news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tentang Juergen Klopp, Si Spesialis Nyaris

3 Mei 2018 19:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Klopp kala jadi pelatih Dortmund. (Foto: Daniel Roland/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Klopp kala jadi pelatih Dortmund. (Foto: Daniel Roland/AFP)
ADVERTISEMENT
Juergen Klopp sukses membawa Liverpool melangkah hingga final Liga Champions. Tentu saja sebuah prestasi tersendiri, sebab Liverpool bukanlah salah satu tim unggulan di musim ini.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, performa impresif Klopp rutin dinaungi catatan kelam. Hantu-hantu yang membayangi anak asuhnya dan membuat mereka tergelincir di partai final. Betapa tidak, enam kali mentas di partai puncak, hanya sekali Klopp membawa anak asuhnya juara. Maka tak berlebihan jika menganggap dirinya sebagai sosok si spesialis nyaris. Wabah yang kemungkinan besar bisa menjangkit Liverpool saat meladeni Real Madrid di Kiev, 26 Mei mendatang. Agar tidak terlalu berharap pada Klopp, ada baiknya memutar sejenak memori kegagalan pelatih yang lekat dengan gegenpressing-nya itu.
DFB Pokal 2012 (Dortmund 5-2 Bayern Muenchen)
Setelah empat tahun membesut Dortmund, Klopp akhirnya mencapai final pertamanya --sekaligus jadi kemenangan pertama dan terakhirnya di partai puncak. Menjadi lebih spesial karena Bayern Muenchen yang dikalahkan Dormund saat itu. Tak tanggung-tanggung, lima gol berhasil disarangkan Die Borussen --masing-masing sebiji gol dari Shinji Kagawa dan Mats Hummels, plus hat-trick Robert Lewandowski. Sedangkan Bayern cuma mampu membalas sepasang gol melalui aksi Arjen Robben dan Franck Ribery.
ADVERTISEMENT
Liga Champions 2013 (Dortmund 1-2 Bayern Muenchen)
Lagi-lagi, Dortmund meladeni Bayern di babak final. Nah, yang spesial dari pertandingan kali ini adalah pertama kalinya kedua wakil Jerman bersua di partai puncak Liga Champions. Pertandingan juga berjalan sengit karena harus ditentukan hingga menit-menit akhir. Mario Mandzukic membawa Bayern unggul lebih dulu di menit 60. Namun, kedudukan menjadi sama kuat usai Ilkay Guendogan menjebol gawang Manuel Neuer delapan menit berselang. Hingga akhirnya asa Klopp untuk meraih 'Si Kuping Besar' sirna melalui aksi Arjen Robben di menit 89.
DFB Pokal 2014 (Dortmund 0-2 Bayern Muenchen)
Kemenangan 3-0 di Allianz Arena tiga minggu sebelumnya, harusnya bisa membawa Dortmund menang mudah atas Bayern di final DFB Pokal. Akan tetapi itu hanyalah harapan kosong. Jangankan mencetak tiga gol, satu gol saja tak mampu dicetak Marcel Schmelzer dan kawan-kawan. Setali tiga uang dengan Bayern yang juga urung mencetak angka di waktu normal. Namun, pasukan Pep Guardiola tersebut sukses mencetak dua gol di babak tambahan, melalui Thomas Mueller dan Robben. Mau tak mau, Klopp lagi-lagi gigit jari.
ADVERTISEMENT
DFB Pokal 2015 (Dortmund 1-3 Wolfsburg)
Skenario pada edisi kali ini sedikit berbeda. Bayern, sang musuh bebuyutan, sukses dikalahkan Dortmund di babak semifinal melalui babak adu penalti. Secara hitung-hitungan, misi mereka bakal lebih mudah tanpa eksistensi Bayern. Akan tetapi, Wolfsburg yang saat itu sedang bagus-bagusnya jadi lawan Dortmund di partai puncak.
Awalnya terlihat mudah saat Pierre-Emerick Aubameyang membuka kenggulan di menit kelima. Namun, Wolfburg dengan cepat bereaksi. Tiga gol mereka produksi hanya dalam 16 menit dan menutup babak pertama dengan kemenangan Wolfsburg 3-1. Klopp kemudian memasukkan Łukasz Piszczek, Jakub Błaszczykowski, dan Ciro Immobile demi menambah daya gedor timnya. Sayang, torehan gol Dortmund nihil hingga peluit akhir. Mereka harus puas menjadi runner-up untuk keempat kalinya.
ADVERTISEMENT
Piala Liga 2016 (Liverpool 1-4 Manchester City - Adu Penalti)
Nasib sial Klopp kembali berlanjut saat menjadi nakhoda Liverpool, tepatnya di ajang Piala Liga. Kala itu Manchester City jadi lawan mereka di babak final. Semestinya mudah, karena City dua kali mereka bekuk di ajang Premier League dengan skor 4-1 di Etihad Stadium dan 3-0 saat digelar di Anfield. Tapi pasukan Manuel Pellegrini itu tak mudah untuk ditaklukkan di Wembley. The Reds bahkan tertinggal lebih dulu melalui aksi Fernandinho di menit 49, hingga akhirnya Philippe Coutinho mencetak gol balasan tujuh menit sebelum berakhirnya waktu normal.
Namun, tuah Coutinho tak berlaku di babak adu penalti. Pemain yang kini berseragam Barcelona itu menjadi salah satu dari algojo yang gagal menyelesaikan tugasnya, bersama Lucas Leiva dan Adam Lallana. Sementara tiga penendang City, Jesus Navas, Sergio Aguero, dan Yaya Toure, berhasil menunaikan misinya dengan sempurna. Liverpool takluk dengan skor 1-3.
ADVERTISEMENT
Liga Europa 2016 (Liverpool 1-3 Sevilla)
Masih di musim yang sama dengan kegagalan Klopp di babak pamungkas Piala Liga. Liverpool sukses mencapai partai final Liga Europa dengan meyakinkan. Manchester United dan Borussia Dortmund sukses ditumbangkan Roberto Firmino dan kolega di babak 16 besar dan perempat final. Lebih menyeramkan dibanding Sevilla yang 'cuma' menyingkirkan Basel, Athletic Bilbao, dan Shakhtar Donetsk di fase sebelumnya.
Makin berpihak ke Liverpool setelah Daniel Sturridge membuka keunggulan di menit 35. Sayang seribu sayang, gol eks pemain Chelsea tersebut menjadi satu-satunya gol yang dicetak Liverpool pada laga yang dihelat di St. Jakob-Park tersebut. Di sisi lain, Sevilla mencetak tiga gol balasan via satu gol Kevin Gameiro dan dwigol Coke.
ADVERTISEMENT