5 Makanan Sehat yang Kerap Dikonsumsi dengan Cara Salah

25 November 2018 10:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan sedang mengkonsumsi makanan sehat.   (Foto:  Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan sedang mengkonsumsi makanan sehat. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Makanan sehat memang memiliki segudang manfaat dan khasiat bagi tubuh. Sayangnya, ada beberapa jenis makanan yang sering dikonsumsi dengan cara yang salah, sehingga mengurangi bahkan menghilangkan kadar nutrisinya.
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis makanan tersebut sering kita jumpai, bahkan mungkin menjadi makanan pokok yang wajib dikonsumsi sehari-hari. Ingin tahu apa saja? Yuk, simak ulasannya seperti yang dikutip dari Eat This berikut ini.
1. Apel
Ilustrasi Jus Apel (Foto: Dok. Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jus Apel (Foto: Dok. Wikimedia)
Apel merupakan salah satu jenis buah yang selalu hadir dalam daftar makanan sehat. Tak heran, soalnya buah berwarna merah ini mengandung kadar vitamin yang bisa menyehatkan tubuh. Sayangnya, kadar vitamin tersebut akan hilang jika kamu mengupas bagian kulit apel.
“Kulit apel kaya akan nutrisi seperti serat dan antioksidan,” ungkap Pakar Nutrisi dan Kesehatan di Yummly, Edwina Clark.
Oleh karena itu, jika kamu mengupas buah apel maka akan kehilangan beragam manfaat kesehatan seperti, peningkatakan pemenuhan gizi harian hingga pengurangan peradangan.
ADVERTISEMENT
2. Kacang
Ilustrasi kacang mede (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kacang mede (Foto: Thinkstock)
Banyak dari kita percaya bahwa mengonsumsi kacang-kacangan mentah baik untuk kesehatan. Ternyata anggapan tersebut tidaklah tepat, soalnya menurut Dr. Raymond Tolmos, seorang pakar kesehatan di Miami, menyebutkan bahwa kacang mentah mengandung anti-nutrisi seperti lektin dan asam fitat yang bisa menyebabkan irtitasi pada usus.
Sebaliknya, untuk mengurangi kandungan anti-nutrisi tersebut, Dr. Raymond menyarankan kita untuk merendam dan mengeringkan dahulu kacang sebelum dikonsumsi.
“Misalnya merendam kacang walnut dan kacang tanah selama 12 jam, almond selama 7 jam, dan kacang mete selama 4-6 jam. Setelah direndam, keringkan dalam oven dengan suhu 150 Fahrenheit,” tambah Dr. Raymond.
3. Bayam
Ilustrasi bayam (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayam (Foto: Thinkstock)
Sama seperti kacang, bayam juga harus dimasak dahulu sebelum dikonsumsi, lho. Menurut Dr. Raymond Tolmos, memasak bayam bisa menurunkan asam oksalat dan bisa meningkatkan kadar vitamin A dan E, protein, serat, seng, kalsium, dan zat besi.
ADVERTISEMENT
“Jika kamu tak ingin memasaknya, coba kombinasikan bayam tersebut dengan sayuran atau buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk. Alasannya, agar tubuh kamu bisa menyerap zat besi yang ada di dalam bayam,” kata Dr. Raymond.
4. Bawang putih
Ilustrasi bawang putih (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bawang putih (Foto: Shutter Stock)
Siapa di antara kamu yang sering memotong atau mencincang bawang putih beberapa detik sebelum dimasukkan ke dalam wajan? Jika iya, sebaiknya tunggu 5-10 menit sebelum dimasak, ya!
Soalnya bawang putih mengandung senyawa alisin atau sejenis senyawa aktif yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan menurunkan risiko kanker paru-paru. Nah, senyawa aktif ini akan muncul jika kamu mencincang dan mendiamkan bawang putih selama beberapa menit.
“Sebaliknya jika kamu langsung memasaknya, maka dikhawatirkan senyawa aktif tersebut tidak akan muncul,” ungkap Dr. Raymond.
ADVERTISEMENT
5. Pisang
Ilustrasi pisang (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pisang (Foto: Thinkstock)
Pisang merupakan salah satu makanan sehat yang mudah dibawa kemana-mana. Ternyata, salah satu cara terbaik untuk mengkonsumsi buah ini adalah mengombinasikannya dengan jenis makanan lain.
“Jangan pernah makan pisang secara polos. Sebaliknya, tambahkan beberapa jenis lemak seperti mentega almond untuk membantu memetabolisme kandungan gula yang ada pada pisang,” kata pakar kesehatan dan kebugaran, Dr. Daryl Gioffre.