Torino Kandaskan Perlawanan Sepuluh Pemain Inter

28 Januari 2019 2:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lautaro Martinez (kiri) berebut bola dengan Armando Izzo. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Lautaro Martinez (kiri) berebut bola dengan Armando Izzo. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lawatan ke Turin berakhir pahit untuk Internazionale. Menghadapi Torino di Stadio Olimpico Grande Torino dalam laga Serie A pekan ke-21, Senin (28/1/2019) dini hari WIB, Inter kalah tipis 0-1. Gol tunggal Torino dicetak oleh Armando Izzo.
ADVERTISEMENT
Kekalahan ini tak membuat posisi Inter di klasemen berubah. Mereka tetap di urutan ketiga dengan 40 poin. Sedangkan, untuk Torino hasil ini membawa mereka ke posisi 10 klasemen sementara.
***
Baik Inter maupun Torino menggunakan pakem dasar 3-5-2 pada pertandingan ini. Bagi Torino, ini bukan hal mengejutkan karena selama ini 3-5-2 memang jadi andalan mereka. Namun, tidak dengan Inter. Ini adalah kali pertama mereka bermain dengan pakem tersebut.
Inter menduetkan Mauro Icardi dengan Lautaro Martinez di depan. Matias Vecino, Marcelo Brozovic, dan Joao Mario menjadi trio di sentral lapangan dengan diapit Dalbert dan Danilo D'Ambrosio. Di belakang, Stefan de Vrij, Joao Miranda, dan Milan Skriniar berjaga di depan Samir Handanovic.
ADVERTISEMENT
Kesamaan formasi yang digunakan membuat kedua kesebelasan awalnya kesulitan untuk mencari celah. Inter memang berinisiatif untuk menguasai bola terlebih dahulu tetapi upaya mereka selalu kandas karena para pemain Torino mampu menunjukkan kedisiplinan dan agresivitas dalam menahan pergerakan pemain Inter.
Pertandingan baru berjalan cukup terbuka selepas 15 menit. Perbedaan kualitas pemain membuat Torino begitu rentan melakukan kesalahan-kesalahan individual dan inilah yang dimanfaatkan oleh Inter. Antara menit ke-15 dan 20 Inter mendapat sedikitnya tiga peluang emas karena kesalahan pemain Torino tadi. Sayang, semua mentah, baik di tangan Salvatore Sirigu maupun kaki Nicolas N'Koulou.
Permainan Inter justru memburuk setelah itu karena dari serangan mereka banyak lahir turnover. Torino memanfaatkan ini dengan melakukan serangan balik cepat dari sisi sayap. Upaya-upaya ini tak berbuah hasil secara langsung. Namun, dari sini lahirlah sepak pojok yang berujung pada gol Armando Izzo. Izzo mengungguli De Vrij dalam duel udara untuk menanduk umpan Cristian Ansaldi.
ADVERTISEMENT
Inter menghabiskan sisa babak pertama dengan menggempur pertahanan Torino. Namun, alih-alih gol, mereka justru mendapat satu kartu kuning atas nama Dalbert. Bek asal Brasil itu diberi ammonito oleh wasit karena mengasari Ansaldi. Dengan demikian, Inter harus masuk ruang ganti dengan kondisi tertinggal satu gol.
Armando Izzo merayakan gol ke gawang Inter. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Armando Izzo merayakan gol ke gawang Inter. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
Inter menghabiskan sepuluh menit pertama babak kedua dengan mengulangi cara mereka bermain di babak pertama. Akan tetapi, setelah itu Luciano Spalletti membuat sebuah perubahan radikal. Radja Nainggolan dimasukkan untuk menggantikan Miranda. Formasi Inter pun berubah dari 3-5-2 menjadi 4-3-1-2.
Perubahan tersebut memang membantu Inter, terutama dalam membangun serangan. Akan tetapi, Inter tidak pernah benar-benar bisa menebar ancaman serius kecuali lewat tendangan jarak jauh. Nainggolan melakukan ini, pun begitu dengan Matteo Politano yang masuk belakangan. Namun, upaya kedua pemain ini nihil hasil.
ADVERTISEMENT
Pada menit-menit akhir laga Antonio Candreva dimasukkan Spalletti untuk menggantikan Vecino. Namun, mantan pemain Udinese dan Juventus itu tak mampu berbuat banyak. Serangan Inter tetap monoton dan dengan mudah dihalau oleh barisan belakang Torino yang bertahan di kedalaman. Rasa frustrasi Inter akhirnya berbuah kartu merah untuk Politano dan kegagalan mencetak gol penyama kedudukan.