Tentang Carrick dan Berakhirnya Sebuah Kesunyian

13 Maret 2018 7:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Carrick akan pensiun pada akhir musim. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Carrick akan pensiun pada akhir musim. (Foto: Reuters/Paul Childs)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi Michael Carrick berarti menjadi satu dengan kesunyian. Dia seperti Andrea Pirlo ataupun David De Gea. Tak terlihat dan tak banyak disorot. Namun, dalam waktu dekat, Carrick akan keluar dari kesunyian itu dan bergerak menuju sebuah dunia baru.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah video yang diunggah oleh UMaxIt Football yang menceritakan tentang sejarah dari peran deep-lying playmaker, nama Carrick muncul ke permukaan. Di video tersebut, Carrick disebut sebagai satu-satunya pemain Inggris yang punya kemampuan untuk menjadi seorang deep-lying playmaker, karena memiliki kemampuan umpan jauh yang sangat apik.
Namun, video itu juga menjabarkan beberapa hal yang membikin kemampuan Carrick tidak begitu cocok di Inggris. Selain pace sepak bola Inggris yang begitu cepat, kreativitas dalam sepak bola Inggris tidak hadir dari sebuah sentuhan magis. Dia hadir dari kemauan para pemain untuk terus berlari tanpa henti di atas lapangan.
Pada akhirnya, video itu menyimpulkan bahwa Carrick bermain sepak bola di negeri yang salah. Persepsi taktikal Inggris yang berbeda dari negara-negara Eropa daratan, membuat kemampuan Carrick tidak termaksimalkan dengan semestinya.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang membuat karier Carrick, walau bergelimang prestasi bersama Manchester United, sebenarnya tidaklah semenyenangkan yang terlihat. Andai dia bermain di negara yang lebih menghargai keindahan, mungkin dia akan menjalani hidup yang sedikit lebih ramai.
Tapi, inilah jalan yang dia pilih. Beruntung bagi yang pernah bermain dengannya, mereka bisa menikmati keindahannya meski hanya sekejap.
***
Carrick pertama kali mencuat ke permukaan ketika dia membela West Ham United pada 1999 silam. Ketika itu, dia bermain bersama Joe Cole, Rio Ferdinand, Frank Lampard, dan Paolo Di Canio. Bersama West Ham, walau hanya berstatus pemain pengganti, Carrick mendapatkan jam terbang yang layak dengan total 139 penampilan.
Penampilan apik bersama West Ham mengantarkannya menyeberang ke tim asal London yang lain, yakni Tottenham Hotspur. Dua musim di White Hart Lane, dia hanya menghabiskan 73 penampilan, namun mulai dipercaya menjadi pemain inti.
ADVERTISEMENT
Puncak dari penampilan Carrick tercapai ketika dia membela Manchester United. Hijrah ke Old Trafford sejak musim 2006/07 sampai kini, Carrick sudah mencatatkan 463 penampilan. Pemain kelahiran Wallsend ini menyumbangkan lima trofi Premier League, satu trofi Piala FA, tiga trofi Piala Liga, satu trofi Liga Champions, serta satu trofi Liga Europa bagi United.
Sekumpulan gelar yang dia persembahkan untuk United tidak lantas menempatkannya menjadi pemain penting di Inggris. Dia memang menorehkan 34 penampilan bersama Timnas Inggris, tetapi tercatat hanya tampil sekali di turnamen besar bersama Inggris, yaitu melawan Ekuador pada partai babak 16 besar Piala Dunia 2006.
Inilah mengapa sebenarnya, di balik gemerlap karier Carrick, dia tenggelam dalam kesunyian. Dia juga tidak banyak mencetak gol, hanya menorehkan 23 gol dalam 463 penampilannya bersama United.
ADVERTISEMENT
Kesunyian Carrick ini ditambah dengan fakta bahwa dirinya beroperasi di posisi gelandang tengah dengan peran holding midfielder (alih-alih deep-lying playmaker). Owen Hargreaves, mantan rekan setimnya di United, menyebut karena peran itu membuat Carrick tidak begitu dihargai di Inggris, walau ada juga beberapa orang yang memujinya.
"Dia tidak mendapatkan banyak pujian untuk aspek bertahan yang dia miliki," ujar Hargreaves, mengutip dari BBC.
Namun, Hargreaves meyakini, ada sebuah kehebatan tersendiri yang dimiliki Carrick. Kehebatan ini hanya terlihat oleh mata-mata yang memang memahami sepak bola dengan baik.
"Siapa pun yang pernah bermain dengannya mengungkapkan bahwa Carrick adalah pengumpan yang sangat baik. Dia juga adalah rekan setim yang baik. Coba Anda tanya kepada Paul Scholes atau Ryan Giggs. Mereka akan mengatakan bahwa mereka suka bermain dengan Michael Carrick karena bola yang diberikan olehnya selalu tepat sasaran," ujar Hargreaves.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Carrick tidak mendapat penghargaan yang semestinya dari negerinya sendiri. Bersaing dengan sosok Lampard dan Steven Gerrard di lini tengah Inggris bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi dengan keadaan fisiknya yang tidak terlalu bagus, dia kerap terpinggirkan.
Andai saja Carrick lahir di negara yang bukan Inggris. Atau kalau tidak, dia lahir lebih muda dari Lampard dan Gerrard. Hal inilah yang diungkapkan oleh manajer United, Jose Mourinho.
"Dia (Carrick) itu fenomenal. Andai saja dia masih berusia 25 tahun. Sayangnya Anda tidak bisa menghentikan dan memutarbalikkan waktu," ucapnya.
***
Apa yang Mourinho khawatirkan itu pun terjadi. Tahun demi tahun, usia menggerogoti fisik Carrick. Dia bahkan sempat didiagnosis mengalami masalah jantung seusai laga melawan Burton Albion pada 20 September 2017. Sudah waktunya dia berhenti.
ADVERTISEMENT
Diawali ucapan Mou yang mengungkapkan akan senang jika Carrick memilih untuk pensiun dan membantu dengan masuk ke jajaran staf kepelatihan United. Carrick pun mengamini saran Mourinho. Dia memutuskan gantung sepatu setelah musim 2017/18 berakhir.
"Ada masa ketika tubuh Anda mengatakan bahwa Anda harus berhenti. Kurasa sekarang saatnya," ujar Carrick dilansir situs resmi Manchester United.
"Setelah masalah jantung teratasi, saya berpikir apakah bisa lanjut atau tidak? Saya pun sembuh dan sebenarnya ingin mengakhiri ini dengan baik, maka saya harus menjaga kondisi setidaknya sampai akhir musim nanti," tutur dia menambahkan.
Kesunyian yang dialami Carrick segera berakhir. Dia, yang biasanya hanya berdiri di atas lapangan dan memberikan umpan tanpa diperhatikan orang, akan beranjak menuju sebuah tempat yang baru. Entah menjadi pelatih, atau menepi sementara dari hingar-bingar sepak bola sembari memikirkan ke mana selanjutnya dia akan melangkah.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, bagi mereka yang memiliki mata jeli, sosok Carrick di sepak bola Inggris adalah sosok yang langka. Maka, kesalahan tersendiri bagi Inggris, ketika semasa Carrick aktif, mereka tidak bisa memaksimalkan kemampuan apiknya.
Andai saja Carrick tidak lahir di Inggris. .