Tentang Kemungkinan Inter Patenkan Sistem Tiga Bek

29 Agustus 2018 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Inter Milan usai gol Gagliardini. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Inter Milan usai gol Gagliardini. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
ADVERTISEMENT
Inter Milan memulai Serie A 2018/2019 dengan pilu. Hanya satu angka yang mampu mereka hasilkan dalam dua giornata awal.
ADVERTISEMENT
Laga pembuka berakhir pahit lantaran mereka keok dari Sassuolo 0-1 Hasil negatif kembali didapatkan sepekan berselang saat ditahan imbang Torino 2-2 di Giuseppe Meazza. Ironisnya, tim asuhan Luciano Spalletti itu menutup babak pertama dengan keunggulan 2-0.
Dua hasil buruk itu menjadi tamparan keras untuk Inter. Sebab, dengan aktivitas transfer yang apik pada bursa musim panas 2018, Inter dijagokan untuk bisa berbuat banyak.
Muka-muka baru macam Radja Nainggolan, Sime Vrsaljko, dan Stefan de Vrij yang jadi alasannya. Belum lagi dengan Keita Balde, Matteo Politano, Lautaro Martinez, dan juga Kwadwo Asamoah yang juga terdaftar sebagai personel anyar Nerazzurri.
"Kami tahu kami memiliki tim yang kuat dan kami bisa melakukannya dengan sangat baik,” kata De Vrij kepada Sky.
ADVERTISEMENT
Inter yang baru mengemas satu angka kini harus puas bertengger di peringkat ke-11. Bandingkan dengan Juventus dan Napoli yang sukses menyapu bersih dua laga awal. Begitu juga dengan Roma yang sudah mengemas empat poin.
Inter memang masih lebih baik dari Milan dan Lazio yang torehan poinnya masih alpa. Di sisi lain, kedua tim itu menjalani jadwal yang relatif sulit. Milan yang baru melakoni laga pertama terpaksa takluk dari Napoli. Sementara, Lazio jadi korban Napoli dan Juventus dalam dua laga awal. Bandingkan dengan Inter yang 'hanya' berhadapan dengan tim sekelas Sassuolo dan Torino.
“Tetapi kami juga tahu kami harus melakukan lebih dari apa yang telah kami lakukan di dua pertandingan terakhir," lanjut bek asal Belanda tersebut.
ADVERTISEMENT
Andrea Belotti merayakan gol Torino ke gawang Inter Milan. (Foto: Miguel Medina/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Andrea Belotti merayakan gol Torino ke gawang Inter Milan. (Foto: Miguel Medina/AFP)
Spalletti bukannya tak melakukan perombakan setelah kegagalan di pekan pertama. Selain langsung menurunkan Ivan Perisic, mantan nakhoda Roma itu mengubah pakem 4-2-3-1 dan beralih ke skema tiga bek.
Hasilnya tak buruk-buruk amat. Dengan bantuan sepasang wing-back, arus serangan sayap Inter semakin intens, meski belum cukup tajam. Sayang, buruknya koordinasi lini belakang membuat gawang Samir Handanovic kebobolan sepasang gol dalam rentang waktu 13 menit. Namun, De Vrij menolak anggapan bahwa sistem tiga bek adalah pangkal dari buruknya koordinasi antarpemain tadi.
“Pertahanan dengan tiga atau empat bek? Itu sama saja bagi saya, tahun lalu saya selalu bermain dengan tiga bek jadi saya terbiasa dengan formasi itu," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Transformasi pakem memang jadi salah satu jalan untuk merenovasi buruknya performa tim. Contohnya adalah apa yang dilakukan Antonio Conte saat membawa Chelsea menjuarai Premier League dua musim lalu.
Kebetulan, Spalletti didukung dengan skuat yang mumpuni untuk menerapkan skema tersebut. De Vrij misalnya, sudah terbiasa menjadi pilar dalam format tiga bek yang diusung Simone Inzaghi di Lazio.
Selain itu, Asamoah yang bisa bermain sebagai bek sayap serta gelandang bakal memberikan dampak signifikan dalam pergantian formasi Spalletti nanti. Perkara berhasil atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.