yang disampaikan Ucok adalah terkait kuota pemanggilan pemain untuk ke Timnas Indonesia. Yang menjadi persoalan, pilar-pilar utama dipanggil sekaligus sehingga mengganggu performa tim saat berkompetisi.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak protes juga, ikut aturan saja. Kami tidak apa-apa, kok. 'Kan demi negara. Maksudnya kalau mau diambil, langsung dibiayai sendiri saja. Dipanggil empat sampai lima pemain, kami mau main apa?"
"Satu pemain saja dipanggil sangat mempengaruhi penampilan tim. Ini yang dipanggil langsung empat sampai lima pemain, pemain bagus pula. Dan ya iyalah, ya, kan mau main di Timnas itu harus pemain bagus. Kalau tidak bagus, ya, dipulangkan," tutupnya.