VAR di Liga Champions: Parasut untuk para Wasit

7 Februari 2019 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Review VAR di laga Nigeria vs Islandia. Foto: Reuters/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Review VAR di laga Nigeria vs Islandia. Foto: Reuters/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Pekan depan fase gugur Liga Champions musim 2018/19 akan dilangsungkan dan di sana Video Assistant Referee (VAR) bakal mulai diimplementasikan. Ketua Komite Wasit UEFA, Roberto Rosetti, mengatakan bahwa di Liga Champions nanti VAR hanya akan digunakan sebagai 'parasut' untuk para wasit yang bertugas.
ADVERTISEMENT
Pada awal musim ini Presiden UEFA Aleksander Ceferin memilih untuk tidak menggunakan VAR di kompetisi antarklub Eropa. Keputusan tersebut ketika itu memang cukup mengejutkan. Pasalnya, Ceferin sebelumnya pernah berkata bahwa implementasi VAR di asosiasinya akan bergantung pada kesuksesan teknologi tersebut di Piala Dunia 2018.
VAR dianggap sukses di Piala Dunia 2018. Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina, saat itu mengklaim bahwa, berkat bantuan VAR, akurasi keputusan wasit meningkat dari 96% menjadi 99,3%. Akan tetapi, sejumlah insiden di Piala Dunia jugalah yang kemudian membuat Ceferin tidak sepenuhnya teryakinkan.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin. Foto: Paul FAITH / AFP
Setelah mendapat desakan dari sejumlah klub peserta Liga Champions, Ceferin akhirnya melunak. Meski demikian, tetap saja ada kekhawatiran terkait penggunaan VAR di kompetisi terelite Benua Biru tersebut. Kekhawatiran itu, tak lain, berasal dari cukup maraknya kontroversi yang ditimbulkan VAR di kompetisi domestik.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya ada di pertandingan Serie A pekan ke-21 antara Chievo dan Fiorentina. Ketika itu wasit membatalkan gol Emanuele Giaccherini yang secara kasatmata terlihat sah. Namun, VAR membuat gol itu dianulir karena ketika kiper La Viola, Alban Lafont, melakukan tendangan gawang ada seorang pemain Chievo yang kakinya menginjak garis kotak penalti.
Laga itu adalah bukti bahwa VAR bisa jadi membuat sepak bola jadi terlalu saklek. Di sisi lain, ada beberapa wasit yang enggan meminta bantuan VAR meski ada kejadian yang meragukan seperti pada pertandingan Real Madrid vs Real Sociedad.
Pada pertandingan itu, Vinicius Junior diganjal kiper Geronimo Rulli di kotak terlarang, tetapi wasit bergeming. Jangankan menunjuk titik putih, menengok layar VAR pun tidak. Pelatih Madrid, Santiago Solari, pun marah besar seusai pertandingan yang dimenangi Sociedad dengan skor 2-0 itu.
ADVERTISEMENT
Presiden Juventus dan Ketua ECA, Andrea Agnelli. Foto: AFP/Miguel Medina
Hal-hal ini dipahami betul oleh Rosetti. Walau demikian, mantan wasit Serie A itu tidak mau berkomentar banyak soal insiden di kompetisi domestik. Rosetti hanya bisa berkata bahwa di Liga Champions nanti, VAR bakal diprioritaskan untuk mengecek ulang kejadian serius.
"Aku tidak mau masuk ke ranah domestik. Aku cuma mau menggarisbawahi bahwa kita semua perlu kembali ke muasal dari proyek ini. Kita memerlukan intervensi untuk kesalahan serius yang terjadi dengan jelas," kata Rosetti seperti dikutip dari Reuters.
"Kami ingin bukti yang jelas, gambar yang jelas, terutama dari insiden serius yang tidak tertangkap mata wasit. Tujuan utamanya dari sini adalah supaya wasit bisa membuat keputusan secara konsisten."
ADVERTISEMENT
Menurut Rosetti, nantinya untuk kejadian-kejadian seperti offside dan apakah pelanggaran terjadi di dalam atau luar kotak penalti, rekomendasi dari pengawas VAR sudah cukup untuk menentukan keputusan wasit. Namun, untuk kejadian yang butuh penafsiran seperti handball atau pelanggaran, wasit sendirilah yang harus mengeceknya via monitor.
"VAR harus menjadi semacam asuransi bagi wasit, menjadi parasut bagi mereka. Harapanku, di 31 pertandingan nanti wasit tidak perlu intervensi. Akan tetapi, jika sesuatu terjadi, kami semua harus siap," tutup pria 51 tahun tersebut.