Suarez Kesal Barcelona Menjadi Korban Comeback Dua Musim Beruntun

8 Mei 2019 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
"Begini rasanya terlatih patah hati," jerit hati Suarez. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
"Begini rasanya terlatih patah hati," jerit hati Suarez. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Sepanjang kariernya, Luis Suarez sudah akrab dengan kebencian. Dia dibenci pecinta sepak bola di Ghana akibat aksi culas saat memperkuat Timnas Uruguay di Piala Dunia 2010. Dia dibenci penggemar Manchester United karena perkataan rasialis kepada Patrice Evra 2011 silam. Pada akhirnya, Suarez juga dibenci penyokong Liverpool.
ADVERTISEMENT
Padahal, klub yang disebut terakhir sering betul mengundangnya untuk tampil di laga amal. Musabab kebencian ini ialah Suarez merayakan golnya ke gawang Liverpool saat Barcelona menang 3-0 pada laga semifinal leg I Liga Champions di Camp Nou, Kamis (2/5/2019). Selain itu, El Pistolero terus memprovokasi para pemain Liverpool.
Namun, di Anfield, Rabu (8/5/2019) dini hari WIB, Suarez merasakan yang lebih buruk daripada dibenci. Di tempat itu, sekali lagi Liverpool bertemu dengan Barcelona dan laga itu bermula dengan yel-yel "Enyah kau Suarez!" dinyanyikan ramai penggemar Liverpool. Akan tetapi, di akhir laga, tak satu pun penggemar 'Si Merah' peduli dengan Suarez.
Sebelum pertandingan, Suarez sangat percaya diri sehingga berikrar takkan melakukan selebrasi lagi jika membobol gawang Liverpool. Pada akhirnya, memang inilah yang terjadi. Suarez tak melakukan selebrasi karena tidak bikin gol sama sekali. Sudah begitu, ia hanya melancarkan satu tembakan dan itu pun ditepis kiper Alisson Becker.
ADVERTISEMENT
Papan skor pertandingan Liverpool vs Barcelona. Foto: Reuters/Carl Recine
Dengan mati kutunya Suarez, Lionel Messi pun menjadi tumpuan utama Barcelona untuk mencetak gol pada laga itu. Masalahnya, La Pulga gagal melepaskan diri dari penjagaan berlapis Liverpool. Di akhir cerita, pasukan Juergen Klopp mengalahkan Barcelona 4-0. Anfield bergemuruh, Suarez tertunduk lesu.
Kemudian, Suarez mendadak teringat kisah Barcelona yang menjadi korban remontada (pembalasan yang menyakitkan) AS Roma di babak perempat final Liga Champions musim lalu. Di pertandingan pertama, I Lupi menang takluk 1-4 dari Barcelona di Camp Nou. Tetapi, Roma berhasil membalasnya dengan kemenangan 3-0 di Stadio Olimpico.
Ingatan ini membuat Suarez sadar bahwa ada yang salah dari Barcelona dalam dua musim terakhir.
"Kami tak bisa melakukan kesalahan seperti ini dalam dua musim beruntun. Kami harus mengubah pendekatan kami, dan ada begitu banyak hal yang perlu kami evaluasi dan perbaiki," ucap Suarez sebagaimana dilansir Goal International.
ADVERTISEMENT
"Saya sedih, kami sedih, sakit, karena kami manusia juga. Kami merasakan sakit, frustrasi, kami terus mempertanyakan diri kami, dan membiarkan dada kami diserang pelor kritik yang bakal terus berdatangan," lanjut penyerang berusia 32 tahun itu.
Anyway, kami sempat membahas soal kesalahan Barcelona saat melawan Liverpool di laga leg II -- dan tentu saja ini bukan hanya gara-gara tidak hoki. Salah satu blunder paling krusial ialah meninggalkan pakem andalan 4-3-3 dan memilih bermain pragmatis dengan 4-4-2. Ulasan lengkapnya dapat dibaca di sini.