Yang Muda yang Berkarya di Hoffenheim

20 September 2018 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih termuda Liga Champions, Julian Nagelsmann. (Foto: Reuters/Gleb Garanich)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih termuda Liga Champions, Julian Nagelsmann. (Foto: Reuters/Gleb Garanich)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi Hoffenheim, Liga Champions 2018/19 terasa begitu spesial. Pasalnya, ini adalah kali pertama mereka bisa mentas di fase grup turnamen antarklub paling elite di Eropa itu. Yang lebih spesial lagi, keikutsertaan mereka ini sudah membuahkan dua rekor berbeda.
ADVERTISEMENT
Musim lalu, Hoffenheim sebenarnya punya kans emas untuk menembus fase grup Liga Champions. Akan tetapi, mereka terhenti di babak play-off. Menghadapi Liverpool yang akhirnya keluar sebagai finalis, Hoffeheim takluk 3-6 dalam dua leg.
Kini, Hoffenheim tak lagi harus melewati babak tersebut. Sebab, di Bundesliga musim 2017/18 mereka finis di urutan ketiga dan itu berarti secara otomatis mereka berhak untuk tampil langsung di fase grup. Pertandingan pertama pun dilalui klub berjuluk Die Kraichgauer itu dengan cukup baik.
Bertandang ke Metalist Stadium yang merupakan kandang Shakhtar Donetsk, Hoffenheim pulang dengan satu angka. Pada laga yang berakhir imbang 2-2 itu Hoffenheim bahkan bisa unggul dua kali lewat gol dari Florian Grillitsch dan Havard Nordtveit. Selain satu poin perdana itu, Hoffenheim juga mencatatkan dua rekor lain.
ADVERTISEMENT
Rekor pertama dipegang sang trainer, Julian Nagelsmann. Pada laga yang digelar Rabu (19/9/2018) malam WIB tersebut, Nagelsmann resmi mencatatkan rekor sebagai pelatih termuda Liga Champions sepanjang masa di usia 31 tahun dan 58 hari. Nagelsmann mengalahkan rekor Viktor Goncharenko asal Belarusia yang dibukukan pada 2008.
Goncharenko sendiri saat ini merupakan pelatih klub peserta Liga Champions lain, CSKA Moskva. Akan tetapi, ketika mencatatkan rekor itu, dia berstatus sebagai pelatih BATE Borisov. Pada laga melawan Real Madrid tanggal 7 September 2008, Goncharenko berusia 31 tahun dan 99 hari.
Keberadaan Nagelsmann di daftar pelatih termuda Liga Champions ini menjadi penegas kehebatan Jerman sebagai produsen pelatih berbakat. Sebab, di urutan keempat daftar tersebut, ada satu nama lain yang juga baru musim ini turun di Liga Champions. Dia adalah Domenico Tedesco, pelatih Schalke, yang berusia 33 tahun dan 6 hari saat memimpin skuatnya menghadapi Porto, Rabu (19/9) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, Tedesco dan Nagelsmann sebenarnya berasal dari satu angkatan di kursus kepelatihan Hennes Weisweller Akademie. Saat itu, Tedesco berhasil keluar sebagai lulusan terbaik dan Nagelsmann ada persis di bawahnya. Satu fakta unik lainnya, laga pertama Tedesco juga berakhir dengan hasil imbang.
Sementara, rekor kedua dicatatkan oleh Reiss Nelson, remaja Inggris yang dipinjam Hoffenheim dari Arsenal. Pada laga melawan Shakhtar itu, Nelson dimainkan Nagelsmann sebagai pemain pengganti di menit ke-85. Di situ, Nelson yang berusia 18 tahun dan 283 hari itu mencatatkan rekor sebagai pemain Inggris termuda kedua yang bermain di Liga Champions.
Nelson hanya kalah dari Jadon Sancho yang melakoni debut Liga Champions-nya pada Rabu (19/9) dini hari WIB di usia 18 tahun dan 177 hari. Sama halnya dengan Nelson, Sancho pun melakukan itu untuk klub Jerman, tepatnya Borussia Dortmund. Kendati begitu, nasib Sancho lebih baik karena tak seperti Hoffenheim, Dortmund sukses memetik kemenangan di laga perdana menghadapi Club Brugge asal Belgia.
ADVERTISEMENT
Di Liga Champions kali ini, Hoffenheim tergabung dalam grup yang relatif sulit. Selain Shakhtar, mereka juga tergabung dengan Manchester City dan Olympique Lyonnais di Grup F. Dengan hasil imbang yang mereka raih di markas Shakhtar, Hoffenheim berhak duduk di urutan dua klasemen sementara, di bawah Lyon yang berhasil menjungkalkan City di Etihad Stadium.